Eps 7

Pagi ini, Tari sedang mengikuti ulangan di kelasnya. Suasana tampak hening, sesekali ada yang berulah dengan saling memberi jawaban. Tari tak memperdulikannya. Ia hanya fokus dengan selembar kertas ulangan di hadapannya. Ah, beberapa soal dirasa sangat sulit sekali. Ia harus mengingat-ingat rumus yang di ajarkan gurunya kemarin.

Tari tidak pernah belajar di rumah. Setiap pulang sekolah dia selalu bergantian dengan adik-adiknya untuk menjaga Adnan. Dan Farhan juga Bilal memanfaatkan waktu itu untuk belajar atau hanya sekedar mengerjakan pekerjaan rumah. Setelah Adnan tidur maka ia akan membereskan rumah, memasak, mencuci pakaian dan lain sebagainya. Saat malam tiba ia akan berangkat ke klub malam. Tak ada waktu baginya untuk mengulang kembali pelajarannya. Atau dia memang malas belajar?

Entahlah, setiap manusia memiliki sifat dan kekurangan sendiri-sendiri. Tari bukan tokoh cerita seperti yang lainnya, gadis cantik, tubuh proporsional, memiliki banyak uang dan juga berprestasi di sekolah. Tidak, Tari bukan gadis seperti itu.

Dia memang cantik, tubuh yang berbentuk, memiliki sejumlah tabungan, hanya saja dia tidak suka berpikir tentang pelajaran yang membuatnya pusing.

"Baiklah anak-anak, waktu selesai. Segera kumpulkan di meja saya!" ucap seorang guru.

Semua murid segera maju untuk mengumpulkan kertas ulangan mereka. Ketika Tari yang maju, tiba-tiba Sarah menjahilinya. Dengan sengaja ia menjegal kaki Tari hingga gadis itu terjatuh.

"Aduh," pekik Tari ketika dirinya sudah tersungkur di lantai. Seketika semua murid menertawainya.

"Makannya kalau jalan pakai mata!" ucap Sarah dengan sinis kemudian ikut menertawainya.

"Tari, ada apa?" tanya guru.

"Engga Bu, saya cuma jatuh," jawab Tari sembari menundukkan kepalanya kemudian segera duduk di bangkunya.

Pelajaran pun dimulai kembali.

Tari meringis kesakitan ketika melihat siku dan lututnya memerah. Sungguh keterlaluan Sarah. Namun Tari juga tidak bisa berbuat apa-apa, pernah sekali melawan. Namun, bukan keadilan yang di dapat, justru malah skorsing karena Sarah menggunakan kekuasaan orangtuanya yang menjadi donatur tetap di sekolah itu.

"Eh Sar, lo tahu nggak? Besok bakalan ada anak baru masuk kelas kita," ucap Prita, sahabat Sarah.

"Cowok apa cewek?" tanya Sarah tanpa melihat sahabatnya. Sarah masih sibuk bermain ponsel di bawah meja.

"Cowok, dan katanya nih ya dia ganteng banget." Prita tampak senang membayangkan murid baru yang akan datang besok.

"Oh ...."

"Cuma oh doang? Lo ngga penasaran?" Prita kesal karena sahabatnya tidak menanggapinya. Sarah adalah gadis terpopuler di sekolah, murid laki-laki tampan mana yang belum pernah mengejarnya? Semua sudah pernah bertekuk lutut di hadapannya.

Sarah tidak terlalu antusias karena belum percaya dengan ucapan Prita yang mengatakan murid baru itu tampan. Ia harus membuktikannya sendiri, setelah itu baru dia akan memutuskan untuk melakukan sesuatu. Ia yakin, murid baru itu juga akan mengejar-ngejarnya.

***

"Nyonya, bisakah aku menemui Ana? Aku ingin sekali dia menemaniku malam ini," pinta seorang pelanggan setia klub malam pada Bu Mira.

"Kau tahu? Ana adalah kekasih Tuan Anton, mana mungkin membawakannya untukmu. Bisa mati aku digantung oleh Tuan Anton."

"Ayolah, lagian sungguh aneh. Pekerjaan dia disini adalah wanita malam. Katanya dia Pemandu Karaoke tapi nyatanya tidak pernah dia menemani kami bernyanyi. Pekerjaannya hanya menemui Tuan Anton saja, kalau begitu kenapa tidak menjadi simpanannya saja? Banyak sekali yang ingin menghabiskan malam dengannya, aku yakin kamu pasti untung banyak."

"Sudahlah Tuan, cari saja gadis lain. Jangan ganggu Ana, dia pengecualian. Dia juga anak kesayanganku, dan tak akan ku berikan dia pada siapapun. Berkat dia, keuntunganku dari Tuan Anton lebih banyak dari pemberian kalian." Bu Mira pergi meninggalkan pria itu sendirian dalam ruangannya.

Benar, banyak sekali yang sering melihat Ana di klub itu yang ingin menghabiskan malam dengannya. Namun, keinginan mereka harus pupus sebelum terlaksana. Mereka hanya mampu menikmati kecantikan Ana dari kejauhan.

Malam ini Ana tidak ke klub malam, ia merasa sangat lelah dan ingin tidur lebih awal. Sebenarnya tidak ke sana pun tidak begitu berpengaruh bagi klub, ya karena kehadirannya di sana hanya untuk Tuan Anton seorang. Bukan untuk menarik pelanggan di klub itu.

Kenapa tidak jadi simpanan Tuan Anton saja? Kan lebih enak, hanya duduk manis di rumah besar maka uang akan mengalir dengan sendirinya. Sekali lagi, Tuan Anton pernah memberi semuanya pada Ana. Namun, gadis itu menolak, hanya rumah sewa yang dibeli Tuan Anton yang tidak ditolak olehnya. Selebihnya, ia menerima bonus di setiap Ana menemani Tuan Anton.

Pernah Ana mencoba menjadi seorang Pemandu Karaoke seperti yang lain, menemani menyanyi, menuangkan minuman kepada para pelanggan. Namun, setiap Tuan Anton tahu, ia akan marah dan mengusir para pelanggan yang bersama dengan Ana.

"Tatak, atu mau makan yayam, (Kakak, aku mau makan ayam,)" pinta Adnan yang sedang bermain di samping kakaknya.

"Baiklah, tunggu di sini ya Kakak belikan sebentar."

Tari atau Ana segera mengambil ponsel dan memesan makanan online. Begitu bersyukurnya ia bisa bertemu dengan Tuan Anton. Pria itu membantu banyak hal pada keluarga kecilnya. Membuatnya bisa merasakan hidup berkecukupan seperti sekarang ini.

"Tunggu sebentar ya Dek, ayamnya sebentar lagi datang." Adnan mengangguk. Ia kembali bermain dengan robot Ultramannya.

Sembari menunggu Tari sibuk bermain dengan ponselnya. Membuka pesan masuk yang sedari tadi ia abaikan. Siapa lagi kalau bukan dari papi tersayangnya.

"Apa kamu sakit Sayang?" Isi pesan dari Tuan Anton.

"Enggak Papih, Ana cuma capek!" balas Tari.

"Kenapa lama sekali membalasnya? Papi berpikir akan menemui mu di rumah."

"Maaf Pih, tadi Ana tidur. 😊"

"Hmm, apa kamu sudah makan?"

"Belum, ini baru nunggu pesanan online. Tadi Adnan minta Makan sama Ayam."

"Kamu perhatian sekali sama adik-adik kamu Sayang, pasti kamu juga akan lebih perhatian sama anak-anak kita nanti. 😘"

Tari membulatkan matanya ketika membaca pesan terakhir dari Tuan Anton. Sungguh, ia tidak pernah berpikir untuk mempunyai anak bersamanya. Selama ini Tari menganggap tuan Anton sebagai malaikat penolongnya. Sama seperti bu Mae. Jika benar Tuan Anton ingin memiliki anak dengannya, itu artinya ia juga harus menikah dengan papinya itu.

Tidak, ini tidak boleh terjadi! Tari tidak mencintai Tuan Anton. Ia hanya menyayanginya tidak lebih. Tari ingin menikah dengan orang yang dicintainya, dan pastinya bukan Tuan Anton. Tapi, ia takut papinya akan marah padanya. Bagaimana nanti jika Tuan Anton mengusirnya? Bagaimana jika meminta semua uang yang selama ini diberikan Tuan Anton padanya? Ia belum siap melihat adik-adiknya kelaparan lagi bahkan mungkin akan putus sekolah. Ia benar-benar belum siap.

"Sayang?"

Tuan Anton kembali mengirim pesan dan membuat Tari terkejut dari lamunannya. Tari tidak membalas pesan itu. Kebetulan ada yang mengetuk pintu luar, pasti pesanan online nya sudah datang.

Setelah membayar kurir, Tari segera ke dapur dan menyiapkan makanan untuk adiknya.

To Be Continue ....

Terpopuler

Comments

Nina ♋

Nina ♋

Iya juga, sekalipun kaya raya, tapi bukan jaminan bahagia, begitukah 🤔🤔
Entahlah....ngeri juga kalau punya suami begitu, eh gimana ya

2022-06-08

0

Susanty

Susanty

aku harap Sarah bukan anaknya Anton. kasian tari udah mencintai dalam diam, eeeh gak kesampaian 😭😭😭

2022-03-19

2

🍾⃝꤃ͩiᷞᴅͧaᷠᴎͣɛ ¢ιтσѕ

🍾⃝꤃ͩiᷞᴅͧaᷠᴎͣɛ ¢ιтσѕ

kak tata...aku galfok sama adeknya yang manggil kakaknya itu"tatak"😂

kirain tatak kak tatax..heeee,lanjut kak

2022-02-28

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!