"Hiks... Maafkan kakak Adam, kakak memang tidak berguna hiks..." Tangis Lolita dengan begitu memilukan.
"Tenanglah, kau sudah menjadi kakak terhebat untuknya" Ucap Yoora.
"Benar, Adam pasti bangga padamu" Tambah Rosa.
"Kalau begitu Lo tinggal di apartemen gue aja" Usul Yoora membuat Lolita langsung menggelengkan kepalanya.
"Tidak usah, aku tidak ingin merepotkan kalian lagi" Balas Lolita.
"Hmm... Baiklah, tapi gue akan menyiapkan rumah sederhana di sekitar sini bagaimana?" Usul Yoora.
"Tapi..."
"Tenanglah, kami akan membantumu" Ucap Yoora dengan menepuk pundak Lolita.
"Hmmm.... Terimakasih kalian" Haru Lolita dengan Memeluk mereka berdua.
"Sama-sama, Lo bisa kerja di salah satu restoran bokap gue. Dan Lo kerjanya setelah pulang sekolah hingga malam" Ucap Rosa dengan tersenyum lebar.
Lolita yang melihat mereka begitu perhatian padanya pun tak kuasa untuk tidak menangis karena sangat beruntung memiliki teman seperti mereka meskipun Lolita tahu bahwa mereka bukanlah orang sederhana.
Namun sifat keduanya sangat mengagumkan, mereka tidak sombong dan tidak pelit. Mereka juga tidak pernah mempermasalahkan status Lolita, justru mereka malah melindungi nya.
••••••••
"Dad...Momy kenapa terus senyum sedari tadi?" Heran Liliana pada Damian.
"Momy mu sedang bahagia sayang" Balas Damian dengan tersenyum lebar.
"Bahagia?" Heran Liliana.
"Ya" Angguk Damian.
"Aku pulang" Ucap seseorang dan langsung membaringkan tubuhnya di sofa.
"Abanggggg" Girang Liliana dengan memeluk Lucifer.
"Lili, jangan mengganggu kakak mu. Dia baru datang" Ucap Damian.
"Hehehe... Maafkan aku dad, aku sangat merindukan Abang" Balas Lili dengan Cengengesan.
Lucifer sendiri sudah terbiasa karena sedari kecil Liliana selalu menempel padanya, bahkan sampai sekarang pun tetap sama.
"Mom, dad...Apa yang kalian lakukan di sekolah" Tanya Lucifer dengan penasaran.
"Tidak ada, hanya ingin melihat lihat saja" Balas Quqi dengan merebahkan kepalanya di dada Damian.
Lucifer akui, meskipun orang tuanya sudah tua namun kecantikan Quqi dan ketampanan Damian tidak pernah pudar bahkan dulu teman-teman nya menyangka bahwa Lucifer itu adik dari Damian.
Mereka juga selalu mesra di umur nya yang sudah tidak muda lagi, Lucifer yang melihat itu merasa iri dengan Damian karena bisa mendapatkan momy nya yang sangat hebat dan sempurna.
"Bagaimana sekolah mu? Apa kau mencium gadis itu lagi?" Tanya Damian dengan mengelus ngelus rambut Quqi.
"Daddd!!!!!" Kesal Lucifer dan segera pergi dari sana, mereka bertiga terkekeh melihat Lucifer merajuk Seperti itu.
Meskipun Lucifer di kenal karena kedinginan dan kekejamannya, namun saat bersama keluarga dan orang-orang terdekatnya sikap dan perilaku nya berbanding terbalik dengan aslinya.
"Dad...Apa dad dan momy sudah bertemu dengannya?" Tanya Lili dengan penasaran.
Damian dan Quqi hanya tersenyum menanggapi nya, Lili yang tahu arti senyum itu pun langsung bersorak girang namun detik kemudian berubah menjadi Cemberut.
"Ada apa hmm?" Tanya Quqi.
"Apa Abang akan meninggalkan dan tidak peduli lagi padaku setelah bersama nya?" Tanya Lili dengan sedih.
"Tidak sayang, kasih sayang Abang mu tidak akan pernah tergantikan. Hanya saja rasa cinta dan perasaan nya akan sedikit terbagi" Jelas Damian.
"Tapi.."
"Kau pun akan sama jika sudah menemukan laki-laki yang akan menjadi pasangan hidupmu" Ucap Quqi membuat Liliana terdiam.
••••••••
Di dalam kamar, Lucifer sibuk dengan beberapa dokumen perusahaan yang harus ia pelajari karena cepat atau lambat Damian akan menyerahkan semua perusahaan nya pada Lucifer.
Drtttttt Drtttttt Drtttttt Drtttttt
"Lo di mana?"
"Rumah"
"Kami kesana sekarang"
Lucifer hanya menghela nafas panjang dan Kembali sibuk dengan urusannya, di lihatnya jam yang menunjukkan pukul setengah 3 sore.
•••••••
Kini Yoora berada di jalan menuju apartemen nya, hari sudah menjelang malam karena Yoora menemani Lolita dulu di rumah sakit bersama dengan Rosa.
Namun sebelum pulang, Yoora mengantarkan Rosa dulu ke mansion nya yang besar meskipun tidak sebesar miliknya yang ada di Inggris.
Di perjalanan terlihat sangat sepi karena sore tadi memang hujan besar, Yoora menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Namun saat berpasangan di gang, Yoora Melihat sosok wanita yang masih mengenakan pakaian sekolahnya tengah di kerumuni oleh banyak nya laki-laki.
Yoora menepikan mobilnya dan keluar dari dalam mobilnya untuk membantu gadis tersebut yang nampak kewalahan menghadapi mereka.
"Apa yang kalian lakukan?" Tanya Yoora dengan datar.
"Kak Yoora? Kak tolong aku hiks..." Tangis gadis tersebut membuat Yoora tersentak karena gadis itu mengetahui namanya.
"Hahahaha .. lihatlah gadis cantik ini, wahh tubuhmu pasti sangat padat hahaha" Tawa mereka dengan begitu kencang.
"Aku tidak menyangka bahwa malam ini kita akan beruntung hahah"
Yoora yang melihat itu hanya tersenyum tipis dan berjalan mendekati mereka, Yoora Melihat di tangan mereka terdapat sebuah pisau dan alat tajam lainnya.
Yoora memberi kode gadis itu untuk berlindung di belakangnya, gadis tersebut langsung berlari menuju belakang Yoora.
"Kakak hati-hati" Ucap gadis tersebut yang langsung di angguki oleh Yoora.
"Bapak tua! Berapa tahun kau tidak mencukur kumis mu?" Tanya Yoora dengan melipatkan kedua tangannya di dada.
"Apaaa? Dasar gadis sialan! Siapa yang kau panggil bapak hah!!" Marah laki-laki itu.
"Ehh..Apa kau tidak menyadari nya? Kumis mu tebal sedangkan rambutmu botak. Ohh aku tahu, sore tadi kau bermain hujan-hujanan yah sehingga semua rambut mu turun ke kumis?" Ucap Yoora tanpa rasa takut.
"Kau!!! Gadis sialan!! Aku tidak akan melepaskan mu!" Marah nya dan segera menyerang Yoora namun Yoora malah menendang perutnya dengan mudah.
Anak buah laki-laki botak itu pun ikut menyerang Yoora hingga Yoora terkepung namun tak ada raut takut ataupun gelisah yang ada hanya sikap santai dan senang.
"Sudah lama aku tidak mematahkan leher seseorang!" Ucap Yoora dengan tersenyum penuh arti.
DUGHH
DUGHH
BRAKKK
Yoora menyerang mereka dengan membabi buta, Yoora bahkan tak segan-segan mematahkan tangan dan kaki mereka dengan mudah.
KRAKK
"Akhhhhhhh" Pekik laki-laki berkepala botak itu karena Yoora benar-benar mematahkan lehernya.
"Ohh maafkan aku, aku tidak sengaja" Ucap Yoora dengan menutup mulutnya.
"Sialan!!" Marah nya.
Mereka sudah babak belur karena Yoora, Yoora sendiri masih sama. Tidak ada yang terluka sedikitpun di tubuhnya.
Namun tiba-tiba saja, seorang laki-laki di belakang gadis tersebut menyerang gadis itu menggunakan pisau.
"AWASSSS!!!!" Panggil Yoora dan segera menarik tangan gadis itu.
Jangan lupa like dan komen yahh ❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Rifa Endro
waduh
2024-04-29
0
Ida Lailamajenun
yoora kayak turunan mafia ya.mantap wanita tangguh.apa Daddy yoora juga mafia seperti Daddy dami.penasaran ma Daddy nya yoora nih curiga nya yoora anak jordan
2022-09-13
0
Oi Min
Apa yg d tolong Yoora anak Rangga??
2022-01-12
0