Eps 13

Braakk ....

"Eh cupu! Keganjenan banget Loe ya!" teriak Sarah sembari menggebrak meja Tari. Tari menatap mata Sarah yang memerah karna amarah. Masih pagi, tapi Sarah sudah tersulut emosinya setelah ada yang memberitahunya kemarin siang Tari pergi bersama Yoga.

"Kamu kenapa Sar? Kenapa tiba-tiba marah begitu?" Gadis cupu itu sangat terkejut.

"Ngga usah sok polos deh Loe! Loe pasti rayu-rayu Yoga kan biar dia mau pergi sama Loe kemarin? Ngga usah ngeles Loe!" bentak Sarah.

Ah ternyata itu permasalahannya. Tari mencoba tenang. Ia sebenarnya sedikit takut jika berurusan dengan seorang Sarah.

"Yoga sendiri yang mau antar aku pulang Sar."

"Alah, gue ngga percaya sama Loe. Kalian, bawa dia ke belakang sekolah!" titahnya pada dua sahabatnya. Kemudian Sarah pergi ke belakang sekolah di ikuti dengan dua sahabat yang sedang menyeret paksa Tari.

"Sarah, maaf Sar, aku ngga akan lakuin itu lagi. Tolong lepasin aku Sar!" Tari mencoba memohon namun tidak ada yang menanggapinya. Para siswa lain yang melihatnya pun sebenarnya tidak tega melihat Tari ditarik seperti itu. Namun mereka bisa apa? Intinya, tidak mau berurusan dengan anak dari donatur di sekolah ini. Urusannya bisa runyam.

Sampai di belakang sekolah,

Tari di dorong begitu saja hingga jatuh tersungkur di depan Sarah. "Sarah, maafin aku! Aku ngga ngelakuin apapun kemarin. Dia sendiri yang mau mengantarku Sar. Percayalah!"

"Gue ngga percaya sama Loe, beraninya ya Loe deketin Yoga. Dia itu punya gue, dan jangan sentuh apapun yang menjadi milik gue paham!"

"Iya, maafin aku Sar." Tari pasrah saja. Ia berharap semoga dengan ia pasrah dan tidak memberontak, ia bisa segera lepas dari Sarah. Namun nyatanya tidak, kepasrahan Tari malah membuatnya semakin ditindas oleh mereka.

"Ngaku kan Loe sekarang kalau Loe itu cewek ganjen? Ey, ngaca dong siapa Loe. Udah udik, cupu, jelek pula. Mana mau Yoga sama cewek kayak Loe gini." ejek Sarah dengan menarik rambut Tari.

"Auw, sakit Sar." Tari mencoba melepas tangan Sarah namun ia tak kuat melepas cengkraman itu. Kemudian ia melihat Sarah memberi kode pada dua sahabatnya lalu keduanya pergi. Entah kemana, yang jelas beberapa saat kemudian mereka kembali lagi dengan membawa sekantung plastik berwarna hitam.

Keduanya memberikan kantung itu pada Sarah. "Sekarang, Loe rasain hukuman dari gue!" ucapnya dengan seringai penuh kejahatan.

"Ah," Tari menunduk ketika kepalanya terasa basah karna sesuatu. Sarah melemparinya dengan telur ayam yang sangat amis. Setelah itu, Sarah menuangkan tepung di tubuhnya. Tari hanya mampu menunduk agar benda-benda itu tak mengenai matanya. Tubuhnya bergetar mulai menangis. Ia ingin marah namun tak bisa. Tari menahan amarahnya dengan mengepalkan kedua telapak tangannya.

Terdengar gelagar tawa dari ketiga siswi itu. Sepertinya sangat puas bisa mengerjai siswi lain. Setelah semua benda-benda itu habis, barulah Sarah berhenti melemparinya.

"Denger ya Loe, Yoga itu punya gue, dan awas Loe kalau deketin dia lagi. Gue ngga akan segan-segan kasih hukuman yang lebih parah dari ini." ancam Sarah. Kemudian ia pergi meninggalkan Tari sendiri. Gadis itu mulai menangis terisak. Entah lah, mendapat perlakuan bullying di sekolah pasti sangat menyakitkan.

Tari mulai bangun, ia berjalan menuju kamar mandi siswa. Keadaan sudah sepi, mungkin jam pelajaran sudah dimulai. Tari mulai membersihkan dirinya namun telur dan tepung itu terlanjur melekat di rambut Tari. Ia memilih pulang saat itu juga. Untung ponselnya ia bawa tadi, dan tas sekolahnya biar lah ditinggal di kelas saja.

Di dalam kelas,

Pelajaran sudah dimulai sejak 30 menit yang lalu. Yoga menoleh ke samping kirinya. Kemana Tari? Apa ia tidak masuk sekolah? Tapi ada tasnya kan. Harusnya dia sudah ada di sekolah. Itu pikir Yoga.

Sampai jam sekolah usai, Tari tidak juga masuk kelas. Yoga yang masih memasukkan buku ke dalam tasnya terkejut saat seseorang mengelus pundaknya. Yoga mendongak dan melihat siapa yang menyentuhnya.

Ah ternyata Sarah. "Yoga, temenin gue ke mall yuk."

"Maaf Sar, hari ini aku harus ke kantor papa."

"Ayo lah ... Sebentar aja." rengeknya.

"Maaf ya Sar, lain waktu ya!" tolaknya dengan lembut dan tersenyum. Kemudian ia pergi meninggalkan kelas dengan membawa tas ransel milik Tari.

Sarah melihatnya dan mengepalkan tangan.

Yoga pasti mau nemuin Tari. Awas aja loe Tari. Gue bejek-bejek loe!

***

Tari sedang bermain dengan adiknya Adnan. Tadi saat pulang ia sempat ditanyai oleh bu Mae, kenapa sudah pulang dan pakaiannya kotor? Tari hanya menggeleng. Dia menjawab tadi main-main dengan teman. Ia tidak mau membuat bu Mae khawatir. Walaupun Sudah jelas bu Mae tahu jika ia baru saja dikerjai oleh temannya.

"Tatak, jajan! (Kakak, jajan!" Pria kecil menengadah menatap kakaknya.

Tari tersenyum dan langsung mengiyakan permintaan adiknya. Setelah mengambil dompet di dalam kamar, Tari dan Adnan langsung pergi ke warung di depan gang.

Sambil jalan sambil bercanda, Adnan nampak tertawa lepas ketika Tari mencoba mengejar Adnan yang berlari. Sampai di depan gang, Tari melihat ada sebuah mobil yang tak asing baginya. Itu mobil Yoga. Tari berhenti sejenak. Aduh, bagaimana ini? Apa iya dirinya akan bertemu Yoga?

"Tatak! (Kakak!)" panggil Adnan. Tari menoleh dan tersenyum pada adiknya. Kemudian Adnan berjalan mendekati Tari dan menggandengnya. Seakan tidak mau lagi perjalanannya ke warung tertunda. Kedua kakak beradik itu segera berlalu melewati mobil Yoga menuju warung.

"Tunggu!" Yoga menghentikan langkah Tari yang sudah melewati mobilnya.

Tari berhenti, melihat ke arah Yoga. Jujur saja, ada rasa gugup dalam diri Tari. Entahlah!

"Maaf, saya ingin bertanya apa mbak nya tahu rumah Tari?" tanya Yoga dengan sopan. Sungguh, dia anak muda yang sangat sopan pada orang lain, apa lagi yang belum ia kenal.

Meskipun besar di luar negeri, eyang nya tidak pernah melunturkan rasa cinta tanah air pada dirinya. Mereka selalu memberi pelajaran tentang Indonesia, sopan santun, sikap menghargai dan toleransi. Intinya, semua tentang Indonesia Yoga sudah tahu meski lama besar di luar negeri. Itu sebabnya Yoga sangat fasih berbahasa Indonesia karna di sana ia menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari saat di rumah.

Ah, ternyata Yoga tidak mengenali siapa gadis yang ada di hadapannya itu. Tari menghela napas lega. Oh ini ternyata yang membuat gadis itu gugup. Ia takut jika Yoga mengenali dirinya. Karna yang Yoga tahu, Tari itu si gadis cupu dan jelek. Beda dengan yang berdiri di depan Yoga ini. Gadis manis tanpa jerawat. Juga rambut panjang yang masih tergerai.

"Ti-tidak, saya tidak Tahu rumahnya." jawab Tari dengan gugup. Kemudian ia segera pergi dari tempat itu.

Sampai di warung, Tari sedang menunggu Adnan memilih jajanannya. Ia melihat ke arah gang, mobil Yoga masih terparkir di sana. Dan pemilik mobil itu masih menunggu sambil bersender di samping mobil.

Tari bertanya-tanya dalam benaknya. Kenapa Yoga mencarinya? Ada urusan apa? Ah, pokoknya Tari tidak mau lagi berurusan dengan Yoga atau akibatnya akan berakhir dengan telur dan tepung lagi.

Sampai beberapa saat kemudian, Adnan belum juga selesai memilih jajanan apa yang akan ia beli. Tari tidak pernah memaksa adiknya untuk segera melakukan suatu hal. Ia selalu sabar dalam menghadapi adik-adiknya. Ya termasuk kesabaran menunggu jagoan kecil itu memilih apa yang ingin ia beli. Tari masih melihat ke arah mobil Yoga. Ia melihat Yoga mulai masuk kedalam mobil dan melajukan kendaraannya.

Ah, syukurlah Yoga sudah pergi. Jadi ia tak perlu lagi merasa gugup saat melewatinya.

Lama juga Adnan memilih, dan akhirnya keinginannya tertuju pada makanan ringan berbentuk snack yang terbuat dari jagung. Setelah membayar, mereka langsung pulang ke rumah.

Malam tiba, seperti biasa Tari berpamitan untuk berangkat kerja sebagai seorang pelayan di klub malam. Sebenarnya kenapa ia masih tetap kekeuh berada di sana, itu agar adik-adiknya dan bu Mae tidak bertanya Tari dapat uang dari mana jika tidak bekerja. Sudah terlalu nyaman, tempat yang membuatnya punya teman dan agar orang tahu bahwa Tari dapat uang dari bekerja. Ehm, itu beberapa alasan kenapa Tari masih mau datang ke klub itu.

To Be Continue ....

Terpopuler

Comments

Ayla Yasima

Ayla Yasima

Yoga Pemuda Yg Sopan Makin Mirip sifatnya sama Om Anton🤣🤭 apa jangan2 mereka benran Ayah anak🤔🤔

2022-03-13

0

💚1511💚

💚1511💚

Sarah...gelut nyok. Ya bikin bonyok baru teu.

2022-03-02

1

💚1510💚

💚1510💚

Sar... Sini SAR... Ta kenalin sama2 Pegulat2 wanita juara WWF. Sini SAR...

2022-03-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!