Tak Disangka

Happy Reading 😍

Ara berjalan menuju ranjang dan duduk disana sambil menghela napas,  jujur hatinya dipenuhi ketakutan yang menjalar. Stela dan duo Oma saling berpandangan.

"Sebaiknya kamu istirahat dulu sayang, kamu pasti sangat lelah sehabis perjalanan jauh" ucap Oma Carrol ikut duduk disamping Ara.

"Iya sayang, oma tidak mau kamu jatuh sakit?" sambung oma Rebeca.

"Nanti siang kita kerumah sakit, bagaimana?" tanya Mommy Alea tiba-tiba.

Semua orang langsung memandangnya, Stela memberi kedipan mata kepada sang Mommy untuk tidak membahas hal itu dulu.

Melihat raut wajah Ara yang begitu muram, Stela ingin bertanya dari hati ke hati pada saudarinya itu.

"Para Oma dan Mommy sebaiknya keluar dulu, kalian segeralah sarapan,  Daddy, opa dan Alven sudah menunggu dimeja makan" seru Stela.

Akhirnya ketiganya pun pergi dari kamar itu setelah Stela mengusirnya.

"Ara, apa kamu baik-baik saja?" tanya Stela duduk disamping Ara.

Hiks, hiks  ....

Ara tiba-tiba menangis menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan nya, Stela langsung memeluk gadis itu, seakan tahu apa yang gadis itu rasakan.

"Tenanglah Ra, kamu bisa menceritakan semuanya kepadaku" ucap Stela mengelus punggung Ara.

"La aku takut, aku takut kalau semua itu benar terjadi, hiks" jawab Ara menangis dipelukan Stela.

"Tenanglah, tidak ada yang perlu ditakuti, kita semuanya menyayangimu Ra?"

Ara melepas pelukannya, dia mengusap air mata yang terus mengalir itu, gadis takut kalau seandainya dia benar-benar hamil.

"Sebenarnya apa yang sudah terjadi Ra ketika kamu di London?" tanya Stela.

Ara menghela napas pelan, mungkin dia bisa menceritakan sedikit masalah nya pada Stela.

"La, aku mau cerita sama kamu apa yang terjadi selama aku di London" ucap Ara menatap Stela.

"Ceritakanlah Ra, kamu memang harus membaginya denganku, ingat waktu dulu aku sering bercerita dan curhat tentang masalah hatiku padamu? Hanya kamu yang tahu pada saat itu Ra, hanya kamu yang selalu bisa menenangkan hatiku ini dan sekarang aku harap bisa membalas semuanya" ucap Stela sungguh-sungguh.

"Baiklah, aku akan bercerita" Ara menghitup napas dalam-dalam lalu menghembuskan perlahan.

"Sebenarnya aku dan Alven sudah pernah tidur bersama"

"Apaa?!!!" teriak Stela.

Ara menutup mulut Stela agar berhenti berteriak.

Stela melepaskan tangan Ara dari mulutnya sambil memberi kode tangan mengatakan bahwa dia tidak akan berteriak lagi.

"Aku tidak menyangka kalau kakak ku itu ternyata berani juga ya? Hihi" ucap Stela tertawa lirih.

"Sebenarnya semuanya tidak seperti yang kamu bayangkan La, pada waktu itu aku hanya menolongnya karena Alven sedang dalam kondisi terpengaruh obat" ucap Ara.

"Maksudmu dia dijebak oleh seseorang?" tanya Stela.

"He,em. Aku merasa kasihan karena Alven begitu kesakitan, akhirnya aku mensetujui permintaan nya itu" jawab Ara.

"Jadi apa kamu merasa sedang hamil?"

"Aku lupa tidak meminum pil anti hamil itu, dan bisa jadi aku telah mengandung anak Alven, aku harus bagaimana La?" tanya Ara sendu.

"Tentu saja kalian harus menikah, apa kamu mau anak itu lahir tanpa ayah? Apa Alven tidak mau bertanggung jawab?" tanya Stela.

Ara menggeleng, dia memegang perutnya yang masih datar itu.

"Justru Alven mau bertanggung jawab dan akan segera menikahiku kalau tahu aku hamil, masalah nya apa Daddy mau menerima semua ini La?" tanya Ara.

Stela memegang tangan Ara, dia menatap saudarinya itu yang akan menjadi seorang Mama sebentar lagi.

"Daddy pasti menerima Ara, dia begitu sayang denganmu dan Alven, pasti akan lebih bahagia lagi jika melihat kalian bersama" jawab Stela menghibur saudarinya itu.

Ara memeluk Stela, dia menangis di bahu gadis itu, benar-benar rasa takut dan bahagia yang dia rasakan.

Ara tentu bahagia apabila bisa menikah dengan pria yang dicintainya selama ini, apalagi kata dokter besar kemungkinkan bahwa Ara telah hamil.

Tapi disisi lain dia masih begitu takut akan kemarahan keluarga besarnya, mungkin bisa jadi mereka sudah mempersipakan calon istri masa depan untuk Alven.

Lalu bagaiman nasib Ara selanjutnya? Meskipun Stela mengatakan bahwa Daddy pasti bisa menerima kabar ini tapi hati Ara belum bisa tenang kalau Daddy Steven belum merestui hubungan mereka.

Sedangkan di sisi lain.

Sehabis sarapan Alven termenung memikirkan nasibnya, dia belum cukup berani mengatakan pada semua orang kalau seandainya Ara benar-benar hamil karenanya.

Tapi tentu saja dia tidak mau menjadi pengecut, tidak bertanggung jawab karena telah merusak salah satu putri sang Daddy.

Dia tetap akan memperjuangkan cintanya pada Ara.

Steven hari ini tidak masuk ke kantor karena ingin membicarakan hal penting kepada putranya itu.

Dia mencari Alven dan ternyata sedang berada di belakang rumah.

Steven menghampiri putranya yang sedang berada ditaman halaman belakang memandang kosong tempat didepannya.

Alven duduk menghadap ke kolam ikan buatan yang sudah tidak dipakai lagi.

"Nak, Daddy mau bicara serius dengan kamu." ucap Steven.

Alven mendongak melihat sang Daddy yang masih kelihatan sangat muda itu.

"Ada apa Dad?" tanya  Alven.

"Sekarang usiamu sudah cukup untuk menikah nak, apa kamu tidak ingin membina rumah tangga?" tanya Steven.

Deg, Alven begitu terkejut tiba-tiba sang Daddy mengatakan hal yang tidak pernah dia pikirkan sama sekali.

"Jangan tegang begitu Alven, Daddy tahu kalau kamu belum mempunyai kekasih kan? Maka dari itu Dad akan mencarikan calon istri untukmu"

"Tapi Dad, ini terlalu terburu-buru, Alven belum siap" seru pria itu.

"Kenapa belum siap?" tanya Steven.

"Alven belum ingin menikah Dad" jawabnya.

"Berarti kamu sama sekali tidak mau menikahi Ara? Padahal dia sudah mengandung anakmu? Dasar Boy!! Apa kamu akan menjadi pria brengsek yang tidak mau bertanggung jawab!!" teriak Steven.

Alven benar-benar terkejut mendengar penuturan sang Daddy.

Apa tadi yang dia dengar? Apakah yang dimaksud calon istri pilihan Daddy Itu Ara? Alven membatin.

"Dad, kenapa mengatakan seperti itu? Alven bingung dan tidak mengerti sama sekali"

"Putraku, Daddy mau tanya sekali lagi? Kamu sudah siap menikah atau belum?" tanya Steven.

Alven bingung untuk menjawabnya, tapi jelas-jelas tadi dia mendengar tentang kehamilan Ara dan tanggung jawab.

"Kalau calon istriku itu Ara aku siap menikah dengannya Dad, tidak perlu wanita lain karena hanya Ara yang aku cintai, bukankah kita bukan saudara kandungkan Daddy?"

Steven tersenyum, dia menepuk pundak putranya itu.

"Kalau begitu lamarlah Ara, dan segera ajak dia untuk menikah" ucap Steven tersenyum.

Alven benar-benar merasa bahagia, dia memeluk sang Daddy erat. Padahal tadinya dia berfikir bahwa semua orang akan menentang keinginan Alven untuk menikah dengan Ara.

Tapi sepertinya tuhan masih berpihak padanya. Tidak disangka ternyata Daddy sudah merestui hubungan mereka sebelum Alven memint izin untuk menikahi Ara.

"Terima kasih Dad, terima kasih" ucap Alven.

Bersambung ...

Hai akak reader😘😘😘

Jangan lupa Like, Vote, dan komen ya..

kalau bisa sih ikut komen😔😔😌😌

biar othor semakin semangat😍🤗

Terpopuler

Comments

Dee-dee

Dee-dee

Leganya Alven..

2022-02-13

0

𝑽𝒆𝒂𝒏 𝑽𝒆𝒓𝒐𝒏𝒊𝒌𝒂

𝑽𝒆𝒂𝒏 𝑽𝒆𝒓𝒐𝒏𝒊𝒌𝒂

bapak yg sangat pengertian,, lope lope Steve 😘💕💕

2021-12-11

0

Merry Do Rego

Merry Do Rego

Dady terbaik👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻

2021-11-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!