NovelToon NovelToon
Putri Modern Pembawa Keberuntungan

Putri Modern Pembawa Keberuntungan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Ruang Ajaib
Popularitas:78.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Azis

Mei Lan, seorang gadis cantik dan berbakat, telah hidup dalam bayang-bayang saudari kembarnya yang selalu menjadi favorit orang tua mereka. Perlakuan pilih kasih ini membuat Mei Lan merasa tidak berharga dan putus asa. Namun, hidupnya berubah drastis ketika dia mengorbankan dirinya dalam sebuah kecelakaan bus untuk menyelamatkan penumpang lain. Bukannya menuju alam baka, Mei Lan malah terlempar ke zaman kuno dan menjadi putri kesayangan di keluarga tersebut.

Di zaman kuno, Mei Lan menemukan kehidupan baru sebagai putri yang disayang. Namun, yang membuatnya terkejut adalah gelang peninggalan kakeknya yang memiliki ruang ajaib. Apa yang akan dilakukan Mei Lan? Yuk kita ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pendaftaran Akademi

Kereta kuda berhenti di depan gerbang besar berwarna merah tua. Di atas gerbang terpasang papan kayu berukir halus bertuliskan Paviliun Angin Timur.

Wei turun lebih dulu dari kudanya, membuka pintu kereta untuk sang ibu dan adiknya. Mei menuruni tangga kecil dengan anggun, diikuti Chen yang tampak kagum memandangi bangunan besar di depannya.

Kediaman itu luas, dikelilingi taman dengan kolam kecil dan pepohonan rindang. Di kejauhan terlihat beberapa paviliun kecil berdiri terpisah namun saling terhubung oleh jalan batu putih.

Seorang pria paruh baya berperawakan tegap segera keluar dari dalam, mengenakan jubah sederhana berwarna abu-abu.

Begitu melihat keluarga Mei, ia menunduk sopan. “Selamat datang, Tuan Muda dan Nona. Saya, Fu Bo, yang ditugaskan untuk mengurus kediaman ini,” katanya dengan suara oenuh wibawa.

Rong tersenyum ramah. “Jadi Anda pengurus yang ditinggalkan oleh pemilik lama, ya?”

Fu Bo mengangguk. “Benar, Nyonya. Keluarga sebelumnya adalah keluarga bangsawan dari selatan. Mereka pindah ke Kekaisaran Bunga Teratai, jadi kediaman ini dijual. Semua sudah saya bersihkan dan siapkan sesuai perintah pembelian Tuan Wei.”

Wei menatap sekeliling, mengangguk puas. “Bagus. Tempatnya luas dan strategis. Dekat pasar dan jalan menuju akademi.”

Fu Bo tersenyum. “Tepat sekali, Tuan Muda. Selain itu, paviliun belakang bisa digunakan untuk berlatih atau dijadikan ruang belajar.”

Chen yang sejak tadi memandang ke sekeliling tiba-tiba berseru pelan, “A-Mei, besar sekali rumahnya!”

Mei menoleh dan tersenyum kecil. “Ya, Chen. Mulai sekarang, ini rumah kita di ibukota.”

Chen mengangguk semangat. “Chen suka!” katanya polos, membuat Dao yang berdiri di belakang menahan tawa kecil.

Tapi Mei melirik tajam sang kakak, membuat Dao terdiam menipiskan bibirnya.

Fu Bo kemudian mempersilakan mereka masuk. “Silakan, saya akan tunjukkan ruangan utama.”

Mereka berjalan melewati halaman depan yang dipenuhi tanaman bunga musim gugur. Pintu utama terbuka lebar, menampakkan ruang tengah yang luas dengan lantai kayu mengilap dan lampion bergaya klasik tergantung di langit-langit.

Rong menatap sekeliling dan tersenyum lembut. “Tempat ini terasa tenang. Aku suka suasananya.”

Fu Bo membungkuk. “Jika Nyonya berkenan, saya bisa memanggil beberapa pelayan yang pernah bekerja di sini untuk membantu keluarga Nyonya sementara.”

Wei mengangguk. “Itu bagus. Besok aku akan menambahkan beberapa orang pengawal juga.”

Setelah berbincang sebentar, keluarga itu mulai memilih paviliun masing-masing. Rong memilih paviliun utama di sisi tengah, Wei dan Dao memilih paviliun barat untuk memudahkan latihan bela diri.

Mei berjalan ke arah paviliun timur, yang letaknya agak dekat dengan taman kecil dan kolam teratai. Chen tanpa pikir panjang mengikuti di belakangnya.

“A-Mei, boleh Chen tinggal di sini?” tanya Chen polos sambil menunjuk paviliun kecil di sebelah milik Mei.

Mei menatapnya sejenak, lalu tersenyum. “Baiklah, kau boleh tinggal di situ. Tapi ingat, jangan berisik kalau aku sedang membaca.”

Chen mengangguk cepat. “Chen janji!”

Di Dalam Paviliun Mei

Mei berdiri di tengah ruangan, memperhatikan interior kamarnya yang bergaya klasik.

Dinding-dindingnya berwarna gading, tirainya dari sutra tipis, dan di sudut ruangan terdapat meja rias dengan ukiran bunga lotus.

Mei mengelus meja itu pelan, lalu bergumam pada dirinya sendiri, “Ruangan ini indah, tapi terasa terlalu kosong sepertinya aku akan mendekorasi ulang nanti.”

Ia menatap ke arah ranjang besar yang tertata rapi dan menambahkan pelan, “Aku juga perlu mencari pelayan pribadi dan beberapa pengawal wanita. Ibukota bukan tempat yang aman bagi orang luar.”

Di luar jendela terdengar suara Chen bersenandung pelan sambil membawa kendi air. Suaranya tidak merdu, tapi entah kenapa membuat Mei tersenyum.

“Setidaknya, hari ini berjalan lancar,” gumamnya lembut. “Semoga kedamaian ini bertahan sedikit lebih lama.”

*

*

Keesokan paginya.

Matahari baru saja muncul, menyinari alun-alun utama Kekaisaran Giok Surgawi yang kini penuh sesak oleh ribuan orang muda dari berbagai daerah.

Pedagang berteriak menjajakan air dan makanan, sementara beberapa murid dari sekete Akademi surgawi berdiri angkuh memamerkan lambang sekte di dada mereka.

Di sisi tengah alun-alun berdiri panggung megah dengan tiang-tiang emas dan bendera besar bertuliskan, “Pendaftaran Murid Baru Sekte Surgawi.”

Mei berdiri di antara kerumunan bersama Wei, Dao, Chen, dan sang ibu, Rong. Suasana panas dan padat, tapi wajah mereka menunjukkan semangat.

“Banyak sekali orang,” gumam Mei pelan, matanya menelusuri lautan manusia yang bergerak seperti gelombang.

Dao menepuk bahu Wei sambil terkekeh. “Kau lihat? Sebagian besar dari mereka pasti akan pulang dengan kecewa. Hanya sedikit yang bisa diterima di sekte sekelas Akademi Surgawi.”

Wei mengangguk. “Benar. Tapi Mei’er tidak akan kesulitan. Aku yakin dia akan diterima.”

Mei tersenyum kecil. “Kalian terlalu melebih-lebihkan.”

Chen yang berdiri di belakang mereka menatap panggung dengan mata berbinar. “A-Mei, apakah Chen juga akan ikut tes?”

Mei menatapnya. “Kau mau mencoba?”

Chen mengangguk semangat. “Chen mau bersama A-Mei!”

Mei menahan tawa kecil, lalu mengusap kepala Chen.“Baiklah. Tapi kalau kau tidak lolos, jangan sedih, ya?”

“Chen tidak akan sedih, asal A-Mei tidak pergi jauh,” jawabnya polos.

Dao hampir tertawa, tapi segera menahan diri saat melihat wajah serius Chen.

Tiba-tiba, suara keras menggema dari atas panggung.

“Diam semuanya!”

Seluruh kerumunan serempak menoleh. Seorang pria berjubah hitam dengan sulaman benang emas melayang turun dari udara, mendarat dengan anggun di tengah panggung. Angin spiritual yang dipancarkannya membuat debu berhamburan.

“Dia ... dia bisa melayang?” salah satu peserta berbisik kagum.

“Dia pasti kultivator tingkat tinggi!” sahut yang lain.

Mei menatap sosok itu dengan penuh perhatian. Wajah pria itu tegas, berambut panjang hitam keperakan yang diikat tinggi, dan matanya tajam seperti elang. Aura kekuatannya terasa menekan, tapi juga agung.

Pria itu membuka mulutnya, suaranya menggema hingga ke seluruh alun-alun.

“Aku adalah Tuan Tetua Yun Zhao, pemimpin Sekte Akademi Surgawi. Hari ini, kami membuka pendaftaran bagi generasi muda berbakat dari seluruh kekaisaran dan luar wilayah. Siapa pun yang memiliki spiritual murni, tekad, dan keberanian, berhak mendapatkan tempat di Akademi Surgawi!”

Sorak-sorai langsung membahana di udara.

Chen menutup telinganya dan meringis. “Berisik,” katanya pelan, membuat Mei tertawa kecil.

Tetua Yun Zhao melanjutkan, “Di depan kalian ini terdapat Bola Kristal Roh Surgawi. Bola ini akan mengukur tingkat spiritual kalian, dari tingkat satu hingga sembilan. Siapa pun yang mencapai tingkat empat ke atas, berhak masuk ke akademi surgawi!”

Sebuah bola kristal besar, berwarna bening seperti air, memantulkan cahaya matahari. Aura spiritualnya bergetar halus, membuat beberapa orang bergidik.

“Baik,” kata Yun Zhao tegas. “Ujian dimulai sekarang.”

Para murid mulai maju satu per satu. Setiap kali tangan mereka menyentuh bola kristal, bola itu bersinar, kadang lemah, kadang kuat.

“Spiritual tingkat dua!” teriak salah satu penjaga di sisi panggung.

“Selanjutnya!”

“Spiritual tingkat tiga!”

Sorak dan gumaman terus terdengar, beberapa peserta tersenyum bangga, sebagian lain menunduk kecewa.

Mei memperhatikan dengan tenang. Wei menatap adiknya dan berkata, “Mei’er, kau ingin maju kapan?”

“Nanti saja, saat antrean sedikit berkurang.”

Dao melipat tangan di dada, menatap bola kristal. “Aku penasaran berapa tingkat spiritualmu sekarang, Mei’er.”

Mei tersenyum kecil. “Kalau begitu, tunggu saja. Aku akan tunjukkan nanti.”

Chen, yang berdiri di samping Mei, tampak serius memandangi bola kristal. Namun, sesaat kemudian, matanya berkedip samar pupil hitamnya tampak berkilat emas seperti pantulan cahaya petir, hanya sekejap, lalu hilang.

Mei tidak menyadarinya. Tapi Wei yang berdiri paling dekat sempat menatap heran. “Hm? Cahaya apa itu tadi di mata bocah itu?” gumamnya pelan.

Dao menoleh, tapi Chen sudah kembali tersenyum polos. “A-Mei, kapan giliran kita?”

“Sebentar lagi,” jawab Mei dengan lembut.

1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
sumpah part ini buat saya emosi tingkat dewa Thor kl mereka ada di hadapan saya akan saya jadiin samsak biar mampus 😤😤😤
Miss Typo
semua pasti karna Mei Lin yg pinter bersandiwara, dan keluarga ini emang bodoh selalu memihak pada yg salah, awas kalian menyesal seumur hidup
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
akhirnya ada jg kisah keluarga Mei di zaman modern 👍👍👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
ternyata BESTie nya Mei sama transmigrasi ke zaman kuno ya 😅
Miss Typo
apa akan sedih mendengar Mei Lan kecelakaan, kayaknya sih gak
Miss Typo
Alhamdulillah Mei ketemu kedua sahabatnya, jadi skrg punya teman sahabat dari dunia modern. jadi putri dari jendral juga Kaisar
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
Fransiska Husun
👿👿🤬/Panic//Panic/
Umi Pipin
najis....Gedeg bnget
Chauli Maulidiah
lanjoooooootttt thoorrrr
V
lagi kak lagiii update yang banyak² pokoknya 😤😤😤😤
ratu
maaf tambah lagi Thor 🥺
vj'z tri
persahabatan bagai kepompong merubah ulat menjadi kupu-kupu ahay🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ariska26
ikut emosi boleh gk si,,pngen ngebantai tu kluarga rasanya
Fransiska Husun: sampe ke ubun2 emosi q
total 1 replies
mama_im
gilaaaaaaa 🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
bunda kk
keren
Yuni Alyssa
nanggung Thor lg donk biar ga penasaran 😂😂
Zea Rahmat
gregetannnnnnnnnnn🤬🤬🤬🤬🤬
Zea Rahmat
si peaaaaa🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
Nurhayati Nurhayati
bikin penasaran 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!