Saat tragedi mengambil jiwanya, Syifa menemukan dirinya yang masuk ke dunia novel sebagai seorang antagonis yang secara obsesif mengejar protagonist pria bahkan berencana untuk menghancurkan hubungannya dengan sang kekasih.
Pada akhirnya dia akan mati terbunuh karna alur itu, oleh sebab itu untuk menghindarinya, dia selalu menghindari pria itu.
Namun bagaimana jika tiba-tiba alurnya berubah, pria itu malah memperhatikannya..
"Tidak! ini tidak ada dalam plot!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aplolyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Syifa merasa sangat lelah, meski begitu, dia tetap harus menarik koper biru langitnya bersama dengannya.
Hari itu dia telah melakukan perjalanan bisnis selama hampir sebulan dan bisa tidur dengan nyenyak.
“Dasar pria tua botak dan gendut! Dia benar-benar brengs*k yang sesungguhnya,” keluh Syifa begitu membaringkan diri di kasur hotel yang dia tempat sekarang.
Memori di otaknya memutar kembali bagaimana bos nya mengejek bahwa dia sama sekali tidak berguna karna tidak bisa minum minuman alkohol.
Pada saat itu, Syifa yang tidak pernah minum anggur akhirnya meneguknya dan membuatnya harus muntah setelah pertemuan malam itu.
Bahkan setelah itu, para petinggi itu masih mencoba meraba-raba paha nya yang mulus.
“Menjijikkan, semoga kalian semua masuk ke neraka yang panas itu!,” ucapnya lagi.
Setelah sepersekian detik, akhirnya Syifa tersenyum.
“Tidak papa, setidaknya proyek akan berjalan dengan baik dan aku bisa pulang untuk melepas rindu pada Hansen..”
Di masa lalu, keluarga Syifa berantakan, orang tuanya meninggal lalu kakak lelakinya pun menghilang entah kemana, bukan sampai disitu saja karna kenyataannya nasib buruk selalu saja mengikuti Syifa.
Untung saja ada Hansen yang tidak pernah meninggalkannya, dia bahkan tidak keberatan jika dirinya tidak punya apa-apa.
Pada akhirnya merekapun menikah dan memiliki keluarga sederhana.
“Yes! Akhirnya besok aku bisa pulang dan memeluknya!,” membayangkannya saja sudah membuat Syifa bersemangat.
...***...
Esok harinya matahari begitu terik ketika Syifa dan bos nya sampai di bandara untuk pulang.
“Kau tidak ketinggalan barang apapun, kan?,” tanya sang bos dengan wajah jutek yang tidak Syifa suka.
“Ya, dokumennya juga sudah saya bawa,” jawab Syifa.
“Bagus..”
Keduanya pun masuk ke pesawat, dan sesampainya di tujuan mereka langsung berpisah karna sang bos telah berjanji untuk memberi 2 hari libur jika mereka berhasil mendapatkan tanda tangan persetujuan untuk kontrak itu.
Tujuan Syifa hanya satu, pulang ke rumah dan menghabiskan waktu dengan Hansen.
Senyumnya sangat cerah begitu kakinya berdiri di depan pintu apartement yang mereka sewa bersama.
Tangannya dengan cepat membuka pintu, pada saat itulah senyumnya hilang dan terganti dengan raut kebingungan.
Bagaimana tidak? Pandangannya menangkap pakaian yang berserakan di sofa dan lantai hingga berakhir di depan kamar mereka.
Jas, mantel, dasi, kemeja.. Syifa tahu itu pakaian milik Hansen, namun disana ada bra putih, celana dalam yang jelas-jelas milik seorang wanita.
Wajah Syifa seketika menjadi pucat, pikirannya sudah mengambil kesimpulan sendiri, apalagi ketika telinganya menangkap erangan dan bisikan wanita dari dalam sana.
“Uh.. pelan-pelan.. sakit, hei.. pelan-pelan.”
“Kamu sangat indah..,” Suara pria yang menggeram itu terdengar penuh kebahagiaan.
Suara siapa lagi kalau bukan Hansen?
“Pak.. sepertinya istri anda tidak bisa memuaskan anda, ya?”
“Kenapa kau menyebut nama jalang itu?!, jika saja dia bukan wanita yang membuat Kayden muak maka aku tidak akan menikahinya, aku pikir Kayden akan melepaskanku jika aku menikahi benalu yang mengikutinya setiap waktu, tapi siapa sangka dendamnya begitu kuat sampai tidak mempertimbangkan keluargaku, sekarang dia bahkan mencabut fondasi sehingga perusahaanku hampir bangkrut”
Mendengar itu membuat Syifa menggertak giginya, tangannya terkepal kuat lalu dengan tegas dia masuk ke dalam sana.
“Hansen Darael, kau bajingan!”
Tidak tahan lagi, Syifa mengambil sebuah botol minuman dekat pintu yang sepertinya dinikmati oleh keduanya sebelum berhubungan.
Dia pun membantingnya ke bagian belakang kepala Hansen yang sedang menindih wanita yang tak dia kenal.