NovelToon NovelToon
Terlahir Kembali Menjadi Seorang Perempuan

Terlahir Kembali Menjadi Seorang Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Anime / Reinkarnasi
Popularitas:578
Nilai: 5
Nama Author: Lidelse

Reni adalah pemuda pekerja keras yang merantau ke kota, dia mengalami insiden pencopetan, saat dia mengejar pencopetan, dia tertabrak truk. Saat dia membuka mata ia melihat dua orang asing dan dia menyadari, dia Terlahir Kembali Menjadi Seorang Perempuan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lidelse, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lady Lyra

"Ini kota ya, tidak ku sangka aku kesini dengan tujuan yang jauh berbeda dengan apa yang ku rencanakan dulu, tapi ya sudahlah"

Reni berjalan ke halte bus, sambil melihat handphone nya, tiba tiba seseorang di samping nya menyenggol nya dengan sengaja.

Reni tersentak kaget. Ponselnya nyaris lepas dari genggaman. Dia menoleh cepat.

"Maaf, Mas," kata pemuda yang menyenggolnya itu dengan senyum kecil yang terlihat mencurigakan, sebelum bergegas melangkah pergi, menyelinap di antara keramaian orang-orang yang menunggu bus.

"Hati-hati, Mas! Jangan main handphone terus di pinggir jalan," teriak seorang ibu yang duduk di bangku halte, mencoba membantu.

Reni mengabaikan nasihat itu. Ada sesuatu yang janggal. Dia merasakan sensasi dingin di pinggangnya, area di mana ia menyimpan dompetnya. Buru-buru Reni merogoh saku celana jeans-nya. Kosong.

Dompetnya hilang!

Jantung Reni langsung berdebar kencang. Itu bukan sekadar dompet berisi uang jajan; itu adalah semua uang yang ia miliki untuk bekal hidup beberapa minggu ke depan, sisa dari ongkos perjalanan yang sudah ia sisihkan dengan susah payah. Uang untuk kos-kosan. Uang untuk mencari pekerjaan.

"Sial!" umpat Reni, seketika melupakan kekagumannya pada kota yang baru ia injak. Ia mendongak, matanya mencari sosok pemuda tadi. Pemuda itu sudah jauh, bercampur dengan kerumunan.

Tanpa berpikir panjang, Reni langsung berlari mengejar. Ia menerobos orang-orang, rasa putus asa dan amarah bercampur menjadi satu. Dompet itu adalah harapan ibunya. Ia tidak boleh kehilangannya.

"Hei! Berhenti!" teriak Reni sekuat tenaga sambil terus berlari.

Pemuda itu menoleh ke belakang, matanya melebar karena terkejut. Dia mempercepat langkahnya, berlari kencang menuju gang sempit di seberang jalan. Reni mengerahkan seluruh tenaganya, membayangkan wajah lelah ibunya di kampung, dan itu memberinya energi ekstra.

Reni mengerahkan seluruh tenaganya, berteriak, dan memfokuskan matanya pada pemuda pencopet yang sudah memasuki gang sempit. Hanya ada satu hal di benaknya: uang itu harus kembali!

Ia melompat, menghindari tiang listrik, dan tepat saat kakinya menginjak aspal untuk mempercepat lari, sebuah truk tangki besar melaju kencang dari tikungan, klaksonnya memekakkan telinga.

"AWAS!!!"

Reni merasa dorongan yang kuat, seolah ada tangan tak terlihat mendorongnya. Dunia berputar, ia hanya melihat kilatan cahaya terang dan suara dentuman memekakkan, jauh lebih keras dari klakson truk. Rasa sakit yang tajam muncul dan menghilang dalam sekejap.

Kemudian, semuanya gelap.

Dingin. Itulah sensasi pertama yang dirasakan Reni. Lalu, cahaya yang menusuk mata. Tapi yang paling mengejutkan adalah... suara tangis melengking yang memenuhi ruangan.

Tunggu. Itu suara tangis siapa?

Reni, yang seharusnya tergeletak di jalanan kota karena tertabrak, kini merasa seluruh tubuhnya kecil dan lemah. Ia tidak bisa membuka matanya sepenuhnya, pandangannya kabur. Tangan dan kakinya bergerak tidak terkontrol.

Ini... apa yang terjadi? Aku... aku masih hidup?

Diiringi suara tangis yang tak kunjung berhenti—yang baru ia sadari adalah suaranya sendiri—ia merasakan kehangatan yang lembut membungkusnya. Kemudian, sebuah suara yang asing, namun terdengar menenangkan, bergumam dalam bahasa yang sama sekali tidak ia kenali.

"Tenanglah, putri kecilku. Kau sudah lahir dengan selamat," bisik suara seorang wanita, suaranya terdengar lelah namun penuh kelegaan.

Reni merasakan kehangatan tubuh dan aroma bunga yang samar. Ia diangkat, dan perlahan disandarkan pada dada yang terasa asing. Berusaha keras membuka mata, ia akhirnya berhasil melihat.

Di atasnya, ada wajah seorang wanita muda berambut pirang dengan mata hijau zamrud, wajah yang sangat cantik, namun dipenuhi keringat dan kelelahan. Wanita itu tersenyum padanya, air mata bahagia menetes.

Di sebelahnya, berdiri seorang pria tinggi berambut hitam dan mata biru, mengenakan pakaian yang terlihat seperti jubah mewah. Pria itu tampak tegang, tetapi saat melihat Reni, senyum lebar muncul di wajahnya.

"Dia... dia sangat cantik, Erin. Sama sepertimu. Selamat datang, Lady Lyra Elara von Astrea," kata pria itu.

Reni, yang baru saja dikejutkan oleh kenyataan bahwa dirinya telah bereinkarnasi dan menjadi bayi perempuan di dunia yang sama sekali asing dengan bahasa yang berbeda (yang entah bagaimana ia bisa pahami), kini mendapat kejutan ketiga:

Lyra Elara von Astrea? Nama apa itu? Astrea... bukankah itu nama di cerita-cerita fantasi?

Reni, yang kini adalah Lyra, tidak bisa berkata-kata, tentu saja. Yang bisa ia lakukan hanyalah menangis dengan volume yang lebih keras, sebagai ungkapan protes terhadap takdir yang baru saja merenggut uang ibunya dan menabraknya ke dunia lain. Perjalanan hidupnya untuk membiayai sang ibu di kampung, kini benar-benar... jauh. Jauh sekali.

Ia hanya bisa berteriak dalam hati:

"Aku jadi bayi perempuan?! Dan aku ada di dunia sihir?! DOMPETKU HILANG, TAPI INI APA-APAAN?!"

Kekesalan batin Reni (sekarang Lyra) karena menjadi bayi perempuan tidak berhenti hanya karena ia berada di dunia fantasi yang mewah.

Beberapa hari berubah menjadi beberapa minggu. Setiap pagi, siang, dan malam, yang Reni rasakan hanyalah popok yang diganti, susu yang hangat, dan tatapan penuh kasih sayang dari wanita yang kini ia tahu adalah ibunya, Erin Von Elemendorf. Ya, ia bukan lagi seorang pemuda perantau bernama Reni, tetapi Lady Lyra Elara von Astrea, putri dari dua nama besar.

Nama ayahnya, Racel Astrea, adalah legenda hidup. Reni, yang secara ajaib bisa memahami bahasa dunia baru ini, menangkap gumaman para pelayan. Racel Astrea dikenal sebagai pendekar yang "menguasai semua teknik berpedang" yang pernah ada di benua itu. Ia bukan sekadar jagoan pedang, ia adalah Dewa Pedang.

Syukurlah, setidaknya aku dapat gen yang kuat, pikir Reni, meski ia harus menerima kenyataan pahit bahwa tangan mungilnya saat ini lebih cocok memegang boneka ketimbang pedang.

Sementara ibunya, Erin Von Elemendorf, adalah putri tunggal dari Eminan Von Elemendorf, seorang Duke dengan wilayah kekuasaan yang besar. Keluarga Elemendorf dikenal karena garis keturunan sihir yang kuat. Lyra benar-benar keturunan bangsawan tertinggi.

Meskipun ia terlahir kembali di kasta tertinggi dan dimanjakan oleh puluhan pelayan yang dengan sabar melayani setiap kebutuhannya—mulai dari memandikan, mengganti pakaian sutra, hingga menyanyikan lagu nina bobo—ada satu hal yang terus mengganggunya.

"Tentu saja aku menerima reinkarnasi ini, takdir konyol macam apa yang akan menolak hidup dalam kemewahan seperti ini?"

gumam Reni dalam hati.

"Tapi kenapa harus jadi perempuan? Aku ini Reni, yang harusnya bekerja keras di Jakarta, bukan Lyra yang harus diajari merajut!"

Setiap kali para pelayan memuji betapa lembut dan cantik dirinya, Reni hanya bisa memprotes dengan rengekan bayi. Ia merindukan saku celana jeans-nya, bau keringat setelah bekerja, dan rasa pahit kopi saset di pagi hari. Ia bahkan merindukan dompetnya yang dicopet.

Suatu sore, saat ia berbaring di boks bayi berlapis beludru emas, Ayahnya, Racel Astrea, masuk. Ia adalah pria yang tenang, tampan, dan memancarkan aura kekuatan.

Racel mendekat, mengangkat Lyra (Reni) dengan hati-hati, dan menatapnya dalam-dalam.

"Putri kecilku,"

bisiknya dengan suara bariton yang lembut.

"Kau tahu? Kau memiliki semangat yang luar biasa, Lyra. Matamu yang kecil itu terlihat... marah."

Racel tersenyum, lalu ia melakukan sesuatu yang aneh. Dengan satu jari, ia menyentuh dahi Lyra. Lyra merasakan gelombang energi lembut mengalir ke tubuhnya.

"Aku tidak tahu takdir apa yang menantimu, Nak. Tapi dengarkan Ayah,"

kata Racel, matanya bersinar penuh tekad.

"Menjadi perempuan di dunia ini bukanlah kelemahan. Justru itu adalah kekuatan tak terduga. Ayah akan memastikan kau bisa melindungi dirimu sendiri, Lyra. Akan kupastikan kau menjadi Astrea sejati."

Racel kemudian meletakkan kembali Lyra, mengeluarkan pedang kecil kayu dari balik jubahnya—bukan pedang mainan, tapi replika pedang latihannya—dan meletakkannya di samping Lyra.

"Tidurlah, Lady Pedang masa depan,"

katanya, sebelum mencium kening putrinya dan meninggalkan ruangan.

Reni menatap pedang kayu kecil itu. Sebuah tekad baru muncul di mata bayinya. Baik. Jika takdir memaksanya menjadi Lyra, putri seorang Dewa Pedang dan seorang Duchess, dan Lyra adalah seorang perempuan, maka ia akan menjadi perempuan yang paling ditakuti di dunia ini. Ia akan menjadi pendekar pedang wanita yang bisa membuat ibunya di kampung bangga—meski dengan cara yang sangat berbeda.

Akan kuajak perang semua orang yang menertawakanku karena lahir sebagai perempuan, tekad Reni, sang bayi Lady Lyra.

1
Anonymous
ceritanya wahhh, sih. cuma kayaknya penulisan nya bisa lebih emosional lagi
Anonymous
gila plot twist nya
Moge
episode 4 udah mulai seru jir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!