Eps 6

Ana, tengah menunggu kedatangan papi tercintanya. Sudah dua minggu ini ia tidak bertemu dengan sosok pria yang telah banyak membantu merubah kehidupannya itu. Karena pekerjaan luar kota membuat Tuan Anton tidak dapat menemui sosok gadisnya yang mulai beranjak remaja itu.

Ana atau Tari, telah berubah menjadi bidadari malam kesayangan Tuan Anton. Wajahnya semakin cantik, tubuhnya semakin membentuk karena ia selalu berolahraga dan memakan makanan sehat. Namun, keindahan itu hanya bisa dilihat saat malam hari saja. Bak si putri malu dalam cerita dongeng, ia akan menjadi si cupu Tari saat pagi menjelang.

Tari menutup wajah cantiknya dengan polesan bedak yang dibuat sedemikian rupa agar tidak ada yang mengenalinya. Saat di sekolah, ia adalah Tari, gadis cupu yang hanya menjadi bayangan di sekolahnya. Saat malam tiba, ia akan menjadi si cantik Ana gadis kesayangan Tuan Anton.

***

Tuan Anton tiba di klub malam miliknya, ia turun dari mobil dan segera menemui gadis cantiknya. Ia melewati beberapa ruangan menuju room VIP nomor 3, tempat yang menjadi saksi bisu pertemuan keduanya selama ini.

Tuan Anton membuka pintu ruangan, lampu belum menyala. Ia segera menyalakan lampu ruangan itu, pria itu terkejut saat mendapati ruangan itu kosong.

"Ke mana dia?" bentak Tuan Anton kepada bawahan yang selalu mengikutinya ke mana-mana.

Sebut saja pria itu Beni.

Beni terlihat sama terkejutnya saat melihat ke dalam ruangan. Gadis yang selalu ia panggil nona itu tidak ada di sana. Mati, jika Nona Ana tidak datang ia akan dihabisi oleh Tuan Anton.

"Saya akan segera mencarinya Tuan," ucapnya dengan menunduk tanda hormat.

"Tidak perlu! Aku akan mencarinya sendiri." Dengan raut wajah kesal dan penuh amarah Tuan Anton pergi meninggalkan ruangan itu. Ia berjalan sembari mengendorkan dasinya.

Keinginannya menghapus lelah dengan melihat wajah gadisnya telah pupus karena gadis itu tidak ada di dalam ruangan. Harusnya Ana sudah menunggunya di sana, menyambut dengan tangan terbuka dan berhambur memeluknya. Tuan Anton pergi menemui Bu Mira, ia berniat menanyakan keberadaan Ana saat itu. Namun, niatnya urung ia lakukan saat melihat ruangannya juga kosong. Tuan Anton bergegas memasuki ruangan dimana para Pemandu Karaoke berkumpul.

Braaak ....

Suara pintu yang dibuka paksa dan membentur tembok.

Semua yang ada di dalam sangat terkejut dan segera menoleh ke arah pintu. Betapa terkejutnya mereka saat tahu yang mendobrak pintu adalah Tuan Anton, atasan mereka.

Napas pria itu kembang kempis menahan kesal. Matanya menyusuri setiap ruangan dengan jeli, mencari keberadaan si gadis bidadari malam kesayangannya. Matanya berhenti pada sosok yang tengah duduk di depan cermin sembari melihatnya dari pantulan cahaya. Dia lah Ana, gadis yang diibaratkan sebagai 'Timun Mas' yang dirawat dengan baik dari kecil dan kelak jika sudah dewasa akan dipersunting oleh Tuan Anton sendiri. Gadis itu nampak tersenyum menatap tingkah konyol tuannya itu.

Tuan Anton menghela napas panjang, kekesalannya seketika hilang berganti dengan bahagia. Pria itu berjalan perlahan mendekati gadisnya dengan tersenyum. Ana segera berdiri dan membalikkan tubuhnya, menanti pria itu mendekat dan memeluknya. Tuan Anton segera menarik Ana ke dalam pelukan, mendekap dengan erat seakan takut gadisnya akan pergi.

Ana membalas pelukan tuannya. Menyalurkan segenap kerinduan yang ia rasakan selama dua minggu ini, begitu juga dengan Tuan Anton yang terlihat sangat merindukan Ana. Semua gadis yang ada di sana dan juga Bu Mira hanya bisa terdiam melihat drama live yang kedua insan itu sajikan.

Banyak dari mereka yang merasakan hangatnya adegan romantis itu, tapi ada pula yang menatap dengan sinis ke arah Ana. Beberapa dari mereka memang tak pernah menyukai keberadaan Ana. Mereka merasa iri melihat keberuntungan seorang Ana. Namun, mereka hanya mampu menatap dengan penuh kedengkian, karena Ana adalah gadis kesayangan Tuan Anton. Mereka tidak akan berani menyentuh seorang Ana.

"Aku merindukanmu!" ucap Tuan Anton setelah melepas pelukannya.

"Ana juga Pih," jawab Ana lalu beringsut lagi ke dalam pelukan sang papi.

Karena merasa tidak nyaman, Tuan Anton membawa Ana ke dalam room VIP nomor 3. Di sana sudah ada minuman kesukaan sang papi.

'Martini' minuman koktail beralkohol yang sangat manis. Selain Wine, Tuan Anton selalu meminta koktail itu disediakan saat ia berada di klub itu.

"Kenapa tak menungguku di sini?" tanya Tuan Anton setelah mereka duduk di sofa.

"Ana lagi merias diri, Papih."

"Nggak perlu dandan pun kamu sudah sangat cantik," puji sang papi sembari menyelipkan rambut Ana di telinganya.

Ana tersipu malu. Dua tahun bersama, dua tahun pula kedekatan mereka sangat erat, namun tetap saja setiap gombalan yang dilontarkan dan setiap perlakuan dari papinya itu selalu membuat pipinya merona.

Cup, tiba-tiba Tuan Anton mengecup pipi Ana. Membuat wajah gadis itu semakin memerah.

"Papih nggak mau minum? Bukannya Papih baru datang? Pasti haus kan?" Ana mencoba mengalihkan perhatian papinya. Ia tak mau terlalu berlarut dalam keromantisan yang diberikan Tuan Anton. Menurutnya masih terlalu dini untuk menjalin suatu hubungan yang lebih.

Tuan Anton menerima gelas yang diberikan oleh Ana. Ia mencecap dan menikmati rasa manis dari minumannya.

"Manis, tapi tak semanis dirimu."

Aih, Tuan Anton selalu menggombal, "Aku memang manis kan? Kalau nggak, mana mungkin Papiku ini mau bersamaku." Ana memeluk lengan papinya dan menyenderkan kepalanya di bahu Tuan Anton.

"Ini yang aku suka, saat-saat manja mu seperti ini. Membuatku ingin ...." Tuan Anton menghentikan ucapannya.

Ia segera menarik Ana naik di atas pangkuannya. Tuan Anton segera memeluk erat pinggang Ana yang begitu ramping itu. Jangan ditanya pakaian apa yang sedang dikenakan Ana saat ini. Pikirkan saja pakaian yang pantas untuk seorang wanita pekerja malam.

Ah, ingin sekali pria itu segera menerkam mangsa yang ada di hadapannya itu. Jika tidak memikirkan pendidikan Ana yang belum lulus sekolah, juga umurnya yang belum matang, tuan Anton pasti sudah mengungkung gadis itu dibawah tubuhnya. Mencari sensasi surga dunia yang sudah bertahun-tahun tak ia rasakan lagi. Tuan Anton harus bersabar, setidaknya setahun lagi setelah Ana lulus Sekolah Menengah Atas. Barulah ia akan memetik buah ranum yang sudah dua tahun ini ia pupuk dan sirami dengan telaten dan penuh kasih sayang.

Cup,

Sekali lagi, tuan Anton mengecup sekilas pipi Ana. Hanya sebatas itu saja yang selama ini mereka lakukan. Tuan Anton memang pria hebat, ia mampu menahan hasratnya pada Ana selama ini. Padahal sudah sangat jelas bahwa mangsanya itu sudah tepat di depan mata.

"Kenapa kamu nggak membalasnya?" tanya Tuan Anton.

Tanpa di tanya dua kali lagi, Ana segera mengecup seluruh wajah papinya kecuali di bagian bibir yang sengaja ia lewati. Setelah itu Ana segera memeluk erat leher tuan Anton dengan berbisik ....

"Aku beruntung memilikimu Papih, aku bahagia bersamamu." Mendengar hal itu membuat Tuan Anton sangat bahagia.

To Be Continue ....

Terpopuler

Comments

𝕸𝖆'𝕶' 𝖈𝖚𝖙𝖊

𝕸𝖆'𝕶' 𝖈𝖚𝖙𝖊

timun Mas, tak kiro Malika yang dijaga dan dirawat seperti anak sendiri 🤭 jadi ngiklan🤭🙈

2022-04-04

4

Rini Arismawati

Rini Arismawati

tiba2 aku kepikiran, andai Sarah itu anak nya papi 😂😂

2022-03-15

1

💚1502💚

💚1502💚

Bidadari Malam kesygan tuan Anton. Trus siapa yg jd kesyganku dooonk...???

2022-03-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!