Setibanya mereka ditempat yang alamatnya seperti yang diberikan oleh pemesan, keduanya saling berpandangan. Seakan isi kepalanya sama dan tidak percaya.
" Kakak yakin ini alamatnya?" Haykal menyatukan alisnya dan bertanya pada Aqilla.
" Iya dek, alamatnya bener kok disini. Tapi...". Aqilla melihat gedung dihadapannya dengan tatapan yang membinggungkan. Bagaimana tidak bingung, gedung itu adalah sebuah tempat hiburan (Club malam).
" Coba kakak hubungi lagi aja yang pesan bunganya, tanyain lagi alamat yang bener dimana." Ujar Haykal yang juga bingung.
Aqilla langsung menghubungi nomor sang pemesan, hingga kesekian kalinya tapi tidak ada jawaban. Dan dalam memonya itu diberikan untuk Akhtar Wijaya, akhirnya Aqilla memberanikan diri untuk bertanya kepada security tempat tersebut.
" Maaf, permisi pak. Saya mau tanya, apakah anda menggenal nama ini?". Aqilla memperlihatkan memo yang tertuliskan nama penerima kepada security tersebut.
" Oh tuan Akhtar. Beliau berada diruang VIP nona. Ada apa?" Tanya security itu pada Aqilla.
" Saya mau nganterin paket bunga ini pak. Tapi, bisakah saya menitipkannya pada bapak saja? Soalnya, saya mau nganterin paket lagi." Bukannya Aqilla tidak mau menggantarkannya, tapi Aqilla takut dengan gedung tersebut. Perempuan manapun yang masuk kedalam sana, pasti akan dinilai negatif oleh sebagian orang.
" Wah, saya tidak bisa nona. Kalau saya yang nganterin paketnya, disini nggak ada yang jaga. Non masuk saja, jangan takut. Disini bukan tempat seperti club yang lainnya, disini hanya tempat untuk berkumpul para pebisnis tinggi non." Security tersebur menyakinkan kalau tidak ada kegiatan yang seperti diduga Aqilla.
Sebenarnya sama saja, yang namanya Club malam. Pasti image-nya pasti negatif, Aqilla berdiskusi dengan sang adik.
" Huh! Baiklah pak, terima kasih. Saya mau bicara dulu dengan adik saya." Lalu Aqilla meminta Haykal untuk masul kedalam sana, namun Haykal sudah sumpah serapah tidak mau.
Mau tidak mau, daripada kehilangan pendapatan dan pelanggan. Aqilla memberanikan diri untuk masuk kedalam gedung itu, dengan rasa takut yang sangat besar. Menelusuri ruangan yang ada disana, membuat kepala Aqilla bedenyut dengan cepat. Apalagi dengan suasana yang remang-remang dan cahaya lampu yang berkedip-kedip, sungguh pemandangan yang tidak ia sukai.
" Maaf Mbak, ruangan VIP dimana ya? Saya mau menggantarkan paket bunga ini." Aqilla menunjukkan bunga yang ia pegang, pada salah satu karyawan disana.
" Ruang VIP ya, nanti mbak lurus aja. Ruang VIP ada disebalah kanan, ada tulisan disana." ujar karyawan tersebut.
" Terima kasih ya mbak." Aqilla meneruskan langkahnya menuju ruangan tersebut.
Dengan perasaan ragu, ia menggetuk pintu ruangan VIP itu. Kemudian muncullah seorang pria, dengan senyuman mesumnya pada Aqilla.
" E e maaf tuan, saya mau menggantarkan paket ini." Aqilla menunjukkan apa yang ia bawa.
" Hem, memangnya untuk siapa? Dan kamu tau orang itu ada didalam sini dari siapa? Jangan-jangan kamu mau berbuat jahat ya". Pandu dengan kejahilannya yang sudah mendarah daging, sangat senang sekali melihat wajah Aqillah yang ketakutan.
" Ma ma maaf tuan, saya hanya menggantarkan ini. Kalau begitu, tolong tuan berikan ya. Permisi." Aqilla menyerahkan bunga tersebut kepada Pandu, dan bermaksud untuk langsung kabur dari sana.
Namun harapan itu hanyalah angan-angan, belum sempat ia kabur. Sebuah tangan yang kokoh menarik lengannya...
" Aakkhh!!! Maaf tuan, saya hanya menggantarkan pesanan itu saja. Saya tidak bermaksud apa-apa tuan, tolong lepaskan saya." Aqilla memejamkan matanya, rasa takutnya sangat besar.
" Siapa nama penggirimnya?" Suara yang sedikit berat, menambah kesan gagah pada pria tersebut.
Author...
Hanyo! Tangan siapa itu?
Tangan yang kokoh dan suara yang mendebarkan, siapakah itu...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Rianti Dumai
jgn d'perkos yeah Thor,,,😅
2024-04-01
0
Almira
yg narik mestinya tangannya orang ganteng
2023-04-09
0
Manggu Jimbau
semangat lagi 👍
2023-03-09
0