Setelah selesai di tutup dengan salam dan juga Bel. Aku melangkah keluar kelas bersama Noe setelah semua murid kelas keluar semua.
Aku melewati lorong lalu sampai di deretan loker.
Aku ingat jika tadi semua guru memberikan kunci loker untuk masing-masing siswa barunya.
Noe mengikutiku untuk membuka Loker dengan kunci yang di berikan.
Noe juga ingin menemukan loker miliknya. Noe mencari ternayata Lokernya bersebrangan dengan Loker milikku.
Aku kembali menutup Loker dan seketika Noe di kerumuni banyak Perempuan.
Dengan santainya aku pergi meninggalkan Noe yang sibuk.
Noe melihatku menjauh pastinya, Noe berteriak memanggilku tapi, aku tidak ingin menoleh. Aku terus melajukan langkahku.
Seketika itu juga Noe sampai di sampingku dengan nafas terengah-engah seperti habis berlari marathon.
"Weeh... Buset.. BAGOS...Barusan aja masuk kelas barusan juga sekolah udah ada yang minta nomer hp lah sosmed lo lah Id Lo Lah, Eeh... Cewek sekarang gak bisa diem aja gitu liat cowo bening apa lagi body Keren lo gak kek Gue bengkring gini," ucap Noe.
"Hem," sahutku singkat.
"Ck.. Lo nih! Jun... apa kesan lo di jam pertama tadi," ucap Noe memecah ke heningan.
Aku mengedikkan bahu acuh sambil tetap berjalan keluar sekolah dan terlihat Bu Dewi menjemput kami.
Aku sebenarnya ingin mampir ke suatu tapi karena di jemput, ya sudahlah.
"Gimana sekolah hari pertama." Bu Dewi mulai basa basi denganku dan Noe.
"Lumayan Bu, Apa iya ya... anak sekarang sebegitu anehnya dengar kata panti asuhan," ucapan Noe yang hanya aku dengarkan saja. Malas juga aku menimpalinya.
"Mereka merasa kalo mereka lebih baik, sifat manusia itu kadang sedang tak mau di kalahkan kadang ingin mengalah, Hati mereka terbolak balik," jelas Bu Dewi.
"Yaa.. Tidak usah perduli kan mereka yang menganggap kalian buruk, Jangan pernah membuat masalah lebih dulu jika kalian terusik," ucap Bu Dewi Lagi pada Noe.
Selama di dalam mobil. Perjalanan pulang ke rumah panti aku hanya diam dan seakan aku ingin mengungkapkan isi hati tapi, sangat tak ingin bicara kali ini.
Besok saja aku mengatakannya.
Sampai Di panti aku langsung turun berjalan duluan meninggalkan Noe dan Bu Dewi yang masih bicara.
Saat aku sudah berganti pakaian rumahan Noe datang kekamar dengan sudah berganti pakaian rumahan juga.
"Jatah Lo Jun..." Memberikan alat bersih-bersih padaku.
Aku langsung berdiri dan mengambilnya berjalan pergi meninggalkan Noe.
Saat sedang bersih-bersih aku mendengar Bu Dewi bicara pada seseorang dengan wajah serius. Aku acuh melewatinya saja.
"Arjuna." Panggilan itu dari suara Bu Dewi yang datang menghampiriku.
"Kamu tolong beli ini sama Noe di toko depan sana. Semuanya ya," ucap Bu dewi memberikan daftar belanja dan uang.
Mengangguk menerima uluran kertas dan uang.
Akau dan Noe yang berangkat ke toko depan dengan jalan kaki tentunya karena dekat.
Jalan kaki berdua dan menatap dunia luar tak ada yang berubah sejauh ini kecuali, Aku yang merasa kalo aku berubah sendirian.
Aku berjalan terus dan setelah sampai aku dan Noe melangkah mengambil keranjang memasukkan semua kebutuhan.
Ketika mengantri aku memberikan tempatku pada Noe ketika itu wanita dan anak kecil didepan pergi tiba-tiba seorang lelaki main datang dan menyenggol Noe.
Noe yang terhuyung kebelakang aku hanya diam menatapnya.
"Tidak bisa antri," ucap seorang pramuniaga dan kasir yang ada didepannya.
"Udah lah.. Mbk cepetan pake lama komentar aja idup orang." Katanya kasar sekali seketika aku meminta Noe menyingkir dan biar aku yang berdiri disana.
Benar saja dia membawa barang tidak benar dan akhirnyajatuh didepan kakiku dan itu sakit rasanya.
"Jalan pake mata, Situ mata di pake bukan pajangan," ucapnya menatapku marah dan minta kantong lainnya karena kantongnya rusak.
"Masih untung punya Otak di pake bukan buat gedein kepala," ucapku menjawab ucapannya seketika orang itu marah dan di tertawakan semua orang.
Saat akan membalasku dia memilih pergi meninggalkan ku dan juga rasa kesalnya padaku.
Pulang dari Toko membawa semua belanjaan yang tertulis di catatan. Tiba-tiba segerombolan orang datang dan menghadang jalanku.
"Noe pulanglah duluan, Gue masih mau cari angin, titip uang kembalian langsung kasih Bu Dewi," ucapku diangguki Noe dan berjalan pergi meninggalkanku.
Saat Noe pergi salah satunya menghalangi Jalan Noe.
"Urusan sama gue, Gak usah bawa tuh anak," ucapku dengan santai kedua tangan masuk kedalam saku celana.
"Ok... Gue gak akan sentuh," ucap salah satu dari mereka yang badannya lebih tinggi dan besar salah satunya orang yang sama yang aku jawab ucapannya.
"Dia anak songong yang ngatain gue," ucap Orang itu menunjuk ke arahku.
Noe sudah menjauh dan saat itu tatapan mereka fokus padaku.
"Lo... gak usah sok berani." Salah satu dari mereka menunjuk dan marah tanpa sebab, aku hanya diam menatapnya santai.
"Gila ya... Bisanya bawak anak buah! Gak berani Lo lawan satu satu," cibiran ku menatap orang yang menyela antrian.
"Gak usah sok lo ama adek gue," ucap seorang lelaki dengan tato dan tampang premannya. Aku menatapnya datar. Kakak yang salah pikirku.
Seketika mereka menyerang dan dengan sekali gerakan aku menghindar dan kesal kerana mereka tak mau kalah terpaksa aku menggunakan beberapa perlawanan.
Selesai sampai di situ perkelahian kami semua dan aku masih berdiri dengan nafas tersenggal menatap tajam orang yang membuat awal masalah.
"Gak Usah Ganggu gue kalo Lo masih sayang sama Kaki dan tangan lo, Ngerti!" Aku menatap tajam dan menmenepuk kedua pipinya sekali.
Seketika di menyerangku dari belakang.
Ok, Aku bosan sekali sekarang. Ternyata tidak berguna bicara pada orang Bodoh yang tidak mengerti sama sekali. Terutama yang lebih tua di antara mereka.
Aku menghajarnya sampai ia berlutut dan terbatuk parah.
"Lo gak akan tenang Lo sekolah di SMP Gumilang Atmadja, Liat aja... lo gak tahu siapa gue disana," ucapnya lalu aku berdecak pergi tak mau mendengarkan apa yang orang itu ucapkan.
Ck.. gara-gara nya hariku buruk aku malas berkelahi tapi, jika Noe pulang terluka aku juga tidak terima.
Dasar Berandalan. Langkahku menjauh seiring itu aku melihat Noe di tikungan sedang menungguku.
"Lo gak Papa Jun," ucapnya penuh khawatir sampai membolak balik badanku dan menatap wajahku yang di putar-putar.
"Reseh... Lo Gue gak papa," jawabku singkat dan mengambil belanjaan membantu Noe membawakannya.
Noe berjalan sambil diam di sampingku.
"Sorry ya gue gak bisa bantu lo, padahal Lo sering bantuin gue," ucapnya penuh drama.
"Drama Lo.. Dari pada masalah sama Bu dewi mendingan Gue aja yang ngadepinnya Lagian Curut semua," ucapku tampang datar sekali melirik Noe yang masih sedih.
Aku menepuk bahunya.
"Santai aja paling kita ketemu lagi sama tuh anak di sekolah." Noe terkejut dan berhenti berjelan aku menatapnya sambil terus berjalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Edyson
lanjut thor
2022-12-13
1
Rikko Nur Bakti
sedikit bingung...tiba-tiba sudah dipanggil kakak kelas dan gak lama lulus....
2021-06-21
1
Ivo Itueimey
author ini ceritanya berlebihan untuk menggambarkan seorang anak SD dan SMP apalagi author menulis kata wanita utk sebutan siswi yg menyukai Arjuna dan menggambarkan Arjuna semakin sexi ketika berkeringat hrsnya author menggambarkan juna siswa smp sj diawal cerita jd gak kelewat lebay cuma lebay aja....ceritanya bagus walau lebaynya maksa
2021-06-01
4