Patah hati membawa Russel menemukan jati dirinya di tubuh militer negri. Alih-alih dapat mengobati luka hati dengan menumpahkan rasa cintanya pada setiap jengkal tanah bumi pertiwi, ia justru diresahkan oleh 'Jenggala', misinya dari atasan.
Jenggala, sosok cantik, kuat namun keras kepala. Sifat yang ia dapatkan dari sang ayah. Siapa sangka dibalik sikap frontalnya, Jenggala menyimpan banyak rahasia layaknya rimba nusantara yang membuat Russel menaruh perhatian khusus untuknya di luar tugas atasan.
~~~~
"Lautan kusebrangi, Jenggala (hutan) kan kujelajahi..."
Gala langsung menyilangkan kedua tangannya di dada, "dasar tentara kurang aj ar!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua puluh ~ Hidup memang lucu
Ada detik dimana Russel merasa waktu semakin lambat. Entahlah, dan semakin kencang saja teman-teman dan sepupunya menjadikannya bahan bullyan.
"Lo nyium bau ngga njirr?" tanya Panji pada Ryu.
"Bau apa, siomay?" tanya Panji, Kalingga tertawa kecil diantara puluhan bahkan mungkin ratusan tamu undangan yang berjajar mengantre hanya untuk menyapa dan mengucapkan selamat menempuh hidup baru.
"Bau kebakar..." tawa Panji lagi membuat Russel mendorong kepalanya, "terus aja nyet. Lagian itu udah lama banget."
"Ah engga banget kali Sel, baru berapa taun ya, guys? Baru lah baru..." tanya Kinara teman mereka, "tapi tenang Sel, gue siap kok jadi pelampiasan lo dari bu Ayunda..." godanya membuat mereka kembali meledakan tawanya.
"Maksud Lo samsak tinju Russel?" tanya Ryu.
Gala mencoba menyesap alat vape, namun karena tak bisa ia tersedak untuk pertama kalinya, merasa dadanya justru dipenuhi aroma manis strawberry yang engap, uhuukk...uhukkk "aduhh!" dan ia butuh....air mineral. Sejenak ia jadi ingat Russel, karena biasanya lelaki itu yang selalu siap sedia memberinya air mineral dua hari kemarin.
Gala beranjak dan memasukan kembali alat vapenya ke dalam clutch, kemudian masuk ke dalam gedung mencari air minum demi meredakan sesaknya.
"Sorry, permisi..." ia membelah antrean menuju stand air minum. Dan langkahnya itu tak sengaja menyenggol Russel cs meski Gala tak berniat untuk melirik siapapun memilih menunduk saja sambil berjalan lurus. Seperti--lantai balai komando ini lebih bagus dibanding orang-orang yang hadir.
Panji dan Kalingga yang sempat tersenggol menyingkir. Russel melihatnya, ada senyum yang terulas namun belum sempat memanggil, Gala sudah keburu berjalan cepat setengah berlari.
Antrean bergerak maju, lalu yang terjadi, Eaaaaaa! Riuh tinggi terjadi di atas sana, seramai suara ribut suporter bola. Dimana Russel menghormat singkat pada mayor Irianto, dan Aziz justru menghormat padanya.
Bukan Russel saja yang merasa canggung dan terkejut namun semuanya, termasuk Ayunda sendiri.
Oke, kita jabarkan keterkejutan mereka disini. Russel cukup dibuat canggung bertemu bu Ayunda, bukan karena perasaannya masih ada atau berkembang kembali. Namun karena sikap konyolnya dulu yang membuat dirinya sedikit dilanda malu.
Ayunda, ia cukup dibuat terkejut saat Russel menghormat pada papanya, namun sang suami justru menghormat pada mantan muridnya itu.
Sementara para wayang golek di samping Russel terkejut dengan kenyataan yang mereka sadari itu.
An jinggggg! Panji dan Ryu benar-benar sudah dibuat berteriak-teriak.
"Ini gimana konsepnya sih an jingg?!" tanya Pandu menepuk jidatnya sendiri.
"Bu Ayunda boleh nyesel ngga sih nolak Russel?" tanya Deanita.
"Boleh banget De...wajar, bahkan kalo seandainya pingsan juga dimaklumi." Angguk Kinara disetujui Andrew, mereka sedang menikmati santap sajian dan duduk di barisan dekat dengan podium wedding band.
Russel tak mengantre makan, ia hanya mengambil siomay dan potongan buah saja sebab merasa tidak begitu lapar. Patut Russel merasa di atas angin sekarang sebab kejadian barusan.
"Wibawa lo jaga Sel, ngga usah sampe bikin idung kembang kempis kaya lubang cacing gitu." Cibir Kalingga.
Ryu tertawa diantara kunyahannya, ia sampai menepuk-nepuk dadanya tersedak, "udah gue bilang, emang paling bener dateng. Seenggaknya bisa benerin nama baik yang sempet Lo acak acak sendiri waktu SMA."
Russel dapat tertawa sekarang, "ya Lo nya aja pada bang kee. Gue udah lama move on juga, masih aja."
Sementara matanya sejak tadi selalu mencuri pandang mengedar mencari keberadaan seseorang.
"Tadi amplopnya Lo namain ngga Sel? Isinya berapa, harusnya kasih boom juga, makin aja mp ditinggalin lakinya buat kejar mantan murid." Ujar Kinara.
"Si alan." Umpat Pandu.
"Lo liat tadi cewek yang nyenggol ngga, Ga? Cantik eyy..." kekeh Panji pada Kalingga, "pake baju sage?" adik Sagara itu mengangguk setuju, "iya."
Namun tak lama suara empuk nan renyah pembawa acara mempersilahkan untuk para tamu undangan atau pemilik hajat untuk merequest lagu, bahkan memberikan panggung untuk siapapun yang sukarela dan menginginkannya.
Dan tawaran itu berbalas dari pelaminan, dimana Ayunda sudah memanggil-manggil Kalingga dan Panji untuk naik ke panggung dan mempersembahkan lagu.
"Mamposs kan, tuh."
"Oh, mantan murid dari mempelai wanita ya, siapa kak?" tanya si pembawa acara.
"Kalingga? Panji?" suaranya lantang menyebutkan kedua nama itu, salahkan keduanya, tidak...tidak....namun memang cucu cucu Ananta ini memang selalu menjadi pusat perhatian, di bidangnya masing-masing. Termasuk Panji dan Kalingga yang selalu mengisi band sekolah.
Sementara Ryu dan Russel lebih ke arah kegiatan pertandingan adu gengsi di bidang olahraga.
"Ditemani oleh Jenggala, adik dari mempelai pengantin."
Gala yang tengah menyuapkan es krim menoleh dengan alis yang naik tinggi ke arah panggung, bergantian pada sang kakak yang sudah bertepuk tangan.
"Jenggala? Iya Jenggala..." ucap sang pembawa acara yang mendapatkan anggukan membenarkan dari pengantin.
"Buat kak Jenggala, adik mempelai pengantin, dimintai bawain lagu."
Russel dibuat tak percaya sekaligus tertarik, sebab kini pencariannya dibantu oleh moment ini. Sosok Gala tertangkap penglihatan.
"Lo aja Ga..." pinta Panji digidiki Kalingga, "ogah. Lo aja...gue lagi makan." Kalingga segera merebut potongan buah milik Russel, "si be go."
"Anj..." Panji melayangkan tangannya di udara dan terhenti begitu saja saat pandangan semua orang menyerangnya.
Tepukan tangan menggema siap menyambut keduanya. Begitupun Gala yang dipaksa oleh om Cikal dan om Zaid yang kebetulan memang berada bersama Gala.
Panji sempat tertegun melihat Gala, begitupun kini langkah keduanya menjadi pusat perhatian termasuk Russel sendiri yang tak sedetik pun tak melihat Gala.
"Cieeee!"
"Wooo!"
"Sikat Njiii!" teriak Pandu ditertawai yang lain.
"Widihhh, cantik. Dia pake..." tunjuk Deanita.
"Tatto, keren...minta kenalan ah gue. Adeknya Bu Ayunda gaess .." timpal Andrew.
Disana Gala dan Panji berdiri bersampingan. Berdiskusi dengan permintaan sang pengantin. Nampak Ayunda yang begitu senang melihat permintaannya dipenuhi oleh Gala dan Panji.
"Itu tattoo ya ampun. Jenggala!" Papa Irianto mengelap keringatnya yang mengalir dari garis wajahnya.
Om Syahril dan Tante Audi pun turut senang melihat Gala naik, namun tatapan mengawasi dan kesan getir seolah ditinggalkan dari sorot mata Aziz, tatapnya tak berpindah dari adik ipar yang nampak....cantik sekali.
"Cieeeee!" kembali seruan itu bergema saat Panji dan Gala terlihat terkekeh bersama.
Russel berdehem, "buruan Nji! Ngga usah nanya nomor dulu, ntar aja di bawah!" teriak Russel membuat Gala mengedarkan pandangannya pada sumber suara.
Dan Russel justru melambaikan tangannya pada Gala yang tersenyum, membuat Kalingga dan Ryu menatapnya heran.
"Lo kenal, Sel?" tanya Deanita.
"Oh iya. Itu..."
Ryu baru menyadari sesuatu, "an jing. Itu cewek yang di foto bukan?"
Russel mengangguk dengan bangganya, namun kemudian tawa tercipta, "segitunya Lo Sel? Anj irrrr...gue kira udah beneran move on, kakaknya ngga dapet, adeknya lo embat?"
"Parah." geleng Kalingga, "udah buat gue aja atau Panji."
"Ck. Ngga gitu konsepnya." Bela Russel, ia bahkan baru tau sekarang jika Gala adalah adik bu Ayunda. Sementara rasa nyaman dan perhatian serta kepedulian itu ia rasakan sejak---entahlah, sebelumnya.
Seiring dengan Panji yang sudah memetik senar gitar bass sementara Gala memetik senar gitar melodi bersisian menyanyi bersama saling melengkapi.
Woahhhh!!! Tepukan tangan mengisi setiap sudut gedung.
"Lala!!" Seru tante Rene dan Tante Mirna.
Gala mengedip dan memberikan tanda lovenya pada kedua istri rekan papa itu, namun justru mengundang suitan para tamu lelaki termasuk Ryu yang telah bersuitan, "Sel, lo udah ambil start belum? Minta nomornya, punya ngga?"
"Enak aja Lo ngomong."
"Daripada sama lo, cuma dijadiin pelampiasan karena ngga dapet kakaknya."
Russel sempat tertohok dengan ucapan dari kembarannya itu. Bagaimana jika Ryu benar, rasa nyaman dan tertariknya itu karena Gala adalah adik dari bu Ayunda?
Di depan sana, Gala cukup nyaman memainkan gitarnya dan sesekali menimpali suara Panji, yang dimana keduanya sudah terbiasa tampil di depan umum begini. Meski Panji kini seorang perwira.
"Cocok ya, itu mantan murid aku pa. Panji namanya, kalo ngga salah tentara juga, tapi baret ungu."
Papa Irianto hanya menarik kedua alisnya acuh tak acuh.
Bukan papa namun mama yang bersuara, "Lala mau ambil S2 dulu katanya, biar puas aja dulu main sama cari ilmu."
.
.
.
bukan ajijah
lanjut
sebel😐 gini aja baru sadar klo jadi duri dlm pernikahan
sabar ya mah mengikhlaskan semua itu memang sulit tp dituntut harus kuat jg buat anak"