NovelToon NovelToon
ISTRIKU BADAS

ISTRIKU BADAS

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Paksaan Terbalik / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Romansa / Action
Popularitas:28.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Istri penurut diabaikan, berubah badas bikin cemburu.

Rayno, pria yang terkenal dingin menikahi gadis yang tak pernah ia cintai. Vexia.

Di balik sikap dinginnya, tersembunyi sumpah lama yang tak pernah ia langgar. Ia hanya akan mencintai gadis yang pernah menyelamatkan hidupnya.

Namun ketika seorang wanita bernama Bilqis mengaku sebagai gadis itu, hati Rayno justru menolak mencintainya.

Sementara Vexia perlahan sadar, cinta yang ia pertahankan mungkin hanyalah luka yang tertunda.

Ia, istri yang dulu lembut dan penurut, kini berubah menjadi wanita Badas. Berani, tajam, dan tak lagi menunduk pada siapa pun.

Entah mengapa, perubahan itu justru membuat Rayno tak bisa berpaling darinya.

Dan saat kebenaran yang mengguncang terungkap, akankah pernikahan mereka tetap bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1. Lamaran Tak Terduga

“Tuan, tuan! Keluarga Mandala datang membawa iring-iringan!”

Pelayan itu datang tergopoh-gopoh. Surya dan istrinya, Soraya, saling berpandangan.

“Keluarga Mandala?” ulang Surya tak percaya.

Vega yang tengah melewati ruang tengah sontak berhenti. “Keluarga Mandala? Maksudmu… ayahnya Rayno?”

“Benar, Nona,” jawab si pelayan.

Vega menjerit kecil. “Astaga! Rayno, pria tertampan di kota ini, ayahnya datang ke sini? Aku harus ganti baju! Mereka keluarga terkenal, Pa! Mereka pasti datang dengan tujuan besar!” katanya berbinar sebelum berlari ke kamarnya.

Surya mengangguk cepat. “Cepat sambut mereka, jangan sampai kita dianggap tak sopan.”

Tak lama kemudian, keluarga Mandala memasuki rumah dengan sikap berwibawa.

“Silakan duduk, Tuan, Nyonya, Tuan Muda,” ucap Surya ramah, penuh senyum.

“Terima kasih,” ucap Mandala, lalu duduk, diikuti Kahyang sang istri, dan Rayno, sang putra.

Surya dan Soraya menatap Mandala yang berwibawa, Kahyang yang elegan, dan Rayno yang... dingin.

“Ah, Tuan Mandala, kami sekeluarga merasa sangat tersanjung atas kunjungan Anda. Kalau boleh saya tahu, apa Anda dan keluarga datang ke gubuk kami untuk suatu urusan?” Surya nampak ragu melanjutkan kalimatnya.

Mandala tersenyum. “Maaf jika kunjungan kami mendadak. Maksud kami ke mari adalah untuk melamar putri Tuan Surya,” ucapnya tenang dan berwibawa.

Surya dan Soraya saling berpandangan. Senyum lebar, mata berbinar tak percaya. Namun sebelum Surya sempat bicara—

“Apa?! Tuan Mandala sekeluarga datang untuk melamar saya?” seru Vega yang tiba-tiba muncul, lalu buru-buru duduk di dekat ibunya. “Benarkah?” tanyanya antusias.

Surya tersenyum masam. “Jangan kurang sopan, Ve,” ujarnya pelan memperingati putrinya. Soraya ikut memberi isyarat agar Vega menahan diri.

Soraya tersenyum canggung. “Maaf, putri kami terlalu terkejut.”

Vega tersenyum manis. “Maaf,” ucapnya menunduk sopan, menyembunyikan rasa bahagia sambil melirik Rayno yang tampak begitu memesona di matanya.

Kahyang tersenyum tipis. “Tak apa. Memang salah kami yang datang tanpa kabar terlebih dulu.”

Mandala ikut tersenyum tipis. Namun di balik kesopanan itu, Mandala dan Kahyang tampak kurang bersemangat ketika melihat bagaimana sikap Vega.

Rayno hanya menatap dingin.

Surya kembali angkat bicara. “Terima kasih atas kedatangan dan niat baik Anda. Kami sangat tersanjung dengan lamaran ini.”

“Benar,” timpal Soraya. “Putri kami, Vega, sangat beruntung karena dipilih keluarga Mandala sebagai menantu.”

“Vega?” tanya Mandala dan Kahyang bersamaan.

Rayno tetap diam, seperti patung hidup.

Soraya mengangguk mantap. “Benar. Putri kami bernama Vega Astriana.”

Mandala menatap istrinya sekilas, lalu berkata pelan namun tegas,

“Maaf, tapi kami datang bukan untuk melamar Nak Vega.”

Ia berhenti sejenak, menatap Surya dan Soraya bergantian.

“Kami datang untuk melamar Nak Vexia.”

"Vexia?" Tanya Surya, Soraya dan Vega bersamaan. Raut wajah mereka jelas penuh keterkejutan.

"Benar," Sahut Mandala mantap.

Soraya dan Surya saling melirik, sementara Vega terlihat tak senang. Ia menarik sedikit ujung baju ibunya, memberi isyarat agar Soraya berbicara.

“Maaf, Tuan,” ucap Soraya tersenyum canggung, “tapi sejak kecil Vexia tinggal di desa bersama kakeknya. Ia hanya lulusan SMA. Apa Anda dan keluarga yakin ingin menikahkan putra tunggal Anda dengan gadis desa yang berpendidikan… rendah?”

Ia menyiku suaminya halus agar ikut bicara.

Surya ikut mengangguk. “Benar kata istri saya, Tuan. Vexia dibesarkan di desa, tidak terbiasa bergaul dengan orang-orang terpandang seperti Anda dan keluarga. Beda jauh dengan putri kami yang satu ini.”

Ia menatap Vega dengan bangga. “Vega dibesarkan di kota. Ia berpendidikan, tahu sopan santun, dan pandai membawa diri di hadapan kalangan terhormat. Saya yakin, jika ia menjadi menantu Anda, keluarga Anda tidak akan pernah malu.”

Rayno yang sejak tadi diam, menatap dingin. Ia bersandar di kursinya dengan wajah datar.

"Yang benar saja… kakek menjodohkanku dengan gadis seperti itu? Satu anak desa lulusan SMA, satunya lagi—"

Ia melirik Vega sekilas dari ujung mata. "Pakaian ketat, bedaknya tebal, antara leher dan wajah warnanya beda. Dia pakai bedak, atau topeng?" batinnya sinis.

Mandala dan Kahyang saling melirik, raut wajah mereka berubah tenang tapi tegas.

“Maaf,” ucap Mandala kemudian, “tapi menurut wasiat ayah kami, yang dijodohkan dengan putra kami adalah Nak Vexia.”

Soraya tersenyum, kali ini dibuat semanis mungkin. “Ah, tapi Vega juga putri kandung kami, Tuan Mandala. Bukankah sama saja? Lagi pula, saya khawatir gadis desa seperti Vexia akan mempermalukan keluarga Anda di depan orang-orang terpandang.”

Kahyang hanya menarik napas pelan, sementara Rayno melirik ayahnya seolah meminta kejelasan.

Namun Mandala menatap Surya dan Soraya dengan tatapan tegas. “Kami menghargai kekhawatiran Anda, tapi keputusan ini berdasarkan janji lama. Dan janji keluarga Mandala… tidak bisa diubah.”

Soraya dan Surya saling berpandangan. Senyum di bibir mereka menegang, sementara Vega menunduk menahan amarah, kukunya menggenggam erat ujung rok.

Mandala menegakkan punggungnya, suaranya tenang namun berwibawa.

“Jadi, di mana kami bisa bertemu dengan Nak Vexia?”

Soraya cepat menyahut, nyaris tanpa berpikir.

“Ah, sejak berusia tiga belas tahun, Vexia dibawa oleh kakeknya ke desa. Sejak itu kami tak tahu bagaimana keadaannya sekarang… dan di mana alamat jelasnya.”

Nada suaranya dibuat sesopan mungkin, namun terselip nada harap. Harap agar keluarga Mandala menyerah dengan sendirinya.

Dalam hati, Soraya menjerit getir. "Putriku cantik dan terpelajar, kenapa harus kalah dengan gadis desa itu? Kalau Vega tak bisa masuk ke keluarga Mandala, maka gadis itu pun tidak boleh!"

Vega menggigit bibirnya diam-diam, menyembunyikan rasa kesal. Matanya melirik Rayno, lelaki tampan yang bahkan dalam diamnya pun terlihat berwibawa.

"Kenapa mereka ngotot banget ingin menikahkan putra mereka dengan gadis desa itu?" batinnya panas.

Mandala mengernyit pelan, lalu tersenyum. Senyum yang lebih menyerupai ejekan halus.

“Kalian adalah orang tuanya. Bagaimana bisa tidak tahu di mana keberadaan putri kalian?”

Kahyang menimpali dengan suara lembut namun menohok,

“Dan tadi kalian bilang Vexia hanya lulus SMA. Dari mana kalian tahu itu… jika kalian bahkan tidak tahu di mana dia berada?”

Soraya membeku sesaat. Senyum yang dipaksakan di wajahnya tampak kaku. Surya ikut tertunduk, mencari-cari kata yang aman di antara rasa malu.

“Itu… kami mendengar kabar dari seorang kenalan,” ucap Soraya pelan. “Tapi dia tak mau memberitahu di mana Vexia tinggal. Kami sudah berusaha mencari, tapi… mereka sepertinya tidak ingin ditemukan. Benar begitu, Pa?”

Ia menyiku suaminya pelan.

“Ah, benar. Benar sekali,” sahut Surya tergagap, berusaha mengikuti irama kebohongan istrinya.

Keheningan kembali turun. Tatapan Mandala menajam. Sementara Rayno yang sejak tadi hanya diam bagai patung, akhirnya membuka suara.

“Sepertinya hubungan keluarga kalian… tidak baik.”

Semua kepala menoleh padanya. Suara Rayno terdengar datar, tapi setiap katanya menusuk.

“Bagaimana bisa orang tua tak tahu di mana anaknya. Apalagi anak itu perempuan. Dan kenapa dia tak mau ditemukan? Pasti ada masalah di antara kalian.”

Udara seakan berhenti bergerak. Soraya menelan ludah, Surya memejam sesaat, dan Vega menatap Rayno dengan tatapan tajam bercampur malu.

Mandala menyandarkan punggung, menatap Surya dengan dingin.

“Kami tak bermaksud mencampuri urusan keluarga Anda, tapi kami juga tidak ingin perjodohan ini berdiri di atas kebohongan.”

Suasana ruang tamu berubah tegang. Hening.

Hanya terdengar detak jam dinding yang memecah sunyi.

Dan di balik senyum tipis Soraya, terselip rasa takut yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Tapi ia berusaha tetap tenang, suaranya lembut namun penuh rekayasa.

“Ah… sejak kecil, Vexia memang tidak menyukai saya. Mungkin karena saya hanya ibu tirinya. Apalagi setelah ibunya meninggal, dia makin keras kepala dan sulit diatur. Dia.. jadi liar. Karena itulah kakeknya membawanya ke desa. Padahal, selama ibu Vexia sakit, sayalah yang mengurus semua orang di rumah ini. Saya menyayangi Vexia sama seperti saya menyayangi Vega…”

Soraya berhenti sejenak, menarik napas pura-pura bergetar, lalu menatap Mandala dengan mata berkaca.

“Tapi saya malah sering dicaci, dihina… disebut pelakor.”

Suasana mendadak hening. Semua mata menatap Soraya.

Tiba-tiba—

“Memang kenyataannya begitu, bukan? Kau pelakor.”

Suara itu datang dari arah pintu. Dingin. Tenang. Namun setiap katanya seperti cambuk.

Semua kepala serempak menoleh.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
love_me🧡
tau tu lu Dan lu itu asisten atau mata", beneran ngikutin sampai segitunya hati" tar ketahuan malah berabe
Endang Sulistiyowati
Dani, jangankan kamu penasaran sama ending, aku jg penasaran tau. makanya nungguin up tiap hari...
Rayno, Xia nya pergi ke club. saking kedap suara ruangannya ya, org buka pintu ga kedengeran.
Nana Colen
🤣🤣🤣🤣🤣puas banget ma ekpresi dani ngakak abis thor bacanya...
Hanima
👍👍
septiana
lanjut kak semangat 💪🥰
Anitha Ramto
baca bab ini sambil nyegir gara² Asisten yang Penasaran akut jadi ikutan Gila,kebut²an🤣🤣🤣

jangan ganggu Xia Rayno,,kamu makan saja sendiri masih bersyukur Xia mau nyiapin makan malam,,mungkin Xia lagi istirahat katena lelah....

awas saja jika si Vega berhasil menjebak Vexia
Upi Raswan
xia dah berangkat..lagi seneng2 sama temen2 barunya. tapi aku kok deg2an yaa...jangan sampai sesuatu terjadi padanya ya thor...
partini
ve lagi sibuk ga usah deh ganggu,,wwah wahhh keren tapi masih di bawah aylin sih kalau bawa motor
asih
xia pergi balapan ray cari hiburan biar tak stress 😬 punya suami model kamu itu harus di lawan jadi lemah lembut gemulai tak di respon giliran badas di rindukan
Marsiyah Minardi
Ayolah Othor ,plis jangan sampai si uler keket Vega bertindak duluan merugikan Vexia ya
Abaikan dulu Rayno yang sok jaim gengsi tinggi egonya melangit
Dek Sri
lanjut
Puji Hastuti
Kasian LO Ray 😄😄😄
love_me🧡
Vega datang hanya bikin kisruh saja, bisa" dia main licik masukin sesuatu ke minuman xia & akhirnya malam yg tidak di inginkan akan terjadi
love_me🧡
ini kan yg kamu mau rayno, tak perlu perhatian & dilayani tp justru itu yg membuatmu sakit
love_me🧡
makanya Dan kalau masih amatir jangan coba" nguntit, yg kau kuntit itu ratu jalanan nah kamu 🤔😄😄
anonim
Dani ini asisten pribadi kesannya jadi tidak sopan - merambah ranah pribadi Bos-nya.
Kepo banget sampai mengecek rekaman lain. Bukan urusan Dani - apa yang terjadi diantara Rayno dan Vexia.

Rayno sekarang silahkan menikmati sikap Vexia yang dingin, tak begitu peduli dengan keberadaanmu.

Istri yang dulu begitu ia abaikan - sekarang mengabaikan Rayno.

Vexia masak di dapur - Rayno tertegun - matanya tak berkedip terpaku melihat tampilan istrinya yang sedang memasak.

Rasain - memang enak makan sendiri.
Vexia sudah makan - pemberitahuan lewat kertas - tak mau bicara sama Rayno.

Hari ini gajian pertama Vexia.
Salah satu staf menanyakan janjinya Vexia yang mau traktir makan setelah gajian.

Vexia bilang tak akan ingkar janji.

Vega semakin sirik ajah.
Vega punya rencana jahat apa ini kepada Vexia.

Yang benar motor sport hitam berkilat atau motor sport merah nih Author 😄.
Cicih Sophiana
dulu kamu yg di cuekin Vexia... sekarang Rayno yg kamu cuekin.. rasain kamu Rayno emang enak di cuekin istri... gak di anggap suami
anonim
Kaget kan Rayno mendengar apa yang dikatakan bu Ratri tentang Vexia istri yang tak dianggap tapi bikin hati Rayno tak karuan sekarang.

Dani jadi kepo - menyelidiki Bos-nya yang belakangan ini, sebelum jam kantor berakhir sudah pergi.

Dani mengekor mengikuti mobil Rayno - sayangnya dia tak tahu siapa yang di kejar Rayno. Tak tahu siapa pemilik motor sport.

Rayno, rasakan - Vexia bersikap dingin sekarang.

Dani kaget juga kagum tak percaya - setelah mengecek CCTV kantor ternyata yang membawa motor sport - Vexia.
Cicih Sophiana
sekarang Vixia udah jauh baru nyesel kamu Rayno... dulu aja kamu sia sia tidur pun gak mau satu tempat tidur... so setia sama orang yg kamu sendiri gak siapa dia... nyebelin jadi orang kamu Rayno...
Fadillah Ahmad
Kalau di lihat di Cover, Vexia itu cantik juga ya kak Nana? Pantas saja Bira mencari kesempatan untuk mendekati Vexia. Huh, kalau aku jadi Rayno, aku nggk mau tuh menyia-nyiakan istri Cantik kayak Vexia. Apalagi dia Badas. 😁😁😁 Menyesal, Menyesal deh kamu Rayno. 😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!