Happy Reading 😊
Malam itu, disebuah apartemen yang tidak terlalu mewah, Alven dan Ara saling memandang satu sama lain. Alven benar-benar tidak menyangka bahwa selama ini kedua orang tuanya telah menyembunyikan rahasia besar.
"Jadi ternyata aku ini normal" ucap Alven terkekeh.
Ara mengerutkan dahinya.
"Maksudmu apa Alven? Apa kamu selama ini tidak normal?" tanya Ara.
"Ara, aku mengira selama ini diriku mempunyai kelainan sex, karena mencintai adik-ku sendiri, dan aku hanya bisa bangun kalau menyentuhmu saja. Entahlah aku sempat berpikiran seperti itu, tapi tidak kusangka bahwa ternyata kita ini tidak sedarah" jawab Alven.
"Jadi maksudmu selama ini menghindariku karena hal itu" cibir Ara.
Alven mengangguk, dia membaw Ara ke sisi ranjang dan mendudukannya. Dia bersimpuh didepan Ara.
"Selama 7 tahun ini aku benar-benar tersiksa menahan rindu dan hasrat padamu, tapi aku harus berusaha menghilangkan perasaan ini, tapi ternyata takdir berkata lain, disaat aku mulai menghilang kan perasaan ini, Daddy mengirimmu kuliah disini" ucap Alven.
"Kalau begitu mulai sekarang jangan menahannya Alven, kita memiliki perasaan yang sama" ucap Ara membawa Alven untuk berdiri.
Lalu pria itu duduk disamping Ara dan memandang wajahnya.
'Tentu saja sayang, kali ini aku tidak akan menahan perasaan ini lagi. Aku bersyukur bisa mendapatkan balasan cinta darimu" ucap Alven membelai wajah cantik itu.
Pipi Ara bersemu merah, dia juga tidak menyangka bahwa Alven mempunyai perasaan yang sama dengannya.
Alven mendekatkan wajahnya, dia menatap bibir pink gadis itu, ingin sekali menyesapi rasa manis bibir Ara.
Gadis itu menjadi salah tingkah ketika jarak wajah mereka semakin dekat. Ara menutup matanya, dia bisa merasakan hembusan nafas Alven mengenai wajahnya.
Cup ...
Ara merasakan kecupan di dahinya, diapun membuka matanya dan sedikit tidak rela jika Alven hanya mencium keningnya saja.
"Sudah waktunya mandi, bukankah kamu ada jam kuliah, aku juga harus segera ke kantor" ucap Alven tersenyum.
Kemudian dia keluar dari dalam kamar.
Ara, apa yang kamu pikirkan? Apakah kamu berharap Alven akan mencium bibirmu? Batin Ara.
Dia menggelengkan kepalanya, mengusir pikiran mesum itu. Meskipun mereka saling mencintai tapi perasaan canggung itu mesti timbul.
Ara mendesah pelan, kemudian dia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Alven baru saja selesai mandi menggunakan kamar mandi luar. Dia langsung mendinginkan kepalanya dengan air dingin.
Huft hampir saja aku kebablasan, kalau saja tidak ingat akan ada meeting bersama klien penting, akan kupastikan tidak akan melepaskanmu lagi Ara. Batin Alven.
Ara keluar dari kamar dan sudah berdandan sangat cantik, dengan memakai dres seksi sabrina yang memperlihatkan leher jenjang mulusnya, Alven yang melihat itu menjadi tidak suka.
Dia menghampiri Ara dan menarik pinggangnya. Dengan sekejap pria itu langsung membungkam bibir merah cery itu dan memangutnya lembut.
Tentu saja Ara sangat terkejut dengan perlakuan Alven, bahkan pria itu tidak tinggal diam, dia menurunkan ciumannya ke leher jenjang Ara dan memberi tanda disana.
"Alven, apa yang kamu lakukan!!" teriak Ara mendorong pria itu.
"Aku hanya memberi tanda kepemilikan saja, dan lipstik ini terlalu mencolok aku tidak suka, dengan begini kamu harus memakai pakaian yang lebih tertutup" ucap Alven menyeringai.
"Apa maksudmu?" seru Ara.
"Ara, apa kamu akan menggoda pria dikampus dengan berdandan seperti ini, ingat kamu adalah milikku, jangan perlihatkan kecantikanmu diluar sana karena saat ini aku adalah kekasihmu" ucap Alven.
Ya Tuhan, ternyata dia sangat posesif, aku kira dia tidak peduli dengan ku, tapi aku suka diperhatikan seperti ini. Batin Ara.
"Ayo kita berangkat" ucap Alven.
"Apa kamu tidak mengganti kaosmu itu" tanya Ara.
"Aku akan menyuruh asisten peribadiku untuk mengambilnya" jawab Alven.
Dia menggandeng tangan Ara keluar dari apartemen. Setelah mengetahui kenyataan bahwa mereka bukan saudara kandung, Alven menjadi lebih terbuka dan terang-terangan menjalani hubungan mereka.
Diperjalanan ...
"Sejak kapan kamu tahu kalau kita bukan saudara?" tanya Alven melirik Ara sekilas.
"Sudah sangat lama, tepatnya saat beberapa tahun lalu, Daddy dan Mommy sebenarnya tidak ingin mengatakan rahasia itu, tapi sepertinya mereka berubah pikiran, entahlah aku juga tidak tahu" jawab Ara.
"Lalu apakah orang tua kandungmu masih hidup?"
Ara menggeleng.
"Mereka sudah meninggal, Papaku bernama Andre, dia adalah sahabat Mommy, dan dulu katanya dia sangat mencintai Mommy, tapi setelah bertemu Mama Bianca, Papa sudah bisa melupakan perasaannya dan mulai mencintai Mama Bianca dan lahirlah aku" jawab Ara sendu.
Dia merasa sedih karena tidak sempat melihat dan mengenal kedua orang tuanya, tapi dia juga tidak menyalahkan Daddy Steven dan Mommy Alea karena menyembunyika identitas asli Ara.
Mereka hanya menjalankan amanat dari surat wasiat yang ditulis oleh Papa Andre.
Papa kandung Ara memberikan hak asuh kepada orang yang tepat. Dia benar-benar merasa seperti putri kandung mereka sendiri, bahkan tidak pernah membeda-bedakan denga Stela saudarinya.
"Sudahlah, jangan bersedih lagi, mulai hari ini aku akan selalu berada disampingmu, menjagamu dan memberikan kasih sayang yang berlimpah, bahkan gunakanlah dada ini untuk selalu menjadi sandaranmu' ucap Alven serius tanpa menoleh kepada Ara.
"Ppffttt hahaha .... " Ara tertawa mendengar ucapan Alven.
"Kenapa tertawa?" tanya Alven menepikan mobilnya.
Dia merasa tersinggung karena Ara telah menertawainya.
"Hei, kenapa berhenti!!" seru Ara.
"Baru saja menertawaiku sekarang langsung berbicara dengan nada tinggi seperti itu, Ara akan ku hukum kamu nanti"
"Alven, aku tertawa karena kamu bisa mengatakan hal romantis seperti itu padaku. Bukankah dulu kamu adalah kakak yang sangat konyol" jawab Ara mendadak serius.
"Itukan dulu, sekarang waktu mengubah segalanya, bahkan aku juga tidak tahu mengapa aku bisa mengatakan hal seperti itu, tapi kata-kata itu terucap begitu saja saat melihat mu bersedih" jawab Alven menatap Ara.
Ara yang merasa ditatap seperti itu menjadi salah tingkah.
"Ara, kenapa kamu bisa berubah menjadi gadis yang cantik dan seksi seperti ini?" ucap Alven tiba-tiba berubah tatapannya menjadi berkabut.
Aduh gawat, Alven berubah menjadi sangat mesum. Batin Ara.
"Alven, sebaiknya cepat antarkan aku ke kampus, bukankah kamu juga harus segera kekantor?" ucap Ara gugup.
Dia mendorong tubuh Alven yang sudah semakin mendekat.
"Shit!!" umpat Alven.
Dia benar-benar harus menahan diri apabila berada didekat Ara, selama ini dia bisa mengontrolnya, tapi setelah kejadian malam itu membuat Alven hampir selalu tidak bisa menahan dirinya.
Setelah itu diapun melajukan mobilnya menuju Kampus Ara yang agak jauh dari apartemennya yang sekarang.
Bersambung ....
Maaf baru up akak😃😃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
VanillaQueens
aku paling suka cerita yg begini singkat padat jelas tidak bertele-tele tapi tetap seru dan senang baca nya.. banyakin cerita begini thor 💕💕
2021-09-18
1
Atieh Natalia
suka deh d cintai kaya g2
2021-07-07
2
🍃🌻 Imazz 🌻🍃
Aku mampir Thor ❤️❤️
2021-05-03
0