"Kamu cantik sekali," puji Bu Mira saat melihat Tari dari pantulan kaca.
"Terimakasih Bu." Tari tersenyum, bahkan ia sendiri juga kagum melihat dirinya yang bisa bermetamorfosa menjadi kupu-kupu yang cantik.
Tari, telah memantapkan hatinya untuk menerima tawaran bu Mira. Menjadi seorang Pemandu Karaoke.
"Tapi Bu, aku hanya melakukan pekerjaan ini sementara. Setelah aku mengganti jas milik Tuan Anton aku akan kembali menjadi pelayan." ucap Tari.
"Panggil aku Mami sayang, semua anak-anakku di sini memanggilku Mami."
"Iya Mam."
"Nah bagus, tak apa. Mami yakin, setelah kamu merasakan enaknya menjadi seorang Pemandu Karaoke maka kamu tidak akan mau melepas pekerjaan itu lagi." ucap mami dengan tersenyum.
"Tapi Mam, Tari takut. Tari nggak mau melakukan pekerjaan lebih dari menemani menyanyi." Tiba-tiba raut wajah Tari berubah menjadi ketakutan. Ia memikirkan hal-hal yang mungkin akan terjadi.
"Itu semua keputusanmu Sayang, ingin mengambil Job lebih atau tidak. Itu semua sudah diluar jangkauan kami, klub ini hanya memberikan fasilitas karaoke dan pemandunya. Jika ada anak-anak yang melakukan Job lebih, itu keputusan mereka," jelas mami panjang lebar.
Tari mengangguk tanda mengerti. Malam semakin larut, mami mulai memperkenalkan Tari pada para pelanggan klub itu. Banyak yang begitu tertarik pada Tari yang masih baru dan fresh. Jadilah kini Tari berada dalam sebuah ruangan kedap suara sembari menuangkan minuman keras atas perintah seorang yang menyewanya.
Awalnya Tari gugup, pasalnya ia tak tahu harus berbuat apa. Sedangkan menyanyi pun ia tidak begitu lihai. Untung saja pria yang ada di sebelahnya itu orang yang santai, sehingga Tari mudah mengakrabkan diri. Tahu jika Tari masih baru pertama kali, pria itu pun hanya memintanya menuangkan minuman untuknya dan mencarikan lagu pilihannya di layar monitor samping kursi.
Pria itu tak sendiri, ia bersama dengan dua temannya yang tengah asyik berjoget ria bersama pemandu yang lain. Tari sedikit ngeri saat melihat teman-temannya tengah digrepe-***** oleh para pria itu. Membuatnya semakin ketakutan.
"Tenang saja, aku tahu kamu masih baru. Aku tidak akan memaksamu melakukan seperti mereka," ucap pria di sebelahnya sembari tersenyum. Pria itu melihat kecemasan di wajah Tari. Lalu ia menyodorkan segelas minuman untuk Tari.
"Ti-tidak Tuan, saya tidak minum." Tari menolak.
"Ayo lah, hanya segelas. Tidak akan membuatmu mabuk."
"Maaf, tapi saya tidak mau."
"Baiklah, aku tidak akan memaksa." pria itu lalu meminumnya sendiri. Ia memeluk pinggang Tari, sepertinya pria itu sudah mulai mabuk. Tari menjauhkan duduknya karena risih dipeluk seorang lelaki.
***
"Apa?" Tuan Anton terkejut dan marah mendengar penjelasan Bu Mira.
Ia tak menyangka Bu Mira menjadikan gadis mungilnya sebagai Pemandu Karaoke.
"Kenapa kau lakukan itu? Aku memintamu menempatkan dia di pekerjaan yang bisa membuatnya semakin dekat denganku. Bukan malah menjadikannya sebagai Pemandu Karaoke!"
Bu Mira terlihat sangat ketakutan mendengar amarah dari atasannya itu. Menurutnya pekerjaan itulah yang membuat tuannya dan Tari bisa semakin dekat. Apalagi tuan Anton membantunya dengan membuat Tari harus mengganti rugi jas yang telah dirusaknya.
"Ta-tapi Tuan, pekerjaan ini yang cocok dengan keinginan anda," jelas Bu Mira sembari menunduk. Ia tak berani melihat wajah atasannya sedikitpun.
Benar juga, hanya ini pekerjaan yang cocok. Mau pekerjaan apalagi? Tidak ada. Dengan menjadi seorang pemandu, gadisnya itu tidak akan bisa menolak jika ia minta menemaninya duduk dan menuangkan minuman.
Tuan Anton akhirnya mengalah, "Lalu di mana gadis itu sekarang?"
"Dia sedang di dalam room Tuan."
"Apa?"
"Gadis itu masih baru, ia gadis yang cantik dan polos. Banyak yang mengantri untuk memakai jasanya Tuan."
"Bodoh!" Tuan Anton marah lagi.
"Dia hanya milikku! Tidak ada yang boleh menyentuhnya, cepat kau bawa dia pergi dari ruangan itu segera dan bawa ke ruangan lain!"
Bu Mira segera mengangguk dan menyuruh bawahannya untuk membawa Tari ke ruangan lain. Tak peduli lagi pelanggannya nanti akan marah, yang penting bos nya ini harus puas terlebih dahulu. Tuan Anton merutuki kebodohan Bu Mira saat itu. Bagaimana bisa gadisnya malah diberikan pada laki-laki lain? Ia tidak akan terima jika gadisnya itu harus dipegang-pegang oleh laki-laki lain.
Bawahannya telah kembali dan membisikan sesuatu di telinga bu Mira. Setelah itu ia memberi tahu dimana Tari sekarang berada.
"Di room VIP nomor 3, Tuan," ucap Bu Mira dengan menunduk.
Tanpa menjawab, Tuan Anton segera pergi menuju ruangan yang baru saja diberitahukan oleh Bu Mira. Sesampainya di depan pintu ruangan, Tuan Anton segera membukanya dan mendapati gadis mungil itu tengah duduk sendiri sambil menunduk. Ketika mendengar pintu dibuka, membuat Tari mendongak dan menatap ke arah seseorang yang tengah membuka pintu.
Betapa terkejutnya ia mendapati siapa yang masuk ke dalam ruangan.
"Tuan!"
Tuan Anton pun juga dibuat terkejut dengan penampilan Tari saat itu. Wajahnya yang dipoles sedikit make up dan juga mini dress berwarna maroon yang dipakainya membuatnya terlihat semakin cantik dan menawan. Rambut yang setiap hari ia cepol kini dibiarkan terurai indah. Tuan Anton segera berjalan menghampiri Tari dengan tersenyum.
Tuan Anton segera duduk di samping Tari. Gadis itu sedikit ketakutan. Keadaan menjadi hening ketika tuan Anton hanya memandang wajah Tari yang menunduk dari samping. Seseorang masuk ke dalam ruangan sembari membawa dua botol minuman di atas nampan. Setelah orang itu pergi, Tuan Anton meminta Tari untuk menuangkan minuman ke dalam gelas untuknya.
Dengan tangan gemetar Tari menuangkan minuman itu lalu memberikannya pada Tuan Anton.
"Apa aku sangat menakutkan?" Pertanyaan Tuan Anton berhasil membuat Tari menaikkan wajahnya menatap pria di sampingnya.
Tari segera menggeleng dengan cepat, "Ti-tidak Tuan."
"Lalu kenapa kamu takut?"
"Sa-saya hanya gugup Tuan."
"Mulai sekarang biasakan seperti ini! Duduk di sampingku dan mulai akrab lah denganku. Dan juga, jangan panggil aku Tuan!"
"Lalu anda mau dipanggil apa Tuan?"
"Emb ... apa ya?" Tuan Anton tampak berpikir.
"Papi, panggil aku Papi mulai sekarang," imbuh Tuan Anton.
Tari sedikit tergelak. Ia merasa geli dengan para orang tua di sini.
Tuan Anton mengernyitkan dahinya ketika mendengar sedikit tawa keluar dari bibir Tari.
"Kenapa kamu tertawa?"
"Saya hanya merasa lucu, tadi Bu Mira minta dipanggil dengan sebutan Mami. Sekarang Tuan yang minta dipanggil Papi. Apa kalian berencana untuk menjadi orang tuaku?" Tari kembali tertawa. Ia melupakan dengan siapa yang kini sedang bersamanya.
Tuan Anton mengulas senyum di bibirnya, ia bisa melihat rona bahagia di wajah gadis itu yang selama ini tidak pernah ia lihat.
"Kamu berani mentertawakan ku?" Pria itu sedikit meninggikan suaranya dan berhasil membuat Tari berhenti tertawa dan takut.
"Ma-maaf Tuan." Tari menundukkan kepalanya kembali.
"Hahaha ... begitu saja sudah membuatmu ketakutan. Jangan tundukan kepalamu, aku tidak bisa melihat wajah cantikmu itu." Tuan Anton meraih dagu mungil milik Tari dan membuat Tari untuk menatap wajahnya.
"Siapa namamu?" tanya Tuan Anton dengan pelan.
"Tari Tuan."
"Sudah ku bilang, panggil aku Papi." Tari mengangguk.
"Aku tidak suka nama itu. Ganti!" ucap tuan Anton sembari menuangkan minumannya sendiri.
"Bagaimana dengan Kirana?" Entah mengapa, Tari mau saja menuruti perintah pria itu.
"Ana, aku mau namamu diganti dengan Ana."
"Baiklah Tuan eh, Papi."
"Hahaha, mulai sekarang pekerjaanmu hanya seperti ini. Menemaniku minum semalaman."
"Tapi Tuan, bukannya pekerjaanku itu menemani setiap pelanggan yang ingin menyanyi? Jika hanya Tuan saja yang aku temani semalaman, bagaimana bisa aku mengganti jas Tuan dengan segera?"
Tuan Anton tergelak ketika mendengar penuturan Tari yang begitu sangat polos itu.
"Aku tidak akan meminta kamu mengganti jas ku lagi."
"Benarkah?" tanya Tari kegirangan. Sedangkan tuan Anton hanya mengangguk.
"Berarti aku tidak perlu lagi menjadi Pemandu Karaoke. Dan bekerja lagi sebagai pelayan." Tuan Anton melirik Tari dengan tajam membuat Tari menjadi ketakutan.
"Siapa yang menyuruhmu menjadi pelayan kembali? Aku sudah bilang kan, tugasmu hanya menemaniku minum semalaman. Tetaplah dengan pekerjaan ini. Aku juga akan memberimu bonus lebih." Tuan Anton terlihat kesal dengan kepolosan gadisnya itu.
Entah mengapa, semenjak dekat dengan gadis itu, jiwa mudanya bergejolak kembali. Rasa yang sudah lama mati di dalam dirinya seakan bertunas kembali. Ia seperti berbicara dengan orang sebayanya. Membuatnya nyaman dengan keberadaan Tari di sampingnya.
Tari menganggukkan kepalanya menerima perintah dari atasannya itu, "Aku juga akan membantu biaya sekolah adik-adikmu. Dan juga membeli rumah sewa mu itu."
Tari terkejut. Bagaimana bisa Tuan Anton tahu tentang dirinya yang bekerja untuk membiayai adik-adiknya?
"Tenang, aku tidak meminta apapun darimu. Aku hanya ingin berada di dekatmu, dan temanilah aku minum setiap aku memintamu." Seperti terpaku dan terhipnotis, Tari mengangguk begitu saja mendengar pernyataan dari pria itu.
Semenjak malam itu, Tari beralih menjadi Pemandu Karaoke pribadi tuan Anton. Pria itu juga memenuhi janjinya melunasi biaya sekolah adiknya dan membeli rumah sewa yang pernah di tempati keluarganya dulu. Tuan Anton juga memberi pendidikan pada Tari. Ia meminta Tari untuk bersekolah lagi dan tidak menyia-nyiakan masa mudanya.
Sejak saat itu pula, Tari mulai belajar make up pada Bu Mira untuk menyenangkan hati tuan Anton demi membalas budi. Tari pun semakin terikat oleh tuannya. Sedangkan Tuan Anton sendiri semakin nyaman dengan keberadaan Tari di sampingnya. Sebagai laki-laki normal, Tuan Anton memiliki hasrat ingin menyentuh gadis itu. Namun, segera ia tepis mengingat Tari masih di bawah umur. Ia harus sabar menunggu saat nanti Tari sudah dewasa, dia akan segera menikahinya.
Dua tahun berlalu, dua tahun pula hubungan Tari dan Tuan Anton sudah terjalin. Tari tetap menjadi seorang Pemandu Karaoke atas kemauannya sendiri. Padahal, Tuan Anton sudah pernah memintanya berhenti dari pekerjaan itu dan menyuruhnya untuk fokus dengan pendidikannya. Namun, Tari tidak mau, ia berkilah sudah terlalu nyaman berada di klub itu bersama mami yang sudah seperti ibunya sendiri.
To Be Continue ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Kin☀
nyicil dulu😁
2022-04-21
1
Qiana
next Thor sayang
2022-03-28
2
Qiana
bahaya mulai mengintai Tari
ini hal yang tidak baik
2022-03-28
1