"Apa yang kamu lakukan!" tanya Mizuzu dengan amarah yang sangat besar.
Aku mencoba menjelaskan kepadanya kalau kekuatan tersebut keluar dengan sendirinya ....
Butuh beberapa saat baginya untuk memaklumi kekuatanku tersebut, ketika sudah merasa cukup lega dia langsung menyuruhku untuk menyembuhkan anak itu walaupun mukanya masih terlihat masam.
"Tidak bisa!" jawabku secara spontan.
"kenapa tidak!" Dia terkejut ketika mendengar jawabanku dan itu sepertinya memancing amarahnya kembali.
"Eehhhh, gini ... aku disuruh untuk mengucapkan kata itu tadi, jadi aku juga tidak tau apa alasannya."
"kalau begitu tanya lagi!" sahutnya dengan nada yang kasar.
Karena takut dengan amarahnya itu aku berusaha bertanya lagi kepada suara asing yang sering kudengar. Walau pada akhirnya jawaban yang diberikan tetaplah sama.
Melihat Mizuzu yang semakin marah membuatku sedikit takut, sehingga aku memaksa suara tersebut untuk memberikan alasan lain, sehingga jawabannya yang terakhir langsung kusampaikan ke Mizuzu.
"Dia memang tidak bisa menyelamatkannya, tapi kalau orang yang ada di ruangan sana masih ada kemungkinan untuk diselamatkan." Aku sambil menunjukkan ruangan yang ada di depan kami.
Mizuzu kemudian langsung menarikku untuk menuju ruangan tersebut.
...……...
Awalnya aku berpikir kalau di ruangan itu ada seseorang yang sedang dalam keadaan sekarat atau bagaimana ..., tapi ternyata pemikiran kusalah, terdapat banyak sekali mayat anak kecil dan wanita yang terlihat telah disiksa bahkan tangannya ada yang dipotong.
"Mereka sepertinya baru dibunuh beberapa hari yang lalu." Kata Mizuzu kepadaku sambil melihat mayat-mayat tersebut, dia terkadang membolak-balikan mereka dan setelah beberapa saat, dia terlihat kebingungan.
"Kamu kenapa?" tanyaku sambil menghampirinya.
"Mayat ini berbeda dengan yang lainnya , coba lihat! cukup mencurigakan, bukan?"
Aku kemudian mencoba melihat apa yang telah terjadi. Jujur, jika dilihat sekilas tidak ada hal aneh sama sekali, tapi jika diperhatikan lebih teliti pada bagian punggungnya terdapat sebuah lambang aneh.
Kamipun berdiskusi sebentar untuk mengambil keputusan apakah membawa mayat tersebut kepada orang yang "katanya" ingin mengajari kami atau melaporkannya pada kepada prajurit kerajaan, karena kami masih mencurigai orang tersebut sehingga berpikir kalau prajurit kerajaan adalah orang yang lebih baik. Cukup lama memikirkan hal itu, kekuatan jiwa milikku mengucapkan sebuah rapalan.
"Api keabadian diatas semua kehidupan, dunia hanya sementara panggilah kembali jiwa yang telah hilang."
Setelah rapalan tadi, terdengar suara napas seseorang yang sangat berat. Kami melirik ke arah mayat-mayat yang ada di sana dan menemukan bahwa wanita yang memiliki lambang tadi berusaha untuk bangun tapi sepertinya dia tidak memiliki tenaga sama sekali. Aku berinisiatif untuk langsung memindahkannya ke tempat tidur yang ada di dekat kami, agar dia merasa lebih nyaman. Ketika sedang mengangkatnya tiba-tiba suara kekuatan jiwa milikku mengucapkan rapalan lagi,
"Api abadi penyelamat dunia musnahkan kegelapan yang menyelimuti dunia ini."
Perempuan yang aku bantu tadi langsung terlihat segar.
"Ah ... syukurlah, aku kira aku bakalan benar-benar mati tadi, untunglah aku tidak berada di dalam tempat yang membosankan itu."
"Apa yang terjadi dengan kalian?" Mizuzu bertanya sambil memberikannya minuman yang ada di meja.
Perempuan itu kemudian menceritakan kepada kami kalau mereka disekap oleh panglima kerajaan di negeri ini. Mereka disiksa dan bahkan ada yang dipotong bagian tubuhnya agar bisa memberitahukan kepada panglima tersebut jalan menuju goa kehidupan, karena di goa itu dapat membuat seseorang menjadi abadi dan sudah ada satu orang yang berhasil keluar dari sana.
"kalau begitu apa yang harus kita lakukan terhadap mayat-mayat ini?" tanya Mizuzu.
"Kita tidak perlu memikirkan mereka! kita harus segera lari! Karena jika tidak, maka akan ada beberapa prajurit lagi yang datang untuk membunuh kita juga." kata perempuan itu.
Karena dipaksa untuk segera melarikan diri, akhirnya Mizuzu membawa kami berpindah tempat.
...……...
"Loh! kok di sini?" ujarku kepada Mizuzu.
"Entahlah, aku cuma berpindah acak aja tadi."
"Ooo!… kalian berdua membawa anggota ku ya!" kata laki-laki yang katanya mau mengajari kami.
Laki-laki tersebut tersenyum tipis kemudian menyuruh kami untuk meneruskan tugas yang dia suruh tadi (dengan paksaan). Tidak ada hal lain yang dapat kami lakukan selain menuruti apa yang dia mau, karena hanya dia saja yang dapat menolong kami untuk kedepannya, ditambah lagi kami takut kalau dia tiba-tiba memberikan serangan yang lebih berbahaya dari yang sebelumnya.
"Ayo! tidak ada ruginya juga bagi kita untuk membunuh panglima keji itu, aku dengan senang hati melakukannya!" kata Mizuzu dengan tatapannya sangat tajam melihat kami.
...……...
Kamipun berangkat menuju tempat awal pertemuan dengan orang misterius itu menggunakan kekuatan teleportasi milik Mizuzu.
"Sepertinya ini bukan tempatnya, ayo kita pindah lagi!" seru Mizuzu.
"tunggu dulu! lihat itu ...." Aku melihat seorang prajurit kerajaan menusuk seseorang. Melihat hal itu Mizuzu menjadi sangat murka. Dia menggunakan kekuatannya untuk berpindah tempat ke belakang prajurit tersebut dan sepertinya sedang membicarakan beberapa hal. Akupun berlari ke arah prajurit tersebut dengan Mizuzu yang ada di belakangnya, karena apa yang mereka bicarakan tidak terdengar sama sekali. Ketika mendekat ke sana, Mizuzu langsung ingin menebas kepala prajurit tersebut, tetapi ...
"Api keabadian menghanguskan kejahatan."
Suara jiwa milikku mengucapkan rapalannya lagi. Setelah itu keluarlah api biru dari tanganku dan membatalkan serangan Mizuzu.
Mizuzu yang mengetahui asal kekuatan itu terlihat sangat murka sekali, bentuk jiwanya yang berubah menjadi bentuk bertarung, yaitu bentuk Alicorn yang menggunakan zirah besi. Aku ketakutan melihat kekuatannya tersebut, karena terakhir kali dia menggunakan kekuatan itu untuk memanggil para pasukan burung berapi dari balik cahaya.
"Geok Su!, Aku sudah tidak bisa menahan amarahku lagi! Kenapa? kenapa jiwa milikmu itu sangat menjengkelkan!...."
Dia langsung terbang ke arahku dan pada saat itu aku tidak tau harus berbuat apa, tapi untunglah kekuatan jiwaku keluar pada saat yang tepat, aku mendengar rapalannya dan kemudian api biru keluar menyelimuti seluruh tubuhku untuk menjadi sebuah perisai.
Pertolongan dari perisai tersebut melindungiku dari serangan Mizuzu, serangannya sama sekali tidak mempan, pedang perak miliknya langsung meleleh ketika bersentuhan dengan perisai tersebut. Walaupun tau kalau itu tidak ada gunanya, dia menyerang dengan membabi buta sampai mengeluarkan pasukan suzaku untuk menyerangku.
"Api kemurkaan melenyapkan semuanya datanglah Suzaku musnahkanlah penghalang dunia!"
Sebelum pasukan Suzaku miliknya keluar semua, tiba-tiba datanglah pasukan kerajaan yang dipimpin langsung oleh seorang panglima yang telah membunuh banyak orang. Melihat hal itu amarah Mizuzu merubah arah serangannya ke pasukan tersebut. Dia langsung mengarahkan pasukan suzakunya untuk menghabisi para prajurit-prajurit itu. Ketika masih memberikan aba-aba ke pasukan suzakunya, tiba-tiba tembakan panah dari seseorang mengenai dadanya sehingga dia terjatuh dengan keras ke tanah.
"Tidak!!!"
Aku sangat tidak ingin Mizuzu kehilangan nyawanya lagi, dia adalah sorang penyelamat bagiku, karena itu aku langsung berlari ke arahnya dan kemudian berteriak meminta tolong ke suara aneh atau suara kekuatan jiwaku untuk menolongnya, tapi sayangnya dia mengatakan,
"maaf aku hanya bisa menyembuhkan orang yang terkena serangan kekuatan jiwa, jika itu serangan dari orang biasa, aku sama sekali tidak dapat menolongnya."
Mendengar jawaban itu sangat terpukul, tiba-tiba seluruh perasaanku bercampur aduk. Rasa sedih, rasa sakit, rasa geram, semuanya terasa di dalam dadaku, padahal Mizuzu hanyalah orang yang baru kukenal. Lalu tanpa aku sadari kekuatan jiwa milikku bangkit dengan sendirinya. Karena kekuatan tersebut membuat amarah milikku tidak dapat dipendam lagi. Aku langsung menyerang ke orang yang menembak Mizuzu tadi serta mengucapkan rapalan yang tanpa aku apa tau artinya.
"Pemusnahan keabadian penghancur kegelapan, jiwa abadi hukum para pendosa yang ada!"
"Petir dunia penghancur semesta, alam keabadian memberikan hukuman!"
Tiba-tiba cuaca di tempat itu menjadi mendung dan dengan cepat terjadi badai yang besar, petir menyambar sana sini bahkan petir tersebut menyambar beberapa prajurit tersebut. Aku yang merasakan kalau badai itu berada dalam kendaliku, tanpa pikir panjang langsung saja ku arahkan tanganku ke prajurit yang menembak Mizuzu tadi dan seketika itu juga petir menyambar dia. Berkat kejadian tersebut sedikit demi sedikit para prajurit itu melarikan diri sampai hanya tersisa panglima kerajaan yang jahat saja. Ketika aku berjalan mendekatinya, dia terlihat sangat ketakutan, tapi karena aku tau bahwa dia yang telah menyuruh orang tersebut untuk menembak Mizuzu, aku tidak peduli lagi dengan rasa kasihan, yang aku pedulikan hanyalah membalaskan dendam Mizuzu.
Aku mengarahkan tanganku kepada panglima tersebut dan seketika itu juga petir menyambarnya. Sambaran seperti itu tidak mungkin bagi orang biasa dapat tetap hidup, apalagi dengan petir yang sangatlah besar. Setelah merasa dendamku sudah terbalas tubuhku terasa sangat berat dan pada akhirnya aku terjatuh di dekat Mizuzu terbaring.
"Terima kasih." suara Mizuzu yang terdengar sangat lemah tersebut membuat ku ingin berdiri dan membantunya, tapi sayang sekali aku sudah tidak mempunyai kekuatan untuk berdiri bahkan untuk berbicara sekalipun sudah tidak bisa, di saat itu juga aku sudah tidak sadarkan diri.
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments