NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Gasekil (Gadis Seratus Kilo)

Mengejar Cinta Gasekil (Gadis Seratus Kilo)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Karena Taruhan / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Idola sekolah / Cintapertama
Popularitas:21.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Raska adalah siswa paling tampan sekaligus pangeran sekolah yang disukai banyak gadis. Tapi bagi Elvara, gadis gendut yang cuek dan hanya fokus belajar, Raska bukan siapa-siapa. Justru karena sikap Elvara itu, teman-teman Raska meledek bahwa “gelar pangeran sekolah” miliknya tidak berarti apa-apa jika masih ada satu siswi yang tidak mengaguminya. Raska terjebak taruhan: ia harus membuat Elvara jatuh hati.

Awalnya semua terasa hanya permainan, sampai perhatian Raska pada Elvara berubah menjadi nyata. Saat Elvara diledek sebagai “putri kodok”, Raska berdiri membelanya.

Namun di malam kelulusan, sebuah insiden yang dipicu adik tiri Raska mengubah segalanya. Raska dan Elvara kehilangan kendali, dan hubungan itu meninggalkan luka yang tidak pernah mereka inginkan.

Bagaimana hubungan mereka setelah malam itu?

Yuk, ikuti ceritanya! Happy reading! 🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. PD Level Dewa

Nata menunduk sedikit, suaranya terdengar memohon, namun tetap menjaga wibawa.

“Saya meminta, tetaplah di sisi Raska. Jangan tinggalkan dia. Jangan biarkan dia melewati semuanya sendirian. Dia… butuh kalian lebih dari yang dia sadari.”

Trio komentator langsung bereaksi, hampir serempak:

Asep mengangguk mantap. “Om… tanpa diminta pun, kami gak bakal ninggalin Raska.”

Vicky menimpali, “Iya, Om. Dia itu udah kayak saudara buat kami.”

Gayus menambahkan, dengan gaya ilmiah. “Secara non-ilmiah, Raska sudah kami anggap bagian dari sistem sosial inti kami. Dan secara… emosional, kami sudah terikat, Om.”

Asep menoyor pelan kepalanya. “Maksudnya… keluarga.”

“Oh iya, itu,” jawab Gayus malu. “Maksud saya, kami sayang sama dia.”

Untuk pertama kalinya dalam percakapan itu, Nata tersenyum tulus. Senyum yang jarang ia tunjukkan.

“Terima kasih,” ucapnya lirih. Ia mengeluarkan tiga kartu nama dan memberikannya satu-satu.

“Kalau kalian butuh bantuan apa pun… Bantuan sekolah, masalah pribadi, keamanan… apa saja, hubungi saya kapan pun. Saya akan lakukan sebisanya."

Trio komentator mengangguk mantap. Mereka menerima kartu itu dengan dua tangan, super sopan.

Vicky berbisik kecil pada Asep, “Gila… kaya aura bos CEO dermawan.”

Asep menyikutnya cepat. “Ssst!”

Nata berdiri dan pamit. “Saya titip Raska… dia hanya punya sedikit orang yang benar-benar peduli padanya.”

Asep mewakili menjawab dengan senyum yakin: “Tenang, Om. Kami gak bakal ninggalin dia.”

Nata menatap mereka sekali lagi, ada rasa lega sekaligus sedih, lalu pergi.

Begitu Nata pergi, suasana langsung sunyi.

Tiga pemuda itu hanya berdiri memandangi punggung Nata sampai sosoknya hilang di tikungan koridor. Sama-sama merasa ada beban baru di pundak mereka, tapi juga tekad yang makin kuat.

Asep akhirnya mengusap wajah. “Pantesan, ya… kadang Raska kayak… susah banget dibaca.”

Vicky yang biasanya paling banyak gaya, kali ini terdengar pelan. “Gue kira dia cuma tipe cowok cool sok misterius. Ternyata… dia beneran punya luka.”

Gayus mengangguk kecil, ekspresinya tidak seleluasa biasanya.

“Secara ilmiah… perilaku Raska selama ini cocok dengan seseorang yang punya trauma. Reaksinya waktu Elvara tenggelam… sekarang masuk akal.”

Ketiganya saling pandang.

Semua potongan yang pernah mereka lihat, cara Raska menghindari konflik, cara dia langsung panik ketika Elvara tak sadarkan diri, betapa ia tak pernah benar-benar dekat dengan siapapun, semuanya mendadak menyatu membentuk gambaran lengkap.

Asep menghela napas panjang, suara rendahnya tidak seperti biasanya.

“Raska kayak gitu… tapi selalu tampil seolah semuanya baik-baik aja di depan kita.”

Vicky yang biasanya paling ribut, hanya menunduk. Dagunya menegang.

“Dia pasti berat banget, nyimpen semuanya sendirian.”

Gayus mengangguk pelan, nada suaranya lebih lembut dari biasanya.

“Secara psikologis, itu termasuk stres kronis tersembunyi. Dia menahan banyak hal tanpa membiarkan siapapun lihat.”

Ketiganya saling berpandangan.

Untuk pertama kalinya, trio komentator tidak heboh. Tidak sok tahu. Tidak bercanda.

Mereka hanya… benar-benar peduli.

Asep mendesah berat. “Dia ngelewatin semua itu sendirian…”

“Dan diem-diem selama ini dia kuat sendiri,” tambah Vicky, suaranya rendah.

Gayus merapikan kacamatanya, padahal dia gak pake kacamata, hanya reflek, lalu berkata pelan, “Ya… tapi mulai sekarang, dia gak sendirian lagi.”

Asep dan Vicky mengangguk mantap.

“Setuju,” kata Asep. “Kita tetap di samping dia. Meski sesusah apa pun.”

“Bukan karena diminta Om Nata,” sambung Vicky, “tapi karena Raska itu saudara buat kita.”

Gayus tersenyum tipis. “Secara ilmiah… persahabatan yang bertahan di masa kritis biasanya justru jadi yang paling kuat.”

Asep menepuk pundak dua sahabatnya. “Mulai hari ini, misi hidup kita jelas.”

Vicky mengangkat alis. “Misi apa?”

Asep tersenyum lebar. “Jaga Raska. Bikin dia ketawa. Bikin dia ngerasa aman.”

Ketiganya mengangguk bersamaan, ringan tapi mantap.

Untuk pertama kalinya, trio komentator tidak bercanda dan mereka benar-benar mengerti siapa yang selama ini mereka dampingi.

Benar-benar mengerti bahwa sahabat mereka sedang bertarung dengan luka yang tidak terlihat

Dan tanpa perlu banyak bicara lagi, mereka tahu satu hal:

Apa pun yang terjadi, mereka akan tetap menjadi benteng kecil di sekitar Raska.

Dan hari itu persahabatan mereka dengan Raska tidak hanya solid.

Tapi juga… berarti.

***

Angin sore menyapu halaman sekolah yang lengang. Di bawah pohon rindang yang jadi markas tetap mereka, empat cowok dan satu cewek berbaris melingkar, buku-buku dan botol minuman berserakan di tengah.

Asep mendesah keras sambil memijat pelipis, menatap soal kimia seperti menatap surat panggilan polisi.

“Hidup udah penuh ujian… kenapa sekolah masih ngetes lagi sih…” keluhnya dramatis.

Vicky langsung menoyor kepala Asep.

“Pea. Kalau gak diuji, gimana mau ada nilai di rapor?” ujarnya sok paling pintar padahal nilainya pas-pasan.

Gayus, dengan gaya ilmiahnya yang khas, mengetuk dagu dengan ujung pulpen.

“Secara logika, ujian itu metode untuk mengukur kompetensi. Jadi wajib.”

Raska memijat batang hidungnya yang mancung.

“Cerewet banget. Kalau gak mau belajar, cabut.”

Asep mengangkat tangan hendak protes. “Eh, bro—”

“Diam atau pergi.”

Suara Elvara memotong cepat, datar, dingin, effortless bikin tiga makhluk berisik itu kaku seketika.

Raska melirik sekilas. Lumayan, Elvara jadi mode disiplin.

Mereka kembali belajar sampai akhirnya satu soal terakhir dikerjakan dan lewat.

Begitu lembar latihan kimia ditutup, Gayus langsung menyalakan mode ngemil, menuang kacang ke telapak tangan, melempar ke udara, lalu menangkap dengan mulut.

Asep dan Vicky refleks mencoba merebut, membuat suara kresek-kresek riuh di bawah pohon.

"Kalau pengen beli sendiri," ujar Gayus menjauhkan kacang dari dua temannya.

“Elah! Pelit amat, Yus!”

“Bro, bagi tiga dong, hukum kekeluargaan!”

Gayus menepis tangan mereka sambil ngedumel. “Secara ilmiah, ini jatah gue.”

Di tengah kekacauan kecil itu, Raska melirik Elvara yang membuka bungkus keripik dengan tenang.

“Elvara.”

Ia memanggil tanpa menoleh.

“Lo… harus mulai diet sedikit. Bukan karena apa-apa. Buat kesehatan. Setelah berat badan lo turun dikit, coba belajar renang. Kejadian kemarin—”

Asep mengangguk cepat. “Iya, Ra! Bener tuh, demi keselamatan bersama!”

Vicky ikut nimbrung sambil gaya-gayaan. “Cewek cantik itu bukan harus kurus, tapi sehat. Tapi ya… kalau mau gue dampingin olahraga juga bisa sih.”

Gayus menyambung dengan mode profesor on. “Secara ilmiah, obesitas meningkatkan risiko penyakit metabolik. Mencegah lebih baik daripada mengobati.”

Empat cowok itu mengangguk-angguk, satu misi, satu tujuan:

Membujuk Elvara.

Tapi…

Elvara hanya menutup bungkus keripik, mengunyah santai.

“Gak mau diet.”

Asep langsung melongo.

“Lho? Kok?”

“Karena nanti kalau gue langsing, banyak yang naksir. Males ribet,” jawabnya santai, percaya diri tanpa goyang.

Empat sekawan itu serempak bengong.

Raska saja sampai berhenti napas sepersekian detik sebelum sudut bibirnya naik tipis.

“Percaya diri sekali lo,” komentarnya.

Jawaban Elvara berikutnya, langsung menjatuhkan mental empat cowok yang sedang menyerap oksigen.

“Buktinya, gue yang obesitas aja… pangeran kampus kayak lo nempel. Kebayang 'kan kalau gue udah langsing dan cantik?”

PRANGG!.

Seolah ada suara kaca jatuh dan pecah berhamburan dalam imajinasi mereka.

Asep sampai menjatuhkan kacang.

Vicky tersedak air minum.

Gayus terpaku dengan tatapan 404 Eror Not Found.

Raska?

Dia menunduk… menutup senyumnya yang makin lebar.

“Gila…” bisik Asep. “Cewek ini… level kepercayaan dirinya gak masuk akal…”

Vicky mengangguk. “Tapi… respect.”

Gayus bahkan menulis sesuatu di buku catatan kecilnya. “Secara ilmiah… aku kehabisan kata.”

Raska akhirnya menatap Elvara. Mata tenang, bibir menahan senyum. “…Jangan kebanyakan keripik.”

Elvara mengangkat alis. “Lo tetap nempel, 'kan?”

Raska hampir batuk.

Trio komentator langsung: “A—A—AMPUN PD LEVEL DEWA!”

Suasana pun pecah jadi kekacauan lucu yang manis.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
love_me🧡
jangan macem" lu kucrut gak tau aja lu siapa bapaknya gasekil, coba kalau berani sentuh gasekil bakal di datengin densus 88 kali 🤣🤣
mery harwati
Mantap Vara 👍 gak perlu diet terlalu ketat, kurangi aja dikit demi dikit karbohidrat & ngemil tar juga kurus sendiri 😛🤣 semangat Elvara 💪
asih
kak buat raska Dan kawan² ngmng ke El lah tentang masalah taruhan Dan kondisi raska, biar El tahu keadaan raska kayak gimana Dan El tidak tinggalin raska ketika dia down nanti
Fadillah Ahmad
Lanjutkan Kak Nana... 🙏🙏🙏😁
Fadillah Ahmad
Kalau kanu langsing dan Cantik, abang yang akan maju leb8h dulu dek, jangan Khawatir deh 😂😂😂
Fadillah Ahmad
Betul itu, kalau kamu langsing, Abang yang akan duluan yang jadi pacar adek. Raska? Hah, biarkan sajalah dia! yang penting adek jadi Pacar abang ya, kan? 😂😂😂
Endang Sulistiyowati
Elvara yg biasanya pendiam, belajar + makan kripik, Ga di sangka kepercayaan dirinya udah mencapai tingkat dewa. bikin cowok kuarted terbengong. Smoga Elvara memikirkan niat untuk diet. selain cantik,sehat juga.
Terus bersama sama ya kalian...
Anitha Ramto
Salut sama Elvara tidak jaim dan tetap percaya diri dengan apa adannya,,tapi bener sih jika Elvara badannya langsing itu Raska bakal tambah nempel dan tergila² sama kamu El...🤣
Kyky ANi
si Roy, punya rencana licik apa yaa,, buat Raska dan Elvara,,,
Kyky ANi
kasian ya Raska,, semoga dia bisa menghilangkan traumanya,,
anonim
Sekarang mereka berlima belajar bersama - tidak hanya Raska dan Elvara.

Asep mengeluh dalam belajar. Vicky mengomentari keluhan Asep. Gayus tak mau ketinggalan ikut komentar.

Raska terganggu - "Cerewet banget. Kalau gak mau belajar cabut."

Asep yang mau protespun langsung di cut Elvara - "diam atau pergi."

Elvara gak mau diet. Alasan baginya mungkin mutlak benar.
Empat sekawan mendengar alasan Elvara - bengong seperti di komando 😄.

Ditambah lagi ucapan dari Elvara yang percaya diri abis - semakin mereka berempat serasa pingin jungkir balik mendengarnya 😂.

Setidaknya Raska terhibur dengan omongan Elvara - buktinya dia banyak senyum walau berusaha ditahan 😄
anonim
Gayus, Asep, dan Vicky jadi lebih mengerti kondisi mental Raska - karena trauma masa lalu.

Pak Nata meminta kepada tiga teman Raska untuk tetap selalu bersama Raska.

Ketiganya meyakinkan pak Nata untuk tidak khawatir - mereka selalu ada untuk Raska.

Setelah kedatangan pak Nata, mereka bertiga semakin memantapkan diri untuk menjaga dan mendampingi Raska.

Mereka bertiga mengerti bahwa beban trauma masa lalu Raska sangat berat - Raska lalui sendiri.

Kini mereka tidak ingin Raska melewati sendiri.
sunshine wings
👍👍👍👍👍👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
sunshine wings
Raska ❤️ Elvara.. boleh² aja.. asal bukan pertalian darah..
sunshine wings
sabar ya Raska..
sunshine wings
🥺🥺🥺🥺🥺
sunshine wings
kuasa Tuhan tanpa siapa tahu prediksinya seperti apa.. ❤️❤️❤️❤️❤️
sunshine wings
udah melai jg protektifnya.. 🥰🥰🥰🥰🥰
Dek Sri
kasihan raska, semoga cepat sembuh ya raska
Hanima
lanjut Raskaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!