Menjelang sore, Aqilla dan Meyra telah selesai dengan kegiatannya. Kini mereka sedang menikmati hidangan kecil, untuk menutupi rasa lapar. Mereka memesan Bakso dalam porsi yang cukup besar, Aqilla hanya memesan es kelapa muda yang cukup menyegarkan tenggorokannya.
" Qil, coba kamu cicipi ni. Baksonya enak banget lo, rugi kalau nggak makan. " Dalam keadaan mulut yang penuh dengan makanan, Mey menawarkan pada Aqilla.
" Terima kasih Mey, saat ini aku hanya haus." Aqilla sadar akan kebaikan sahabatnya itu, hanya ia tak enak hati untuk selalu merepotkannya.
Mereka larut dalam menikmati kudapannya masing-masing. Dan tak lama kemudian, terdengar suara tembakan dari luar. Mereka segera bersembunyi dibawah meja, para tamu rumah makan itu semuanya juga ikut bersembunyi.
" Qil, itu suara apaan ya? Serem banget, aku takut nih. " Tubuh Mey sangat bergetar karena ketakutan.
" Tenang Mey, kamu jangan banyak bergerak. Kita berdo saja, semoga tidak terjadi apa-apa. " Aqilla mencoba menenangkan Mey.
Ketika suara tembakan itu tak terdengar lagi, Aqilla, Mey dan para tamu yang lainnya memberanikan diri untuk melihat situasi yang ada. Aqilla mencoba melihat situasi diluar dari rumah makan tersebut, banyak sekali pria dengan pakaian yang serba hitam dan memegang senjata api. Pandangan Aqilla tertuju pada pria yang sedang bersembunyi dibalik mobil yang berada didepan rumah makan, tempat dimana Aqilla berada. Namun, terdapar pria lainnya yang dari sudut jalan sedang mengarahkan senjatanya kepada pria tersebut. Aqilla merasa pria didekatnya itu menjadi sasarannya, dengan refleks Aqilla mmberteriak kepada pria tersebut.
" Tuan awas!!! " Aqilla berteriak dengan berlari menuju pria tersebut, dengan maksud untuk mendorongnya agar terhindar dari tembakan pria tadi.
Dooorrr...
Dooorrr...
Terdengar dua kali suara tembakan yang sangat keras, Mey yang menyaksikan aksi gila sahabatnya itu menjadi histeris.
" AQILLA!!! " Teriak Meyra dengan sangat keras.
Pria yang didorong oleh Aqilla itu tak lain adalah Akhtar, saat itu kelompok dari musuhnya sedang melakukan aksi balas dendam atas perbuatannya yang membuat pihak lawan menjadi murka. Jason yang melihat kejadian itu merutuki kebodohannya, ia lengah atas keselamatan tuannya.
Setelah didorong, tubuh Akhtar tersungkur kebawah. Jason langsung menyerang pria yang melakukan penembakan kepada tuannya, begitu juga dengan Leo. Dengan bantuan bawahannya yang lain, musuh dengan cepat ditakhlukan.
" Aqilla, bangun. Bangun Aqilla!!! " Teriak Mey dengam disertai isakan tanggis ia memeluk tubuh sahabatnya itu.
Akhtar melihat tubuh seorang wanita yang sudah bersimbah darah, dan ia sudah tidak sadar. Tanpa ragu, Akhtar meraih tubuh Aqilla dari Mey dan menatap wajahnya. Ada perasaan aneh yang ia rasakan, lalu ia mengarahkan bawahannya untuk segera membawanya kerumah sakit.
" Sebaiknya kita kerumah sakit sekarang ". Teriak Akhtar kepada Meyra. Dan Mey dengan cepat mengganggukkan kepalanya.
" Tu tu tuan, to tolong selamat Aqilla. Tolong! " Mey memohon untuk segera menyelamatkan sahabatnya itu.
" Jas, Jason!!! Cepat bawa kami kerumah sakit, cepat Jas." Akhtar dengan berteriak memberi perintah kepada Jason.
Jason segera mengarahkan mereka untuk masuk kedalam mobil yang ia bawa, dengan kecepatan diluar batas. Tanpa mengindahkan peraturan lalu lintas yang ada, dengan berbagai umpatan dari penggendara yang lainnya. Akhirnya mereka tiba dirumah sakit, dan dengan segera Aqilla mendapatkan pertolongan.
" To tolong selamatkan Aqilla tuan. Selamatkan Qilla." Meyra menanggis tiada hentinya.
Akhtar hanya diam, tiada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Jason seakan paham dengan kondisi saat ini, ia lalu menghampiri tuannya yang hanya terdiam kaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Almira
semakin seru nih
2023-04-09
0
Meta Lia
semangat qilla
2022-09-16
0
my boy 😎
kenapa sang ketua mafia nya lengah dengan musuh nya .. masak cuma hebat nebas" pengkhianat doang .. pas lagi aksi penyerangan gagal fokus ..
maaf Thor greget aja
2022-09-08
0