Sae Chan melirik kepada Sun May dan Jeremy Chu secara bergantian dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
Sedangkan yang dilirik merasa kesal dan takut.
"Untuk kau Sun May, jika kita keluar untuk merampok apa keuntungan kita? walaupun kita mendapatkan uang kita juga tidak akan menggunakannya karena kita tidak pernah memakai uang untuk apapun (ya karena mereka memeng tidak mementingkan uang).
Dan jika kita membunuh sedikit demi sedikit aliran putih, apa kau yakin rencana itu akan berjalan mulus? tidak bukan? karena jika ada sakte aliran putih musnah maka kabar akan sangat cepat sampai ke aliran putih lainnya. Dengan begitu pengawasan mereka juga akan di perketat." ucap Sae Chan
Sun May merasa mati kutu dan merasa malu, karena memang yang di katakan Sae Chan adalah benar.
Seketika Sae Chan tersenyum penuh kemenangan. Lalu Sae Chan melirik sinis kepada Jeremy Chu.
"Dan sekarang kau, jika kita keluar dari persembunyian untuk mencari sumber daya, apa itu akan mudah? bagaiamana jika ada orang yang mengenali kita?" tanya Sae Chan
"Kita bunuh saja orang itu" Jeremy gugup
"Cihh, lalu bagaiamana jika yang menemukan kita adalah sekelomok utusan kaisar Tang yang memang bertujuan untuk melenyapkan seuruh anggota sakte kita?" Sae Chan memandang sinis
"Ah, kita hanya perlu melawan balik mereka" ucap Jeremy dengan pedenya.
"Dan, jika di antara orang-orang yang mengincar kita memiliki pendekar tingkat energi dewa lebih dari satu?" ucap Sae Chan
"Ma maka habislah kita" ucap Jeremy merasa Skak Mate dan merasa bahwa yang di katakan Sae Chan memang benar, jika diantara musuhnya terdapat lebih dari 1 pebdekar tingkat energi dewa, maka habislah mereka karena diantara 5 tetua hanya Sae Chan yang berada di tingkat energi dewa, sedangkan dirinya dan lainnya masih berada di tingkat energi suci itupun paling rendah.
"Cihh, sudah ku duga kalian memiiliki ide yang buruk" ucap Sae Chan sinis
"Lalu, untuk apa kita disini menunggu kesempatan? sedangkan yang di tunggu belum tau kepastiannya kapan akan tiba?" ucap Gay Lin
"Hmm" sambung Suro Chan mendudukung ucapan rekannya.
"Apa kalian sudah tau rencanaku seluruhnya?" ucap Sae Chan sudah kesal karena selalu di protes.
"Be belum" ucap mereka semua serentak.
"Sudah ku duga, makanya dengarkan dulu penjelasanku." ucap Sae Chan sambil mengehembuskan nafas dengan kasar.
Mereka pun tertunduk dengan perkataan ketua mereka.
"Dengarkan baik-baik, aku tidak akan mengulanginya. Jadi begini, bla bla bla" ucap Sae Chan panjang kali lebar kali tinggi. kek rumus matematika wkwk.
************
Xiang Huo, Qwin Zie, dan Ming sedang melakukan perjalanan menuju desa selanjutnya yaitu desa Meranti, karena sudah tidak ada lagi yang mereka lakulan di desa Xuiyang. Setelah memastikan desa Xuiyang aman dan juga setelah mengabarkan rencana sakte teratai hitam kepada Zen Tai Yin atau kepala desa Xuiyang untuk membununhnya, awalnya Zen Tai Yin sangat terkejut dan juga takut tapi setelah Qwin Zie meyakinkan bahwa tidak akan terjadi apa-apa maka ia pun merasa tenang dan mengikhlaskan mereka pergi serta berterima kasih banyak kepada mereka, karena mereka telah melenyapkan siluman iblis di danau hitam.
2 hari dalam perjalanan Qwin Zie dan murid-muridnya menggunakan ilmu meringankan tubuh yang sangat cepat, bahkan Ming sampai heran melihat kecepatan adik dan gurunya. Ming kadang tertinggal jauh di belakang, namun karena Xiang Huo merasa kasihan ia pun memutuskan untuk memperlambat kecepatannya, sedangkan Qwin Zie sendiri merasa tidak terlalu menghiraukan kedua muridnya toh,jika kedua muridnya terkena masalah atau ada yang menyerang, muridnya juga pasti akan mengalahkan musuhnya dengan sangat mudah apalagi ia tau kalau Xiang Huo memiliki kekuatan energi tungkat dewa, sama seperti dirinya. ia sendiri bahkan tidak yakin akan mampu mengalahkan muridnya jika bertarung. itulah sebabnya Qwin Zie tidak terlalu memikirkan kedua murdinya.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba langit menjadi gelap dan..
Duarrrrr.
Gledek menyambar sebuah pohon besar di depan Xiang Huo dan Ming, sedangkan Qwin Zie sudah tidak terlihat lagi.
Hujan mulai turun, hingga pakaian mereka basah kuyub. Karena pakaian mereka yang basah dan hujan yang tak berhenti, akhirnya mereka memutuakan untuk berteduh. Kebetulan di depan mereka terlihat sebuah gubuk kecil, mereka pun mendatangi gubuk itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Dzikir Ari
masa ceritanya Tionghoa ada desa Meranti🤔🤔🤔yang benar saja
2023-05-29
0
Rony Abdul
coss
2020-11-15
1
Manu Mere
mmmmm mmmm cuaca menghambat perjalanan🙄🙄🙄🙄
2020-11-14
1