Eps 4

"Tuan, ini berkas yang anda minta." Pria berjas hitam memberikan sebuah amplop coklat kepada atasannya.

"Terimakasih, kamu boleh pergi."

"Baik Tuan." Pria itu kemudian pergi meninggalkan ruang kerja atasannya.

Tuan Anton segera membuka amplop itu dan membaca isinya. Kini ia tahu siapa gadis kecil itu sebenarnya. Ia merasa kasihan saat mengetahui bahwa gadis itu harus menafkahi ketiga adiknya yang masih kecil. Sedetik kemudian, Tuan Anton menemukan sebuah cara agar bisa lebih dekat dengan gadis itu. Cara yang ia pikirkan pasti sangat ampuh untuk mendapatkan hati gadis itu.

Tuan Anton segera menelpon seseorang yang menjadi pegawainya, menyampaikan keinginannya saat itu juga. Setelah usai, ia segera menyelesaikan pekerjaannya agar bisa datang ke klub malamnya lebih awal.

***

"Tatak, atu mau mobin-mobinan, (Kakak, aku mau mobil-mobilan,)" pinta Adnan saat melihat sebuah mainan bergelantung melambai-lambai di hadapannya.

Saat ini, Tari, Adnan dan Bu Mae sedang jalan-jalan ke pasar. Ya, hanya sekedar membeli bahan makanan dan beberapa pakaian baru. Tari sedang mencoba menyenangkan keluarganya dari hasil kerjanya selama sebulan ini.

"Kamu mau?" Adnan mengangguk.

Segera Tari membelikannya, selama ia masih punya uang, ia akan membelikan apapun untuk adiknya itu. Acara jalan-jalan selesai, mereka bertiga lalu pulang dengan delman atas permintaan jagoan kecil mereka.

"Ini yang pertama dan yang terakhir ya Tari kita menghamburkan uangmu! Besok-besok Ibu nggak mau lagi kalau kamu ajak Ke pasar. Sayang uangnya," ucap Bu Mae setelah sampai di depan rumah.

"Ngga apa-apa Bu, gaji Tari lumayan banyak kok. Sekali-kali saja ya," ucapnya sembari melempar senyuman kepada wanita itu. bu Mae tersenyum dan segera masuk ke dalam rumah.

Malam pun tiba, setelah menidurkan Adnan, Tari segera berpamitan kepada bu Mae untuk berangkat bekerja. Sudah hampir pukul sembilan, Tari sudah sangat terlambat. Segera ia mencari tukang ojek untuk mengantarnya ke klub malam.

Setelah sampai, ia sedikit berlari memasuki klub melalui pintu belakang.

"Sayang, kenapa kamu baru datang?" Bu Mira membuat Tari terkejut.

"Ma-maaf Bu, Adik saya sedikit rewel Bu." jawabnya sembari menunduk. Ia merasa takut jika kena marah oleh Bu Mira. Pasalnya, Tari pernah melihat salah satu temannya yang dimarahi habis-habisan oleh bu Mira karena terlambat masuk tiga puluh menit.

Melihat Tari yang ketakutan, Bu Mira segera memeluk pinggang Tari dari samping. Tari menoleh dan melihat bosnya itu tersenyum menatapnya. Senyuman wanita itu membuat Tari terheran.

Kemudian, bu Mira membawa Tari masuk kedalam ruang kerjanya. Mendudukkan gadis itu di sofa.

"Tenang lah Sayang, tidak perlu takut," ucap wanita itu saat melihat Tari masih ketakutan.

Tanpa perlu basa-basi lagi, Bu Mira segera menyampaikan keinginannya pada Tari. Bu Mira meminta Tari untuk naik jabatan menjadi Pemandu Karaoke.

Ceilah, naik jabatan .... 😄

Mendengar hal itu, Tari menjadi terkejut kembali. Apa? Ia diminta menjadi Pemandu Karaoke? Pikiran Tari langsung terbang melayang entah ke mana. Setahunya, seorang Pemandu Karaoke atau PK pasti akan berhubungan dengan berbagai hal buruk. Mabuk, merokok, dipegang-pegang, bahkan yang lebih parah lagi, biasanya seorang PK selalu berakhir di atas ranjang bersama para pelanggan.

Tari bergidik ngeri, segera ia menolak mentah-mentah tawaran bu Mira. Wanita itu merasa sedikit kecewa karena penolakan Tari. Ia mencoba merayunya lagi. Membeberkan semua bonus-bonus yang akan didapat Tari nanti. Juga gaji yang akan naik mengikuti jumlah pemakai jasa Tari setiap malamnya.

Setelah pertemuan itu, Tari tak langsung menyetujui tawaran Bu Mira . Tari butuh waktu. Sebenarnya Tari sedikit tergiur, ia mencoba memikirkan kembali tawaran Bu Mira. Jika ia bisa mendapat gaji tambahan, ia bisa menyewa rumah sendiri. Juga memberi uang lebih kepada Bu Mae karena jasanya menjaga adik-adiknya.

Brug ....

"Aduh, sshhhhh ...." Tari mendesis menahan sakit di keningnya. Ia tidak sengaja menabrak tubuh seseorang.

"Tu-tuan!" Tari terkejut ketika ia tahu siapa yang ia tabrak.

Tuan Anton, dia lah yang ditabrak oleh Tari. Jasnya terlihat basah karena terkena tumpahan air dalam gelas yang dibawa Tari.

"Apa kau tidak bisa melihat?" sentak salah seorang bawahan tuan Anton.

Matanya tajam menatap Tari yang terkejut dan ketakutan. Tari hanya bisa menunduk, tak tahu lagi harus melakukan apa. Sedangkan Tuan Anton malah diam sembari membersihkan jas nya dengan tisu.

"Apa seperti ini kerjaan pelayan disini? Benar-benar tidak becus!" imbuh orang itu lagi.

"Bawa dia ke ruanganku!" ucap tuan Anton tiba-tiba. Tanpa melihat tari yang masih ketakutan, ia langsung pergi masuk ke dalam ruangannya.

"Kau dengar bukan? Ikut ke ruangan Tuan Anton sekarang!" Orang itu masih menatap tajam memperlihatkan kegarangannya. Lalu ia pun ikut berlalu masuk ke ruangan tuannya.

Dengan tubuh bergetar karena ketakutan, Tari mengikuti dua pria itu memasuki sebuah ruangan yang belum pernah ia masuki sebelumnya. Ia masih tetap menunduk, tak berani melihat apapun selain melihat lantai.

"Duduklah!" perintah Tuan Anton dengan tenang. Tak ada sedikitpun kemarahan dalam suaranya. Tidak seperti bawahannya itu.

Tari kemudian duduk di sofa depan meja kerja Tuan Anton. Sedangkan orang garang tadi berdiri di samping meja Tuan Anton tanpa bergerak sedikitpun. Pandangannya lurus ke depan tanpa menoleh sedikitpun.

Tari sangat gugup, ia hanya menggenggam erat jemarinya di atas pangkuan. Memikirkan hukuman apa yang akan dia terima setelah itu.

"Kamu tahu siapa aku?" Tuan Anton mulai berbicara. Meski berada sedikit jauh dari tempat Tari berada, suara tegasnya terdengar jelas di telinga Tari.

Gadis itu hanya menggeleng kepala tanda tidak tahu. Melihat Tari yang ketakutan membuat tuan Anton tidak tega sebenarnya. Namun ia juga sangat gemas pada gadis itu dan tidak ingin mengakhiri drama ini dengan segera.

"Aku adalah pemilik klub ini."

Mendengar hal itu membuat Tari semakin menundukkan kepalanya. Duh, ia benar-benar takut dipecat. Mau kerja apa lagi dia nanti jika dipecat? Tak ada satu tempat pun yang mau menerima gadis di bawah umur seperti dia. Ia harus melakukan sesuatu.

Tanpa diduga, Tari menatap tuan Anton sekilas dan segera duduk bersimpuh di lantai, "Ampuni saya Tuan! Jangan pecat saya, saya minta maaf karena kecerobohan saya. Ampuni saya Tuan!" Tari mulai menangis. Beberapa buliran air terlihat menetes jatuh ke lantai.

Tuan Anton benar-benar tidak tega, ia tak mungkin membuat gadis yang mulai dipujanya itu bersusah hati. Ia harus segera menuntaskan Keinginannya.

"Aku tidak akan memecat mu,"

Tari mendongak, ia menghentikan tangisnya dan menatap lekat mata atasannya.

"Benarkah Tuan? Aku tidak akan dipecat? Terimakasih Tuan." Tari menundukkan kepalanya memberi hormat. Hatinya kini menjadi lega.

"Tapi kamu harus mengganti jasku!"

"Apa?" Tari terkejut.

"Jas ini seharga tiga puluh lima juta. Kamu harus menggantinya karena ini jas kesayanganku. Noda ini pasti tidak akan hilang, dan kamu harus bertanggung jawab menggantinya!"

Tari makin dibuat terkejut. Uang sebanyak Itu dari mana dia akan dapatkan? Sedangkan gajinya saja tidak lebih dari tiga juta perbulan. Butuh waktu lama untuk mengganti jas itu.

"Ta-tapi Tuan saya tidak punya uang sebanyak itu." ucapnya dengan lirih, tapi masih bisa didengar.

"Jadi kamu harus bekerja lebih giat lagi agar kamu bisa segera menggantinya." Tuan Anton beranjak dari duduknya. Kemudian ia dan bawahannya itu pergi meninggalkan Tari sendirian di ruangan itu.

Setelah kepergian atasannya, Tari menghela napas dalam. Ia mengusap pipinya yang basah karena tangisannya barusan. Uang sebanyak itu, butuh waktu berapa bulan untuk mengumpulkannya? Dasar Tari ceroboh, tidak fokus dalam bekerja. Inilah hasilnya.

Sesaat kemudian, ia teringat kembali tawaran bu Mira. Menjadi PK bisa mendapat beberapa bonus gaji dan uang tips. Mungkin dengan cara itu Tari bisa sedikit mempercepat waktu mengganti jas tuan Anton. Namun, apa benar Tari akan melakukan pekerjaan itu? Apa ia sudah mantap menanggung resikonya? Tapi itu satu-satunya cara cepat untuk mendapatkan uang.

Tari segera bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan ruangan itu. Ia harus kembali bekerja. Nanti saja memikirkan ganti rugi jas atasannya, sekarang ia harus fokus bekerja kembali.

To Be Continue ....

Terpopuler

Comments

Dania

Dania

Next Thor

2022-03-28

2

Dania

Dania

Tuan, pengaruh anda sebagai orang nomer satu, sungguh luar biasa, sehingga dengan mudah mendapatkan apa yang anda inginkan

2022-03-28

2

RINDU ⭕

RINDU ⭕

Kira-kira Tari gimana ya nasibnya 🤔🤔

2022-03-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!