[Pov Arjuna] SMP Gumilang Atmadja (part VI)

Sudah tiga bulan setelah semester satu berlalu dan kejadian Buli itu tidak pernah ada lagi, bisa di bilang aku korban terakhir, mungkin. Aku santai saja, walaupun setiap guru memberikan aku perhatian dengan lembutnya, para guru juga takut jika mentalku terganggu waktu kejadian itu hingga sekarang, padahal itu biasa saja bagiku.

Apa mereka sengaja menatapku seperti itu karena aku anak panti.

Tapi, karena guru-guru yang seperti itu aku jadi kesal sendiri. Beberapa murid atau siswa siswi memandangiku lebih aneh. Jika aku menilai tatapan mereka mengatakan jika aku anak emas sekolah yang di banggakan.

Aaiss... risih kali lah!

"Woi anak panti balikin bolanya," Teriak Anak laki-laki itu.

Berita tentang aku yang di panggil anak panti asuhan sudah tersebar ke semua sekolah.

Aku dan Noe santai saja karena mereka mengucapkan kenyataan yang mereka dengar dan mereka lihat, tanpa mau mencari tahu hal sebenarnya.

Aku langsung berbalik menatapnya dan melihat letak Bola basket di dekatku tidak terlalu jauh, Aku melemparkannya kembali bolanya dengan kencang dan masuk langsung ke dalam Ring.

Berjalan santai pergi meninggalkan lapangan Basket bersama Noe menuju kantin.

Acuhkan saja teriakan dan sorakan itu, pikirku ketika mendengar teriakan mengolok-olok.

"Mantep." Sorakan penuh untukku setelah aku melepar bola masuk ke ring, dari anak-anak yang sedang berlatih basket dan yang menonton tidak sengaja melihat aksiku juga, aku tidak peduli dengan penilaian mereka, aku hanya membantu memberikan bola dengan cara baikku, mungkin.

"Diem kalian semua." Ucap salah satu kapten basket tersebut yang sengaja melempar bola ke arah Noe.

Semua tahu jika Kapten basket ini adalah orang yang tegas dan juga tidak terima kekalahan dan penolakan.

" ARJUNA." Noe dan Aku menoleh bersamaan.

"Lo Bisa main basket." Dengan sombong sambil memantulkan bola basket sambil berjalan mendekat ke arahku. Orang yang sengaja melempar bola kearah Noe tadi.

" Kalo Lo berani." Ledeknya menatap ku dan Noe bergantian.

"One by One." Ucapku datar dan masih didengar kapten basket tersebut, pasti kalo seperti ini jatuhnya tantangan lagi, mereka ini buat apa sih terlihat populer, memuakkan.

"Ok, Lo jadi wasit." Tunjuknya asal pada anak basket lainnya. Dan osis yang tak sengaja lewat lapangan basket.

Kini semua menyingkir dan dalam waktu beberapa detik lapangan basket penuh dengan para penonton dan beberapa guru yang penasaran. Bagaimana tidak!. Seorang Arjuna (diriku) yang notabennya pintar di kelas apa bisa pintar di lapangan, bukan sombong. Tapo, kenyataan di tantang kapten tim basket sekolah yang paling populer sesekolahan.

Ok, buat kenang-kenangan sebelum lulus.

Suara peluit bergema dan permainan dimulai. Baru awal main sudah Tiga poin aku Cetak sisanya Aku mengalah membiarkan kapten basket itu tapi, karena terlalu lama, Aku tidak bisa mengalah lagi. Aku merebut bolanya dan melemparkannya kering basket dengan mudah.

Masih dengan wajah datarnya. Aku melempar bola pada Kapten basket tersebut. Terdengar suara peluit. Waktu permainan Basket ternyata selesi.

Tanda permainan berhenti dan melihat hasil. Kapten basket itu terkejut termasuk anak-anak perempuan yang bersorak itu.

"ARJUNAAA.... KAMU THE BEST." Teriak beberapa gadis itu dengan suara cemprengnya, menurutku.

Tanpa menghiraukan lagi aku berlalu pergi dengan Noe, Noe yang aku hampiri langsung memberikan l air mineral sebotol saja. Aku menatap Noe.

"Darimana lo dapet Air, Anduk?" Tanyaku pensaran.

Seketika Noe menggerakkan matanya.

Aku berdecak malas. Sudah rahasia umum kalo gitu.

Terlihat di papan penilai lima skor Arjuna jauh lebih besar dari milik Topan Kapten basket.

Menjauhnya punggungku dan makin tak terlihat membuat Topan berpikir licik untuk menjahiliku mungkin, aku hanya merasa saja.

Sampai dikelas setelah bel masuk. Pelajaran kembali dimulai. Waktunya memilih kelompok belajar dua orang.

"Bu saya enggak mau ama Juna." Ucap siswi itu tidak terima. Ketika kelompok belajarnya mendapatkan satu kelompok denganku.

"Ya sudah Noe kamu bersama Arjuna lagi ya."Ucap Bu Wati.

"Ok.. Bu siap. Sory ya Bel.. gue ama Arjuna lagi. Lo ama Amel aja sono." Bela kesal pada Noe.

"Ih Makanya jangan beku... beku amat jadi orang kan serem tahu." Kesal Bela. Menatapku tapi, aku hanya menatapnya tanpa ekspresi.

" Hahah Yakin serem Lo aja ngejar-ngejar Juna Beoon," ucap Noe. Memukul bahu Bela pelan.

Cengiran Bela dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Noe mengatakan yang sesungguhnya seketika membuatnya malu di mata ku yang habis dia omeli. Bela berbalik menatap kedepan.

Beberapa jam setelahnya.

" Arjuna ada surat nih." Salah satu murid menghampiriku. Aku tak menanggapi itu dan yang menerima itu adalah Noe.

"Apaan tuh." Ucapan Noe hanya di sambut gelengan olehku.

[Gue tunggu lo di halte depan.] Tulisan di surat itu yang datangnya dari anak kelas sembilan sebelah.

"Wah perasaan Gue kok enggak enak ya Jun."

Aku meremas kertas itu dan membuangnya ke sembarang tempat. Tidak sadar aku meginjaknya.

"Kita lewat jalan lain aja." Ucap Noe kali ini aku menganggukinya.

Mungkin, Topan menunggu aku dan Noe, dengan lama seperti orang gila di dekat Halte. Sedangkan Aku dan Noe sudah mampir ke makam dan sekarang hampir sampai di panti asuhan.

Besoknya Aku di datangi Seorang osis di kelasku mengatakan jika Topan kapten tim basket, membuat pertandingan basket ulang lagi dan kali ini Topan mempertaruhkan jabatannya sebagai ketua tim basket.

Loh apa maksudnya. Sebentar lagi lulus sangat enggak beguna sekali, bagiku.

Aku hanya menatap dan berdiri dengan santai melangkah kelapangan Basket di temani Noe. Setelah jam istirahat pastinya.

Beruntung hari ini hari jum'at pelajaran tidak terlalu banyak dan juga banyak jamkos hari ini.

Di lapangan saat ini Aku tengah berdiri dengan gayaku yang santai. Dan menatap tajam Topan.

"Lo klo bisa ngalahin Gue, lo boleh jadi Kapten basket selanjutnya kalo gak bisa Lo bilang kesemua orang kalo lo anak haram dan anak yang dibuang Orang tuannya di panti asuhan." Sontak Ucapan Topan membuat aku naik pitam. Tepukan pelan Noe membuatku mereda sedikit.

"Jangan kepancing toh dia cuman bisa ngomong doang."

Aku berdehem membenarkan apa yang Noe bisikan. Sekarang lapangan basket bertambah ramai dengan adanya penonton dari kelas satu hingga tiga SMP.

Kebanyakan perempuan yang menguasai Lapangan penonton, karena ingin melihatku yang jago bermain basket.

Beberapa menit kemudian pertandingan satu lawan satu selesai . Dan benar saja aku menang kembali dengan poin yang memuaskan.

"Lo liat sendiri! Gue gak pernah mau ganggu lo tapi, Lo dengan serakahnya mau apapun yang membuat Lo terlihat Waaah.. Benerkan gue."

"Topan... See... Lo pasti gak Bego-bego banget buat menafsirkan hal yang kejadian dua kalo gue menang dari lo, masih untung gue nerima tantangan lo kalo gue gak nerima lo sebagai yang punya hajat pasti malu, Gue gak mau punya masalah sama lo, Sekarang hidup lo harus tenang Gak usah nilai atau urusin hidup Gue, NGERTI LO!"

Aku pergi. Noe menyusulku.

Kali ini semua sudah berbeda mereka tidak ada lagi yang mengolok-olok Arjuna dan Noe karena mengira Arjuna dan Noe adalah anak panti.

Terpopuler

Comments

Z3R0 :)

Z3R0 :)

bagus MC nya dingin dan cuek

2021-12-26

0

Andini Rastanti

Andini Rastanti

terllalu kta bang haji roma😅 kulkas banget ya arjuna

2021-11-08

0

Kamal Tanudjaya

Kamal Tanudjaya

galak banget tuh ,Ndak boleh begitu

2021-07-25

1

lihat semua
Episodes
1 [Pov Arjuna] Prolog.
2 [Pov Arjuna] Panti asuhan.
3 [Pov Arjuna] Panti Asuhan (part II)
4 [Pov Arjuna ] SMP Gumilang Atmadja
5 [Pov Arjuna] SMP Gumilang Atmadja (part II)
6 [Pov Arjuna] SMP Gumilang Atmadja (part III)
7 [Pov Arjuna] SMP Gumilang Atmadja (Part IV)
8 [Pov Arjuna] SMP Gumilang Atmadja (part V)
9 [Pov Arjuna] SMP Gumilang Atmadja (part VI)
10 [Pov Arjuna] Kelulusan SMP Gumilang Atmadja
11 SMA Alexsander
12 SMA Alexsander awal hari
13 Mata-mata
14 Kasar
15 Tidak bisa di prediksi
16 Keluarga
17 Di jemput
18 Kebenaran
19 Tidak ada yang tahu
20 Bukan lawan yang sepadan
21 Cucu Marcello
22 Bermunculan mereka
23 Kediaman Alika di Indonesia
24 Rencananya
25 Di lift.
26 Curiga
27 Siapa mereka
28 Dugaan
29 Celah
30 Mereka
31 Hampir tertangkap
32 Terbongkar
33 Pencarian
34 Peresmian
35 Mereka terlibat
36 Sampah yang harus membersihkan sampah lebih bau
37 Terkejut
38 Kedatangannya
39 Mereka
40 Dua Berandal yang tunduk pada Perempuan yang sangat penting di hidupnya
41 Tidak di sambut baik
42 Ruangan rawat
43 Setelah Lampu merah
44 J.A Company
45 Apart Gio
46 Emelly dan Arjuna
47 Pergi untuk selamanya
48 Hari yang menyenangkan
49 Menjadikan Menantu dengan alasan bisnis
50 Kekacauan sebelum berangkat
51 Apa ada hubungannya
52 Peringatan untuk Arjuna
53 Hampir melewati batas
54 Tak menyadari
55 Pahlawan kesiangan Zavina
56 Dianggap saingan
57 Hampir celaka
58 Gara-Gara Zavina
59 Penyesalannya
60 Trauma
61 Kembali semula, walau tidak sebenarnya
62 Mengira Istrinya
63 Bayi dari seorang wanita
64 Mengurus bayi
65 Takdir yang beruntung
66 Kamar Zavina
67 Waktu tidur yang menjadi Waktu bercerita
68 Ruang Makan
69 Kunjungan
70 Wilayah Sumatra
71 Jangan mencoba bermain dengannya
72 Kehancuran Damar
73 Tindakan Leo
74 Mata yang indah
75 Dennis dan ruang kerja
76 Terluka.
77 Kepulangannya
78 Acaman seperti sindiran
79 Pasar malem
80 Undangan mewah hanya untuk makan malam
81 Mall Pangeran
82 Malam buruk untuk di luar rumah dan di dalam rumah
83 Kedatangan Diana
84 Perjalanan ke bandara
85 Kebenaran pada publik tentang Arya
86 Mansion Alexander
87 Kamar Arjuna
88 Alexander Company
89 Kolam Renang
90 Hal bahagia & Hal buruk
91 Suasana yang tidak nyaman
92 Di jalan Raya
93 Lelaki lain
94 Alat canggih mempermudah mendapatkan informasi terinci.
95 Lawan sebandingnya
96 gombalin tapi, Kesal sendiri
97 Ancamannya
98 Kebakaran di Pabrik
99 Akan menghancurkan Aset miliknya
100 Beruntung datang tepat waktu
101 Sengaja mendekati Zavina
102 Meringankan hukuman
103 Penyamaran Petugas Bandara dan Pramugara
104 Tertembak
105 Peluru beracun
106 Bangun dari koma tapi, tak di sambut baik
107 Hukuman Romano
108 Penyebab semuanya terjadi adalah
Episodes

Updated 108 Episodes

1
[Pov Arjuna] Prolog.
2
[Pov Arjuna] Panti asuhan.
3
[Pov Arjuna] Panti Asuhan (part II)
4
[Pov Arjuna ] SMP Gumilang Atmadja
5
[Pov Arjuna] SMP Gumilang Atmadja (part II)
6
[Pov Arjuna] SMP Gumilang Atmadja (part III)
7
[Pov Arjuna] SMP Gumilang Atmadja (Part IV)
8
[Pov Arjuna] SMP Gumilang Atmadja (part V)
9
[Pov Arjuna] SMP Gumilang Atmadja (part VI)
10
[Pov Arjuna] Kelulusan SMP Gumilang Atmadja
11
SMA Alexsander
12
SMA Alexsander awal hari
13
Mata-mata
14
Kasar
15
Tidak bisa di prediksi
16
Keluarga
17
Di jemput
18
Kebenaran
19
Tidak ada yang tahu
20
Bukan lawan yang sepadan
21
Cucu Marcello
22
Bermunculan mereka
23
Kediaman Alika di Indonesia
24
Rencananya
25
Di lift.
26
Curiga
27
Siapa mereka
28
Dugaan
29
Celah
30
Mereka
31
Hampir tertangkap
32
Terbongkar
33
Pencarian
34
Peresmian
35
Mereka terlibat
36
Sampah yang harus membersihkan sampah lebih bau
37
Terkejut
38
Kedatangannya
39
Mereka
40
Dua Berandal yang tunduk pada Perempuan yang sangat penting di hidupnya
41
Tidak di sambut baik
42
Ruangan rawat
43
Setelah Lampu merah
44
J.A Company
45
Apart Gio
46
Emelly dan Arjuna
47
Pergi untuk selamanya
48
Hari yang menyenangkan
49
Menjadikan Menantu dengan alasan bisnis
50
Kekacauan sebelum berangkat
51
Apa ada hubungannya
52
Peringatan untuk Arjuna
53
Hampir melewati batas
54
Tak menyadari
55
Pahlawan kesiangan Zavina
56
Dianggap saingan
57
Hampir celaka
58
Gara-Gara Zavina
59
Penyesalannya
60
Trauma
61
Kembali semula, walau tidak sebenarnya
62
Mengira Istrinya
63
Bayi dari seorang wanita
64
Mengurus bayi
65
Takdir yang beruntung
66
Kamar Zavina
67
Waktu tidur yang menjadi Waktu bercerita
68
Ruang Makan
69
Kunjungan
70
Wilayah Sumatra
71
Jangan mencoba bermain dengannya
72
Kehancuran Damar
73
Tindakan Leo
74
Mata yang indah
75
Dennis dan ruang kerja
76
Terluka.
77
Kepulangannya
78
Acaman seperti sindiran
79
Pasar malem
80
Undangan mewah hanya untuk makan malam
81
Mall Pangeran
82
Malam buruk untuk di luar rumah dan di dalam rumah
83
Kedatangan Diana
84
Perjalanan ke bandara
85
Kebenaran pada publik tentang Arya
86
Mansion Alexander
87
Kamar Arjuna
88
Alexander Company
89
Kolam Renang
90
Hal bahagia & Hal buruk
91
Suasana yang tidak nyaman
92
Di jalan Raya
93
Lelaki lain
94
Alat canggih mempermudah mendapatkan informasi terinci.
95
Lawan sebandingnya
96
gombalin tapi, Kesal sendiri
97
Ancamannya
98
Kebakaran di Pabrik
99
Akan menghancurkan Aset miliknya
100
Beruntung datang tepat waktu
101
Sengaja mendekati Zavina
102
Meringankan hukuman
103
Penyamaran Petugas Bandara dan Pramugara
104
Tertembak
105
Peluru beracun
106
Bangun dari koma tapi, tak di sambut baik
107
Hukuman Romano
108
Penyebab semuanya terjadi adalah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!