Hari ini hari pertama masuk SMP, setelah beberapa minggu libur semester. Lalu bersiap untuk berangkat. Jarak tak terlalu jauh dari rumah aku dan Noe akan berangkat bersama saja. Bu Dewi sengaja mendaftarkan kami berdua bersamaan.
Awalnya aku kaget tapi, aku kembali biasa. Tak perlu terkejut berlebihan, itu pikirku.
Aku bersiap dengan pakaian SMP Gumilang Atmadja. Kemeja putih dan Dasi berwarna biru dan celana dasar panjang biru serta potongan rambutku yang sudah sangat rapi, hanya dengan potongan undercut setandar untuk anak sekolah.
Noe dengan rambutnya selalu di cukur tidak terlalu habis.
Kami berdua memasang dasi dengan menatap cermin Noe bahkan terlihat lebih baik dariku yang sudah rapi. Aku memang rapi juga tapi, jika sudah pulang sekolah aku tak akan terlihat rapi lagi.
Kami berdua keluar dari kamar dan pamit.
Ini adalah hari dimana aku masuk sekolah setelah pertama kali mendaftar sekolah dasar aku dengan ibu kini aku dengan orang berbeda. Sekarang pun aku juga baru sadar kalo aku lulus Sekolah dasar pun tanpa kehadiran mereka dan satu anak kecil yang seharunya bisa ku gendong dan ku ajak bercanda.
Menyebalkan bagaimana aku tidak akan menyalahkan takdir jika situasinya membuat mental ku terguncang dan hatiku sakit. Aku bahkan sempat ingin menyusul mereka tapi, setelah aku berpikir ternyata aku belum melakukan apa yang ibu pinta dan melakukan hal hebat dalam hidupku termasuk apa yang aku bawa untuk datang bersama mereka.
Helaan nafasku dan berjalan mengikuti Noe yang sudah mencium tangan Bu siti dan Bu Dewi.
Aku datang dan melakukan apa yang Noe lakukan tadi.
"Juna kita berangkat bareng bu Dewi aja." Aku mengangguk mengiayakan perkataan Noe.
Kami bertiga berjalan keluar panti dan naik mobil taksi Online yang aku tak salah kalo yang aku lihat orangnya selalu sama bahkan hidunya mancung dan kulitnya putih.
Bahkan Sopir itu juga mengenakan jamtangan yang sepertinya tangannya sudah biasa mengenakan jam tangan dan sangat pantas untuk ia gunakan.
Huuft... sudahlah untuk apa aku berpikiran aneh lebih baik aku melihat ke arah dimana langit yang aku temui selalu sama. Hanya saja cuaca yang merubahnya.
Dalam perjalanan yang sunyi tanpa suara di dalam mobil taksi ini, hingga sampai di depan gerbang sekolah Aku dan Noe turun dari mobil bersamaan dan Bu Dewi menyusul kami berdua. Tidak terasa, karena begitu sunyi.
Bu Dewi terlihat berjalan mendekati ku dan Noe tersenyum berjalan maju lalu mengusap kepala kita berdua bergantian dengan lembut.
Kami meraih tangan Bu Dewi bergantian dan menciumnya. Mengucapkan salam lalu pergi meninggalkan Bu Dewi yang pastinya masih menatap kami sampai memasuki Gerbang sekolah.
Aku dan Noe langsung melangkah mencari kelas kami setelah Bu Dewi memberitahu aku dan Noe semalam. Bu Dewi juga mengatakan jika kami tidak perlu pergi mendaftar karena Bu Dewi sudah mengurusnya kami tinggal belajar hingga mendapat nilai terbaik dan lulus dengan nilai terbaik juga.
Aku setuju saja, tidak terlalu menyusahkan, menguntungkan itu malah menyenangkan, pikirku.
Aku mencari tempat duduk dekat jendela paling belakang dan Noe pastinya di sampingku karena dia hanya bisa dekat denganku.
Aku pun sama hanya bisa dekat dengan Noe, jika dekat dengan Orang baru pastinya aku tidak cocok, kecuali orang itu seperti Noe.
Baru saja duduk di kursi Kelas tak lama kelas pun memulai dengan guru pertama yang ternyata akan menjadi wali kelas dan juga perkenalan kelas dan semua murid.
Di mulai dari bangku paling depan sebelah kanan aku menatapnya dalam diam sesekali ikut bertepuk jika yang didepan terlihat menarik.
Sampai di bagianku aku bangkit berdiri dari dudukku
Aku memperkenalkan diriku.
Aku mendengar mereka berbisik-bisik aneh tapi, aku biasa saja, tidak peduli karena aku memang tidak peduli.
"Nama Dewa Arjuna, Kalian bisa cari gue di panti asuhan Alexander. Gue tinggal disana. Jangan berharap atau menduga gue anak orang kaya, sekian." Aku kembali duduk setelah selesai memperkenalkan diri.
Saat itu juga semua diam mendengar suaraku yang seperti suara bariton. Sudahlah lagian aku juga tak perduli.
Lalu Noe.
"Salam kenal semuanya nama gue Noe, buat nama panjang nanti kalian tau juga gue lebih suka di panggil Noe, gue gak banyak hobi tapi, kalo buat deket temen mungkin gue bisa, Gue tinggal sama kaya Arjuna Di panti Asuhan Alexander. Gue merasa kalian gak akan cocok sama gue ataupun Arjuna tapi, gak masalah Karena selagi kalian berbaik hati dan gak jahatin kita, kita akan mempermasalahin itu," ucapan Noe seakan peringatan untuk semua yang ada di kelas termasuk guru didepan yang menatap terkejut.
"Waah... Noe kamu lancar sekali ya, Gak gugup sama sekali, kalo gitu terimakasih Noe selamat bergabung di kelasku dan juga kalian saya juga dengar gunjingan kalian," ucap guru itu pada Noe yang langsung mengangguk dan kembali menghampiriku.
"Anak jaman sekarang beraninya ngomong sembunyi-sembunyi," ucap pelan guru itu tanpa menatap muridnya sedangkan aku bisa mendengar bahkan melihat ekspresinya dengan jelas.
Aku berdecih dan mengeluarkan buku juga alat tulis.
****
Bel berbunyi.
Aku melangkahkan kaki keluar kelas setelah beberapa jam Acra memperkenalkan diri dan guru itu memberitahukan tentang jadwalnya, tak lama jam pertama berakhir.
Istirahat pertama tentunya, waktu pertama di sebuah SMP Gumilang Atmadja.
Aku ataupun Noe tak pergi untuk kekantin.
Aku menatap beberapa orang yang berlalu lalang di lorong sekolah.
Santai biasa, hanya sekedar menatap tapi, tatapan mereka tampaknya sangat antusias dan senang.
Noe sedikit berisik di samping telingaku karena terus mengatakan jika aku akan menjadi idola sekolah, jika aku akan menjadi anak laki-laki paling tampan dan dingin di SMP Gumilang Atmadja.
"Berisik," ucapku saat Noe selesai mengatakan itu padaku .
"Hahah Ok, ok...Maaf ya Jun," ucap Noe.
"Sabar.. sabar resiko punya temen seatap sepenanggungan hobinya mulut cabe."
Sampai langkah yang terus kami capai untuk sampai di kantin. Kenapa niat tidak kekantin malah jadi masuk kantin.
Kami berdua duduk di meja yang masih kosong.
Noe pergi sebentar untuk mengambilkan makanan ringan atau roti pengganjal perut. Noe tahu aku tidak bisa jajan sembarang, Bu Dewi sudah mengatakannya pada Noe.
Aku pun tidak memegang uang sakuku sendiri. Aku meminta Noe saja yang memegangnya.
Bu Dewi juga mengizinkannya jadi tidak masalah Bukan. Lagian untuk sekarang aku hanya perlu bernafas dan hidup, tidak tahu kalo nanti.
Dari kejauhan Noe terlihat tersenyum padaku dengan memperlihatkan Roti dan Sebotol air mineral.
Baru saja Noe duduk kedua perempuan datang tiba-tiba sepertinya kakak kelas kelas Sembilan, atau entahlah dandanan mereka berbeda dari anak yang baru masuk sepertiku dan bentuk mereka dari arah mereka mendekati mejaku terlihat agak dewasa.
"Hay.. nama aku Elina," ucap salah satunya tiba-tiba saat sampai didepan mejaku dan mengulurkan tangannya juga menyapaku tapi, aku menoleh ke arah lain tidak peduli dengan uluran tangan itu. Noe duduk didepanku.
Aku beralih menatap Noe dan menatap dengan kerlingan mata pelan mengisyaratkan untuk mengurusnya.
Noe mengangguk dan melirik malu juga tidak enak pada kedua kakak kelas perempuan itu.
"Maaf ya Kakak-kakak Arjuna ini tidak terlalu suka, jadi kalo moodnya baik mungkin, Arjuna akan nerima salam kenal dari kalian," ucap Noe dengan senyuman ramahnya.
Ketiga Perempuan kakak kelas itu mengangguk paham dan tersenyum karena Noe tanpa sengaja sudah memberi tahukan namaku. Sudahlah terserah Noe, yang penting mereka pergi.
Sebenarnya aku malas didekati perempuan mereka membuatku risih kecuali, ibu. Dengan Bu Siti dan bu Dewi saja aku bahkan tidak terlalu dekat dan menjaga jarak.
"Oh... Gitu... tapi, temen lo ganteng juga Boleh dong kita kenalan sebentar," ucap Perempuan itu dengan bahasa yang terlihat sama dengan wajahnya.
"Permisi," ucapku bangkit pergi dari sana Noe bahkan mengejarku dan ikut membiarkan kedua perempuan itu disana. Aku merasa mereka masih menatapku.
"Menarik." Kata mereka yang masih bisa aku dengar.
Terdengar suara Bel
Waktu istirahat berakhir dengan suara Bel.
Kembali masuk kedalam kelas dan memulai kelas lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Halu
😭😭
2023-09-02
0
latamulyadi
sabar...segala sesuatu itu butuh proses...klo mau cepet...tuh cabe rawit ,baru cepet....
2022-03-15
0
Yenni Emoks
msih bingung cerita nya nih..lnjut thor
2022-01-08
0