PILIHAN DALAM CINTA
Di saat waktunya makan malam, aku masih sibuk untuk melayani tamu yang berada di restoran tempat ku bekerja. Sebuah restoran mahal yang sudah sangat terkenal di kota Z. Aku hampir setahun bekerja di sini, dan aku harus betah walaupun terkadang aku merasa lelah.
Bagaimana tidak lelah? Di pagi hari, aku bekerja pada sebuah perusahaan raksasa sebagai CS di sana. Pulang di sore hari, kemudian lanjut kembali bekerja pada sebuah restoran sampai larut hingga jam 12 malam. Aku terpaksa bekerja pada dua tempat karena tuntutan hidup yang aku jalani, aku adalah tulang punggung keluarga.
......................
Aku Sasha Yorina, umurku saat ini 28 tahun dan aku anak tunggal dari kedua orang tuaku. Papaku menghilang sejak aku masih berada di dalam kandungan ibuku, dan aku hanya tahu jika papaku adalah keturunan dari negeri sakura. Hanya berbekal selembar photo saja yang bisa aku lihat, untuk mengenali wajah papaku.
Sejak kecil hanya mama yang aku miliki, tetapi kali ini aku memiliki Ryota putra semata wayang ku. Seorang putra yang aku miliki bersama mantan suamiku yang berada jauh di koka A. Di kota Z ini aku dan mama adalah seorang pendatang, datang ke kota ini semenjak masih mengandung Ryota. Aku tidak ingin mantan suami ku mengetahui keberadaan dan kelahiran Ryota.
Perpisahan ku dengan suami atas dukungan seluruh keluarga besarnya. Di saat aku menikah dengannya, umurku baru 19 tahun dan masih sangat belia. Aku di jodohkan dengannya atas kemauan mamaku dan mamanya yang memang berteman baik. Selama hampir 4 tahun kami menjalankan ikatan pernikahan, aku tidak kunjung juga mengandung keturunan untuk keluarga mereka.
Di saat rasa cinta kami sudah semakin besar, tuntutan untuk mendapatkan keturunan adalah halangan terbesar kami dalam mengarungi biduk rumah tangga. Mantan papa mertua dan nenek mertuaku selalu terus menuntut kami, kapan kami akan memberikan keluarga itu seorang keturunan.
Hingga 4 tahun usia pernikahan kami, aku tak kunjung hamil juga. Mereka pun lelah menunggu, dan akhirnya keputusan dan dukungan untuk suamiku menikah lagi terus berlanjut. Di mana awalnya suamiku menolak keras keinginan keluarganya itu, karena masih sangat mencintaiku. Akan tetapi lama kelamaan, setelah banyaknya dukungan dan lelah menungguku memberikannya seorang anak, diapun pada akhirnya setuju.
Sedangkan aku, tidak menerima keputusannya untuk menikah lagi. Tetapi apa daya akupun kalah? Mereka lebih berkuasa, mereka kaya raya dan tidak sebanding denganku. Aku hanya anak dari seorang pelayan toko kue, aku hanya beruntung mendapatkan kesempatan untuk masuk ke dalam keluarga besar mereka. Hanya karena mamaku berteman baik dengan mama mertuaku yang juga menyayangiku.
Setelah 3 bulan perceraian kami di resmikan, aku di nyatakan hamil jalan 4 bulan. Anehnya, perutku pada saat itu belum terlihat membuncit, aku tidak tahu harus bagaimana pada saat itu? Aku bahagia saat mengetahui jika ada buah cintaku bersama mantan suami yang sangat aku cintai berada di dalam perutku. Akan tetapi, di saat aku ingin memberikan kabar tersebut, aku dikejutkan akan pesta pertunangannya.
Hatiku sakit, kecewa dan hancur melihat dia menyematkan sebuah cincin ke jari manis wanita lain. Aku tidak kuasa untuk melihat mantan suamiku bersanding bersama wanita lain. Akupun memutuskan untuk menyembunyikan kehamilanku dan memiliki anak ini untuk diriku sendiri. Aku dan mama pun pindah dari kota A.
Saat Ryota lahir, di sanalah aku ikut terlahir kembali. Menjadi wanita sekaligus ibu yang kuat untuk putra semata wayang ku, putra yang tampan setampan papanya. Wajahnya tidak jauh berbeda dari mantan suamiku yang memang tampan keturunan Indonesia Inggris, dan mata biru Ryota sama indah dengan mata biru milik mantan suamiku. Ryota adalah kenangan terindah yang di berikan Tuhan untukku.
Apapun akan aku lakukan untuk kebahagiaan putra dan mama yang saat ini menjadi tanggung jawab di dalam hidupku, walaupun bekerja pada dua tempat dalam satu hari, aku rela asal kebutuhan mereka tercukupi. Kebahagiaan mereka adalah prioritas utamaku.
Aku senang melihat tumbuh kembang Ryota yang sangat sehat, dan dia jarang sekali sakit. Mungkin Tuhan begitu kasihan melihat keadaanku yang serba pas-pasan, sehingga kami selalu di berikan kesehatan, kebahagiaan dan rejeki yang cukup oleh sang Pencipta.
......................
Kembali lagi ke tempat aku bekerja. Saat ini restoran cukup ramai pengunjung, kami hingga kewalahan untuk menghadapinya.
Tidak lama kemudian terdengar suara keributan di meja VVIP, entah apa yang terjadi? Akupun tidak mengetahuinya.
"Sasha…coba kau lihat lah kesana...!! Aku akan panggil pak menager dulu." Perintah pak Yadi kepadaku.
Aku pun bergegas melihat keadaan di sana, entah bisa apa aku disana…akupun tidak tahu? Aku hanya mengikuti perintah dari pak Yadi sebagai senior di restoran itu, karena aku tidak ingin mendapatkan masalah jika tidak mendengarkannya.
Saat sudah mendekati meja VVIP, aku bisa melihat Lisa sedang di marahi habis-habisan oleh salah satu tamu VVIP di sana. Terlihat jelas wajah Lisa sudah basah kuyup, terlihat pula Lisa sudah menangis seraya terus meminta maaf.
"Maaf kan saya tuan…saya tidak hati-hati…!!" Ucap Lisa menangis dan meminta maaf pada seorang pria tampan yang menjadi tamu di restoran ini.
"Apa matamu buta…kau bisa bekerja apa tidak…?Kau lihat jas ku basah karena ulahmu!!" Bentak pria tersebut.
"Maafkan saya tuan…biar saya bersihkan." Balas Lisa seraya mengambil tisu di atas meja.
"Kau pikir jasku akan bersih dengan tisu itu…?" Tanyanya kepada Lisa.
Lisa hanya melirik sekilas wajah dan jas pria tersebut secara bergantian, terlihat jasnya hanyalah sedikit basah oleh jus.
' Sombong sekali pria ini, apa mentang-mentang dia orang kaya…,dia bisa seenaknya begini? Padahal kan jasnya hanya basah sedikit.' Gumamku dalam hati sembari melihat ke arah pria itu.
"Panggil manager restoran ke sini…!! Kalian harus ganti rugi." Perintah pria itu seraya membuka jasnya yang sedikit basah.
"Ada apa tuan…?" Tanyaku mencoba untuk membantu Lisa.
"Siapa kau…apa kau manager di sini?" Tanya pria tersebut menatap tajam diriku.
"Tidak tuan…saya hanya pelayan biasa di sini…" Jawabku apa adanya.
"Lalu untuk apa kau ke sini, tidak ada gunanya…panggil kan manager mu ke sini!!!"
"Maaf tuan…manager kami masih di panggil…mohon bersabar." Ucapku masih tetap sopan, bagaimana juga tamu adalah raja di sini.
"Untuk apa kalian hanya diam saja, bereskan meja ini…!!! Apa kalian tidak mengerti pekerjaan kalian yang hanya seorang pelayan restoran?" Perintahnya yang membuat hatiku mulai kesal.
Pria ini benar-benar sombong dan sok berkuasa, tidak ada perkataannya yang halus kepada kami. Aku dan Lisa lalu dengan cepat membersihkan meja tersebut, tetapi karena Lisa masih gemetar akan rasa takutnya, lagi-lagi dia tidak sengaja menyenggol gelas yang berisi jus alpukat, dan tumpah pada celana pria itu.
"Lisa…!" Rintihku.
"Maafkan saya tuan…saya tidak sengaja." Ucap Lisa meminta maaf kepada pria itu.
"Aaaahhhh…kau bisa becus tidak bekerja…lihat apa yang kau lakukan…?" Bentaknya kepada Lisa yang sudah menangis ketakutan, terlihat tumpahan jus alpukat itu memenuhi celana tuan muda itu.
"Maafkan saya tuan…!"
"Maaf katamu…apa maafmu bisa membersihkan celana dan jasku?" Marahnya yang membuat pria itu ingin menampar pipi Lisa.
Aku repleks segera menangkap tangan pria itu, sembari menarik mundur Lisa agar tidak terkena tamparannya.
"Tuan jangan…!" Cegahku memegang pergelangan tangannya yang mengambang.
Tatapan mata kami pun bertemu, dia menatap ku begitu tajam dan marah karena aku menghalangi tamparan tangannya.
"Beraninya kau menyentuh ku…gadis sialan…pelayan tidak tahu diri…" Umpatnya dengan menarik kembali tangannya yang aku pegang.
"Maaf tuan…jangan memakai kekerasan, ini masih bisa di bicarakan dengan baik dan secara perlahan." Ungkapku berusaha membujuknya.
"Siapa kau berani mengaturku…? Hanya seorang pelayan rendahan, beraninya kau mengaturku, apa kau tidak tahu siapa aku…?" Tanyanya menghina dan menatap tajam mataku.
'Memangnya siapa dia? Anak raja bukan, anak presiden juga bukan.' Gumamku di dalam hati melihat ke arahnya.
"Maaf tuan…saya tidak tahu anda itu siapa…? Tapi bisakah kita bicara ini dengan sopan dan tidak memakai kekerasan?" Tanyaku berani dengan nada yang sangat sopan.
"Kurang ajar sekali…kau berani mengajariku…" Balasnya dengan tatapan yang begitu marah.
"Maafkan saya tuan…saya hanya meminta anda jangan pakai kekerasan, tidak baik tuan…"
"Kurang ajar kau…" Bentaknya seraya ingin melayangkan tamparannya ke arahku.
Dengan cepat aku menangkap tangannya dan memutar lengannya ke arah belakang punggung pria itu. Aku tekan kuat hingga dia meronta kesakitan, semua yang ada di meja itu terkejut dengan apa yang aku lakukan?
"Aoowaoow……sakit…sakit…lepaskan…!!!" Bentak dan rintihannya kepadaku.
Aku sudah tidak peduli siapa dia saat ini, yang aku tahu aku hanya mempertahankan diriku dari tamparannya.
"Tuan, jika anda bisa tenang …aku akan melepaskan tangan anda ini…" Ucapku menekan sedikit lengannya, sehingga dia kembali meringis kesakitan.
"Aaoow…aaoow kenapa kalian diam saja, cepat tarik gadis ini, tanganku akan dia patahkan." Ungkapnya meminta bantuan kepada ketiga teman prianya yang ada di sana.
Aku menatap tajam dan dingin ketiga teman prianya yang juga melihatku. Apa boleh buat, jika mereka berniat melukaiku, terpaksa akan aku lawan mereka semua.
"Cepat…tanganku sakit…"
Terlihat salah satu temanya memberikan perintah kepada sang pria di sebelahnya untuk menarikku. Pria itupun bangkit dari duduknya dan mendekatiku.
"Nona…tolong lepaskan tangan teman kami…!" Ungkapnya menepuk pundak ku dan sedikit meremasnya, dapat aku rasakan remasannya begitu kuat yang membuat aku cukup kesakitan.
Dengan kuat aku dorong pria yang aku pelintir tangannya maju ke depan, dan dengan cepat pula aku meraih tangan pria yang meremas bahuku. Tubuhnya aku angkat dan membanting tubuh pria itu jatuh kelantai dengan satu gerakkan.
"Aahhh…" Aku hembuskan nafasku yang tertahan saat mengangkat banting tuan muda itu.
Pria itu nampak kesakitan karena punggungnya yang mencium kerasnya keramik. Semua orang nampak terkejut dengan apa yang aku lakukan.
"Apa yang kau lakukan Sasha…?" Tanya pak manager yang baru saja datang.
Aku tidak menjawab, aku hanya diam menatap tajam pria yang aku banting. Mereka menghina dan ingin berbuat kekerasan, bagaimana mungkin aku hanya diam saja…? Apa lagi pria yang ada di sebelahku, hanya diam terkejut melihat ke arahku. Tepatnya ke 4 pria tampan di sana melihat ke arahku, dan aku hanya memasang wajah datar serta dingin melihat kepada mereka.
'Dasar pria-pria kaya yang Sombong…' Gumamku di dalam hati dengan mimik wajah datar dan sedingin es.
...****************...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung ke episode selanjutnya…
...Sekian dan terima kasih 🙏🙏🙏 mohon saran dan komennya ya....
Jangan lupa vote dan like nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
suviegreen
wow
2022-10-28
1