Pencarian

Happy Reading 😍

Ara berbaring di ranjangnya, dia baru saja melakukan panggilan telepon dengan saudaranya Stela.

Tapi dia tidak bercerita tentang kepindahannya dari apartemen Alven.

Mulai besok dia juga akan membeli mobil baru, karena tidak mungkin Ara pergi kemana-mana menggunakan taksi.

Setelah itu Ara memutuskan untuk tidur.

Dia tidak tahu bahwa Alven telah pulang ke apartemen dan kelabakan mencarinya.

Ponsel nya di atas nakas menyala, ada sebuah panggilan dari Alven, tapi karena Ara mematikan volume ponselnya dia tidak tahu kalau Hpnya berdering sedari tadi.

Sedangkan Alven sudah mengambil jaket dan kunci mobil, dia melihat gps di Hp Ara menunjukan bahwa wanita itu masih berada dikota London.

Alven melajukan mobilnya kencang, dia takut terjadi sesuatu dengan Ara, mungkin semua itu salahnya karena dia telah tega mengambil hal yang penting dalam hidup Ara.

Alven sangat menyesal, dia sungguh egois karena melampiaskan nafsunya pada gadis itu.

Tapi apalah daya, Alven tidak bisa melakukan itu dengan wanita lain, dia hanya ingin melakukannya dengan gadis yang dia cintai, karena saat itu hanya Ara yang bisa menggetarkan hatinya.

Alven memukul setirnya, dia berteriak frustasi karena memikirkan nasibnya yang sungguh tragis.

Mencintai adiknya sendiri, apakah dia sudah mempunyai kelainan. Apa dia menyimpang dalam nafsunya.

Tapi selama ini hanya Ara yang bisa membangkitkan senjatanya itu, tidak ada wanita manapun yang bisa membuat Alven berdiri.

Mungkin dia harus pergi ke psikiater untuk menyembuhkan kelainannya itu.

Alven sudah berada di depan apartemen yang ditinggali Ara sekarang. Dia kemudian masuk dan menemui salah satu orang yang akan mengantarkannya ke tempat Ara dan tentu saja dengan kunci cadangan yang dia peroleh dari orang itu.

Pada saat diperjalanan dia telah menghubungi pemilik apartemen yang merupakan sahabatnya sendiri.

"Terima kasih" ucap Alven pada orang suruhan bosnya yang merupakan teman Alven.

"Iya tuan sama-sama, silahkan masuk kedalam, pasti istri anda sedang menunggu, wanita memang seperti itu, kalau marah langsung kabur dari rumah, padahal dia cuma minta diperhatikan saja" ucap orang itu.

Alven hanya tersenyum, dia memang mengatakan pada temannya bahwa istrinya telah menyewa apatemen di sana.

Alven membuka pintu itu perlahan, dia mengedarkan pandangannya mencari sebuah kamar yang ditempati Ara.

Apartemen itu lebih kecil dari apartemen Alven. Hanya ada dua kamar di sana.

Alven melangkah menuju sebuah kamar yang dia yakini ada Ara didalamnya.

Ceklek ...

Alven membuka pintu kamar itu dan masuk perlahan, dia melihat seorang gadis yang sangat dicintainya itu meringkut dibalik selimut.

Alven tersenyum lega, dia takut kalau seminggu ini telah membuat Ara frustasi karena dirinya.

Pria itu mendekat ke ranjang dan menatap gadis yang masih adiknya itu.

Cantik sekali, wajah yang selalu menjadi bayangan di setiap pikiran nya. Alven membuka jaket dan melemparkannya sembarang.

Dia juga membuka kaos yang melekat ditubuh kekarnya itu, lala Alven masuk kedalam selimut membaringkan tubuhnya sambil memeluk Ara.

Alven berjanji akan bertanggung jawab, entah itu akan menemani Ara sampai pulih rasa kesakitan itu, atau dia akan selalu membuatnya bahagia.

Karena Alven tahu bahwa mereka tidak mungkin menikah, meskipun ada di sebagian negara yang melegalkan pernikahan sesama saudara tapi Alven tidak mau memaksa Ara.

Cup ... Alven mencium bibir Ara sekilas, kemudian dia membawa Ara lebih dekat dan menelusupkan kepalanya di dada bidangnya yang bertelanjang itu.

Ara sama sekali tidak terbangun, bahkan dia semakin terlelap dipelukan Alven.

Dia bermimpi seakan berada di pelukan orang yang tersayang.

Alven menutup matanya dan langsung terlelap dialam mimpi, dia juga merasakan hal yang sama, sangat nyaman.

Keesokan paginya, Ara menggeliat bangun dari tidurnya, dia merasakan ada sebuah lengan kekar yang menindih perutnya.

Ara membuka matanya, dia sangat terkejut ada seseorang yang berada di ranjang yang sama dengannya.

Siapa dia?

Ara melirik samping dan melihat pemandangan yang sungguh indah, sebuah dada bidang dengan perut kotak-kotanya.

Tapi Ara belum menyadari siapa pria itu, dia takut telah terjadi pelecehan. Alven semakin mengeratkan pelukannya dan menempelkan tubuhnya pada tubuh Ara.

"Aaaaaaakkk!!!" dia berteriak sekuat tenaga dan mendorong tubuh Alven.

"Orang mesum, pergi sana orang jahat!! Aku akan melaporkanmu pada polisi!!" Ara memukuli pria itu dengan bantal.

"Ara hentikan, ini aku!!" seru Alven.

"Alven!!"

"Kenapa kamu pergi dan menyewa apartemen lagi?" tanya Alven.

"Aku, aku hanya ingin tinggal sendiri sekarang" jawab Ara sendu.

"Apa kamu menyesal?" ucap Alven membuat Ara menatapnya.

Ara menggeleng. Dia paham yang dimaksud Alven.

"Ara dengar kan aku, mulai hari ini aku akan bertanggung jawab, maksudku aku akan memulihkan rasa trauma dan kesakitan mu itu karena perbuatanku, sampai kamu menemukan pria yang mencintaimu dan aku akan merasa lebih baik tanpa perasaan bersalah" ucap Alven memegang bahu Ara.

Ara mengerutkan dahi, dia merasa ucapan Alven memang hanya untuk menengakan hatinya karena perbuatan kakaknya itu.

Tapi bukan itu yang Ara inginkan, dia menginginkan Alven menerimanya karena cinta, dia berharap bahwa Alven mempunyai perasaan yang sama dengannya.

Bukan malah membiarkan dia bersama pria lain.

Aku hanya mencintaimu Alven. Batin Ara.

"Tidak perlu Alven, aku sudah tidak apa-apa, bahkan aku tidak trauma sama sekali, jangan menghawatirkanku. Dan sebaiknya kamu pulang, karena aku akan tinggal disini" ucap Ara kemudian berdiri.

Alven mengusap wajahnya, dia benar-benar bingung dengan situasi ini.

Ara melangkah kan kakinya menuju kamar mandi, tapi tiba-tiba Alven memeluknya dari belakang.

"Ara, aku akan jujur padamu" ucap Alven ditelinga gadis itu.

Ara hanya terdiam, dia mau mendengar kan apa yang akan Alven ucapkan.

"Sebenarnya aku sudah lama menyimpan ini sendiri, pada waktu itu saat pertama kali aku akan berangkat ke London, dan kamu menciumku aku merasakan suatu perasaan yang aneh terhadap diriku. Dan aku memastikan lagi dengan kepulanganku setahun kemudian, ya aku telah jatuh cinta padamu Ara, aku mencintai adik ku sendiri" ucap Alven yang membuat Ara menegang.

Alven siap menerima teriakan caci maki dari Ara, tapi ini sudah menjadi keputusan nya untuk mengatakan hal yang jujur pada Ara.

Tes, tes Ara menitikan air matanya, dia menutup mulut tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

Ya, Ara telah lupa bahwa Alven belum mengetahui yang sebenarnya bahwa mereka bukanlah saudara kandung.

Ara membalikan badan dan menatap Alven dengan deraian air mata. Tentu saja hal tersebut membuat Alven semakin sakit.

"Bagaimana kalau aku juga mempunyai perasaan yang sama denganmu" ucap Ara tersenyum.

Alven melotot tidak percaya.

"Maksudmu?" tanya pria itu penasaran.

"Aku juga mencintaimu Alven, sangat mencintaimu" jawab Ara yang kemudian memeluk pria didepannya itu.

Alven speecless, hatinya berbunga-bunga mengetahui kenyataan ini. Dia membalas pelukan Ara dan mencium kepala gadis itu berkali-kali.

Tidak pernah dia sangka bahwa Ara juga mempunyai perasaan yang sama terhadapnya.

"Tapi bagaimana dengan Daddy? Apakah kita akan melakukan hubungan terlarang ini" tanya Alven.

Ara melepaskan pelukannya.

"Bagaimana kalau kamu mengetahui kenyataan yang sebenarnya bahwa kita ini bukan sedarah?"

"Apa!!!" seru Alven.

Bersambung ....

Maaf baru bisa up, jangan bosan nunggu ya kak, karena novel ini slow update🙏🏻🙏🏻😁😁😊😊✌🏻✌🏻

Terpopuler

Comments

✰͜͡v᭄pit_hiats

✰͜͡v᭄pit_hiats

ahh boro d di ajak k bandung c alpenlibel🙄🙄🙄

2021-07-10

1

Atieh Natalia

Atieh Natalia

makin seru nih,

2021-07-07

1

re

re

Alvin akan tau nih

2021-06-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!