[Pov Arjuna] Panti Asuhan (part II)

Waktu cepat sekali berlalu Aku juga masih ingin merasakan masa Sekolah dasar.

Kenyataannya Aku sudah ada di kelas Enam dan sebentar lagi aku akan lulus.

Ternyata aku sudah lebih dari setahun tinggal di panti asuhan atau lebih dari tiga tahun entahlah, bahkan aku juga dekat dengan teman sekamarku.

Aku juga kadang membaur dengan mereka jika penting jika tidak tidak akan aku mau bicara dan berdekatan dengan mereka.

Di sekolah setiap istirahat Aku lebih memilih pergi ke perpustakaan meninggalkan semua teman-temanku, Sama seperti ketika di acara perpisahan sekarang yang sedang berlangsung, tiba-tiba semuanya karena aku tak merasakan waktuku berjalan yang aku tahu baru kemarin Ayah dan ibu juga adikku pergi .

Alex, Beno memang menghentikanku tapi, aku tetap melangkahkan kakiku menuju perpustakaan. Ya... kalian tahu anak umur tujuh tahun ini sudah terlihat seperti anak berusia belasan tahun wajahnya sangat tampan aku akui aku tampan tapi, aku malah mengatakan aku tampan pada semua orang itu tidak penting.

Alex Beno adalah teman yang sadar kalo aku merasa biasa aja di bully mereka bahkan aku tak melawan mereka,

waktu di kelas tiga sekolah dasar aku menjadi teman mereka dengan mereka yang terus mendekatiku setiap hari bahkan mereka sering menanyakan kabarku.

Lucu sekali mereka tapi, Aku biasa saja. Kata Bu Siti yang aku ingat kalo kita tidak suka dengan seseorang tidak sukai saja sifatnya karena orangnya itu pasti baik tapi, perilaku dan sifat kadang terlihat buruk.

Aku membaca banyak buku dari awal masuk kemari.

Hanya belajar di sekolah dasar selama enam tahun kegiatan hanya belajar, mendengarkan guru istirahat kekantin kalo enggak di kelas kadang juga duduk di taman melihat teman-teman lainnya bermain.

Tidak ada yang asik dan menyenangkan bagiku semua monoton bahkan kegiatan sekolah dasarpun membuatku bosan dan aku memilih mundur saja padahal kegiatan karateku selalu mendapatkan nilai baik di penilain pelatih ekskul.

Suara sepatu berhak aku mengenalinya itu adalah suara sepatu yang selalu Bu Dewi pakai setiap ia di panggil kesekolah mewakilkan Bu siti.

Salah satu pengurus yang baik dan peduli sekali padaku tapi, aku lebih memilih menjauhinya karena aku bukan anak baik tapi, anak nakal.

Sampai di dalam perpustakaan Bu Dewi melihatku, Aku tahu ketika Bu Dewi menoleh kesana kemari, pikirku pasti Bu Dewi mencariku. Aku membiarkan saja Bu Dewi mencariku padahal aku bisa melihatnya.

"Arjuna." Panggilan Bu dewi membuatku menoleh sebentar, Bu Dewi menatapku dengan lembut . Aku kembali menatap Buku setelah beberapa menit menatap Bu Dewi yang berjalan mendekatiku.

"Kenapa kamu enggak ikutin acaranya Juna." Bu Dewi menghampiriku dengan suara lembutnya mengajakku bicara, aku hanya menggeleng. Bu Dewi tersenyum dan duduk di depanku.

" Sebentar saja ya, ini hanya mengambil raportmu dan juga ijazahmu yang sudah selesai di peroses. " Tanpa banyak bicara lagi aku mengangguk.

Aku bangkit dengan membawa semua buku yang aku baca tadu untuk di taruh kembali ketempatnya lalu berjalan mendahului Bu Dewi dengan santai.

Wajah datar dan Kaku selalu terlihat aku tanpa sadar bersikap angkuh pada Bu Dewi padahal beliau sangat baik padaku tapi, aku ini anak nakal jadi lebih baik aku tidak memiliki orang terdekat lagi.

"Ehm anak ini," gumam Bu dewi aku mendengar itu walaupun pelan.

Sambil melangkah dengan langkah cepatnya, mendekatiku yang berjalan sedikit cepat meninggalkannya di dalam perpustakaan.

Sampai di aula perpisahan Sekolah Dasar tepat setelah itu namaku di panggil,

oleh Bu laras salah satu wali kelasnya.

"Dewa Arjuna. Silakan."

Aku maju dengan santai dan menyalami beberapa guru lalu mengambil map yang kepala sekolah berikan.

Mereka menatapku dengan tatapan aneh, aku sudah biasa merasa seperti di kucilkan tapi, aku masih belum bisa mengartikan tatapan orang dewasa padaku dulu dan sekarang dengan caraku aku mengartikan sebagai tatapan rasa iba dan simpati.

"Silakan keruangan saya." Ucap Salah satu guru sepertinya petugas TU.

Aku mengangguk mengikutinya dan di belakangku ada Bu laras guru yang sama yang memberikan bingkisan mewakilkan guru lainnya, ia mengikuti Aku dan Bu Dewi.

Sampai di dalam ruangan guru Aku di berikan sebuah tinta cap berwarna biru didalam sebuah kotak kaleng dan juga dua map dengan berkas penting yang biasanya seorang siswa menunggu waktu berbulan-bulan untuk mengambilnya tapi beda denganku, setelah lulus tepat hari perpisahan atau wisuda Sekolah dasar, aku langsung mendapatkannya, seperti sekarang ini.

Selesai melakukan sidik jari Aku di bantu Bu Laras.

Dan Bu Dewi bergegas mengajakku pergi setelah berpamitan pada guru yang ada di depanku.

Sesuai ucapan Bu Dewi yang bilang jika setelah mengambil raport dan Ijazah atau lainnya Aku akan pulang bersamannya.

Aku dan Bu Dewi yang sudah pergi keluar ruangan TU, lalu melewati beberapa kelas dan langsung melangkah pergi melewati gerbang sekolah, seketika Taksi Online yang bisa Bu Dewi pesan seperti seorang langganan tetap, Aku dan Bu Dewi menghampiri taksi online itu.

"Juna gimana nilainya," ucapan Bu Dewi membuat Aku memberikan tiga berkas itu pada Bu Dewi.

Aku dan Bu Dewi sudah duduk nyaman di dalam Taksi dan aku juga sudah bersandar nyaman di jok mobil.

"Boleh ibu liat." Aku mengangguk tanda setuju. Dibukanya raport ijazah dan rekap nilai UN. semuanya sempurna, mungkin. Aku menoleh sebentar melihat raut wajah Bu Dewi, apa yang Bu Dewi perhatikan, Bu Dewi terkejut dan takjub.

"Cucu nya pasti pintar," lirih Bu Dewi.

"Juna ini biar Bu dewi Simpen ya... Nanti kamu lanjut Sekolah Menengah Pertama di Gumilang Atmadja." Jelas Bu Dewi membuatku lagi-lagi mengangguk. Aku seperti diatur tapi, itu memang kenyataannya. Aku merasa jika Aku harus seperti ini sebelum aku benar-benar jadi seirang remaja matang lalu dewasa. Aku menatap keluar jendela seketika hujan turun membasahi kaca mobil.

Semua hal yang aku lakukan akan terasa hambar tanpa kehadiran keluarga. Aku merindukan ibu Ayah dan Adikku yang bahkan aku belum sempat melihatnya. Waktu itu kandungan ibu sudah sangat besar seharusnya aku bisa melihat adikku tapi, aku tidak bisa.

Air mata yang mengenang membuat pandanganku buram seketika aku menatap keatas dan air mata itu perlahan menghilang tak jadi keluar dari kelopak mata.

Sampai di panti Asuhan Aku dan Bu Dewi pergi keluar dari taksi dan masuk ke halaman panti asuhan dengan berjalan kaki.

Didalam kamar aku duduk diam menatap keluar jendelan kamar kebetulan tempat tidurku di bawah dan teman sekamarku me

" Arjuna Main bola yuk!" seru Noe padaku seketika Aku mengangguk. Noe dan Aku bagaikan satu hal yang cocok karena saling mengisi kekurangan masing-masing.

Jika Aku yang jarang bicara jika tidak penting. Lalu Noe yang ceria dan hangat banyak sekali kalimat yang keluar dari mulut Noe ketika sudah memulai ceritanya.

Aku kembali keluar dari panti asuhan ketika sudah berganti pakaian yang santai.

Aku menoleh sebentar melihat seorang wanita tua yang masih cantik sedang bicara dengan Bu Siti. Sekeali dia tersenyum menatapku. Aku langsung mengalihkan tatapanku dan menghampiri Noe.

Noe adalah Temanku teman sekamarku, Entah kenapa kalo Noe sakit aku sangat perduli dengannya bahkan jika Noe sakit aku meminta bertukar tempat aku di ranjang atas dia di bawah. Noe anak yang aktif dia seumuran denganku. Noe lebih dariku bahkan dia pura-pura kuat jika aku menilainnya di setiap harinya karena aku dengar-dengar kalo Noe adalah anak yang sengaja di buang orang tuanya identitas dan apapun tentangnya tak jelas.

Sekarang satuhal yang mengusik pikiranku adalah wanita tua yang sepertinya lebih tua dari Bu Siti itu mirip sekali dengan ayahku bahkan sangat miripnya aku bisa bilang kali itu wajah ayahku dalam diri perempuan tua.

Aku acuh saja memilih bermain bersama mereka dan Noe.

Tiba saat tak pasti aku tak sengaja melempar bola mengenai lumpur dan menciprat baju wanita tua itu.

Bu siti menatapku.

Aku mendekat dan mengambil bola itu.

"Maaf Saya tidak sengaja." Kataku padanya dengan mengambil bola di kobangan lumpur.

"Tidak masalah Arjuna... jaga diri kamu baik-baik," ucap wanita itu padaku.

"Jika nanti saatnya tiba kamu panggil aku nenek dan Jangan pernah lakukan kesalahan yang sama seperti ayah dan ibu kamu lakukan, Bu Siti saya titip Arjuna untuk berikutnya kita tidak bisa bertemu lagi," ucap wanita itu dengan tatapan yang sangat tak terbaca olehku bahkan aku bingung kenapa dia menganggilku Arjuna dia tahu aku, ah.. mungkin Bu Siti mengenalkannya.

Aku mengangguk saja dan pergi dari sana tanpa mengatakkan apapun.

Mau memanggilnya apapun kurasa aku tak akan pernah bertemu dengannya lagi, biarlah ia lupa denganku semoga saja. Semua yang aku temui pura-pura mengenalku Bu Siti Bu Dewi lalu wanita tua itu.

Terpopuler

Comments

Endi Wahyudi

Endi Wahyudi

kok beda ya audio sama nofel nya

2023-03-17

0

Edyson

Edyson

itulah hidup dipanti susah gembira dan sedang pasti ada kenangan sehumur hidup

2022-12-13

1

latamulyadi

latamulyadi

tenang Thor masih tarap normal....

2022-03-15

0

lihat semua
Episodes
1 [Pov Arjuna] Prolog.
2 [Pov Arjuna] Panti asuhan.
3 [Pov Arjuna] Panti Asuhan (part II)
4 [Pov Arjuna ] SMP Gumilang Atmadja
5 [Pov Arjuna] SMP Gumilang Atmadja (part II)
6 [Pov Arjuna] SMP Gumilang Atmadja (part III)
7 [Pov Arjuna] SMP Gumilang Atmadja (Part IV)
8 [Pov Arjuna] SMP Gumilang Atmadja (part V)
9 [Pov Arjuna] SMP Gumilang Atmadja (part VI)
10 [Pov Arjuna] Kelulusan SMP Gumilang Atmadja
11 SMA Alexsander
12 SMA Alexsander awal hari
13 Mata-mata
14 Kasar
15 Tidak bisa di prediksi
16 Keluarga
17 Di jemput
18 Kebenaran
19 Tidak ada yang tahu
20 Bukan lawan yang sepadan
21 Cucu Marcello
22 Bermunculan mereka
23 Kediaman Alika di Indonesia
24 Rencananya
25 Di lift.
26 Curiga
27 Siapa mereka
28 Dugaan
29 Celah
30 Mereka
31 Hampir tertangkap
32 Terbongkar
33 Pencarian
34 Peresmian
35 Mereka terlibat
36 Sampah yang harus membersihkan sampah lebih bau
37 Terkejut
38 Kedatangannya
39 Mereka
40 Dua Berandal yang tunduk pada Perempuan yang sangat penting di hidupnya
41 Tidak di sambut baik
42 Ruangan rawat
43 Setelah Lampu merah
44 J.A Company
45 Apart Gio
46 Emelly dan Arjuna
47 Pergi untuk selamanya
48 Hari yang menyenangkan
49 Menjadikan Menantu dengan alasan bisnis
50 Kekacauan sebelum berangkat
51 Apa ada hubungannya
52 Peringatan untuk Arjuna
53 Hampir melewati batas
54 Tak menyadari
55 Pahlawan kesiangan Zavina
56 Dianggap saingan
57 Hampir celaka
58 Gara-Gara Zavina
59 Penyesalannya
60 Trauma
61 Kembali semula, walau tidak sebenarnya
62 Mengira Istrinya
63 Bayi dari seorang wanita
64 Mengurus bayi
65 Takdir yang beruntung
66 Kamar Zavina
67 Waktu tidur yang menjadi Waktu bercerita
68 Ruang Makan
69 Kunjungan
70 Wilayah Sumatra
71 Jangan mencoba bermain dengannya
72 Kehancuran Damar
73 Tindakan Leo
74 Mata yang indah
75 Dennis dan ruang kerja
76 Terluka.
77 Kepulangannya
78 Acaman seperti sindiran
79 Pasar malem
80 Undangan mewah hanya untuk makan malam
81 Mall Pangeran
82 Malam buruk untuk di luar rumah dan di dalam rumah
83 Kedatangan Diana
84 Perjalanan ke bandara
85 Kebenaran pada publik tentang Arya
86 Mansion Alexander
87 Kamar Arjuna
88 Alexander Company
89 Kolam Renang
90 Hal bahagia & Hal buruk
91 Suasana yang tidak nyaman
92 Di jalan Raya
93 Lelaki lain
94 Alat canggih mempermudah mendapatkan informasi terinci.
95 Lawan sebandingnya
96 gombalin tapi, Kesal sendiri
97 Ancamannya
98 Kebakaran di Pabrik
99 Akan menghancurkan Aset miliknya
100 Beruntung datang tepat waktu
101 Sengaja mendekati Zavina
102 Meringankan hukuman
103 Penyamaran Petugas Bandara dan Pramugara
104 Tertembak
105 Peluru beracun
106 Bangun dari koma tapi, tak di sambut baik
107 Hukuman Romano
108 Penyebab semuanya terjadi adalah
Episodes

Updated 108 Episodes

1
[Pov Arjuna] Prolog.
2
[Pov Arjuna] Panti asuhan.
3
[Pov Arjuna] Panti Asuhan (part II)
4
[Pov Arjuna ] SMP Gumilang Atmadja
5
[Pov Arjuna] SMP Gumilang Atmadja (part II)
6
[Pov Arjuna] SMP Gumilang Atmadja (part III)
7
[Pov Arjuna] SMP Gumilang Atmadja (Part IV)
8
[Pov Arjuna] SMP Gumilang Atmadja (part V)
9
[Pov Arjuna] SMP Gumilang Atmadja (part VI)
10
[Pov Arjuna] Kelulusan SMP Gumilang Atmadja
11
SMA Alexsander
12
SMA Alexsander awal hari
13
Mata-mata
14
Kasar
15
Tidak bisa di prediksi
16
Keluarga
17
Di jemput
18
Kebenaran
19
Tidak ada yang tahu
20
Bukan lawan yang sepadan
21
Cucu Marcello
22
Bermunculan mereka
23
Kediaman Alika di Indonesia
24
Rencananya
25
Di lift.
26
Curiga
27
Siapa mereka
28
Dugaan
29
Celah
30
Mereka
31
Hampir tertangkap
32
Terbongkar
33
Pencarian
34
Peresmian
35
Mereka terlibat
36
Sampah yang harus membersihkan sampah lebih bau
37
Terkejut
38
Kedatangannya
39
Mereka
40
Dua Berandal yang tunduk pada Perempuan yang sangat penting di hidupnya
41
Tidak di sambut baik
42
Ruangan rawat
43
Setelah Lampu merah
44
J.A Company
45
Apart Gio
46
Emelly dan Arjuna
47
Pergi untuk selamanya
48
Hari yang menyenangkan
49
Menjadikan Menantu dengan alasan bisnis
50
Kekacauan sebelum berangkat
51
Apa ada hubungannya
52
Peringatan untuk Arjuna
53
Hampir melewati batas
54
Tak menyadari
55
Pahlawan kesiangan Zavina
56
Dianggap saingan
57
Hampir celaka
58
Gara-Gara Zavina
59
Penyesalannya
60
Trauma
61
Kembali semula, walau tidak sebenarnya
62
Mengira Istrinya
63
Bayi dari seorang wanita
64
Mengurus bayi
65
Takdir yang beruntung
66
Kamar Zavina
67
Waktu tidur yang menjadi Waktu bercerita
68
Ruang Makan
69
Kunjungan
70
Wilayah Sumatra
71
Jangan mencoba bermain dengannya
72
Kehancuran Damar
73
Tindakan Leo
74
Mata yang indah
75
Dennis dan ruang kerja
76
Terluka.
77
Kepulangannya
78
Acaman seperti sindiran
79
Pasar malem
80
Undangan mewah hanya untuk makan malam
81
Mall Pangeran
82
Malam buruk untuk di luar rumah dan di dalam rumah
83
Kedatangan Diana
84
Perjalanan ke bandara
85
Kebenaran pada publik tentang Arya
86
Mansion Alexander
87
Kamar Arjuna
88
Alexander Company
89
Kolam Renang
90
Hal bahagia & Hal buruk
91
Suasana yang tidak nyaman
92
Di jalan Raya
93
Lelaki lain
94
Alat canggih mempermudah mendapatkan informasi terinci.
95
Lawan sebandingnya
96
gombalin tapi, Kesal sendiri
97
Ancamannya
98
Kebakaran di Pabrik
99
Akan menghancurkan Aset miliknya
100
Beruntung datang tepat waktu
101
Sengaja mendekati Zavina
102
Meringankan hukuman
103
Penyamaran Petugas Bandara dan Pramugara
104
Tertembak
105
Peluru beracun
106
Bangun dari koma tapi, tak di sambut baik
107
Hukuman Romano
108
Penyebab semuanya terjadi adalah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!