Mulai Perhatian

Ryan keluar dari kamarnya sudah dengan mengenakan setelan kerja, pakaian yang Dina siapkan. Setelah shalat shubuh, dia mengatakan pada, Dina jika hari ini, dia sudah mulai masuk kerja kembali, karena itu saat Ryan mandi, Dina menyiapkan baju kerja suaminya.

Ryan tentu saja sangat bahagia, begitu keluar dari kamar mandi, di atas tempat tidur, sudah ada baju dan perlengkapan lainnya. Dina menepati janjinya untuk menjalankan peran sebagai seorang istri.

"Sarapan, ka?"

Di atas meja makan sudah tersedia dua piring nasi goreng, dua gelas air minum serta setoples krupuk.

"Kamu hari ini ke toko?" tanya Ryan begitu menghabiskan sarapannya.

Dina yang masih mengunyah makanannya hanya menganggukan kepala.

"Jam berapa?"

"Agak siang mungkin ka. Aku lagi ngerendem cucian, mau nyuci dulu."

"Kalau kamu cape, baju-baju kotornya jangan maksain nyuci, nanti aja kita bawa ke laundry."

"Nyucinya dicicil aja, ka, sedikit-sedikit, cuma kita berdua doang," ucap Dina diakhiri dengan senyuman.

Melihat senyum tulus Dina, ada yang bergetar di hati Ryan.

Suasana hening sejenak.

"Din..." panggil Ryan pelan.

"Ya..." Dina mendongakan kepalanya.

"Aku... aku udah putus sama pacar aku."

Dina sedikit terkejut mendengar penuturan, Ryan yang tiba-tiba. Sedang hati Ryan sedang harap-harap cemas, karena Dina tak berkomentar apa-apa.

"Oh.. okey.." jawab Dina tenang.

Ketenangan Dina membuat Ryan sedikit kecewa. Sedang dalam diamnya, Dina tidak menyangka, Ryan akan memutuskan hubungan dengan kekasihnya secepat ini.

"Aku... aku sudah berfikir untuk menjalani pernikahan kita dengan serius juga. Jadi... aku harap kita bisa sama-sama menjaga pernikahan ini. Mungkin memang awalnya karena keterpaksaan, tapi mudah-mudahan kedepannya kita bisa menjalani dengan ikhlas."

Dina mendengarkan penuturan panjang suaminya. Ada sedikit buncah kebahagiaan, tidak hanya dia sendirian yang berjuang untuk pernikahan ini.

"Iya, ka. Terima kasih."

"Pelan-pelan saja kita menjalaninya, saling mengenal."

Dina sudah menghabiskan makannya. Sebenarnya, Ryan hendak mencucikan piring kotor bekas mereka makan, namun Dina mencegah, dengan alasan tak ingin membuat baju Ryan kotor.

Pukul setengah delapan, Ryan berangkat kerja. Sebenarnya, Ryan masuk pukul delapan pagi. Dia berangkat tiga puluh menit sebelumnya, agar leluasa selama di jalan, tidak terburu-buru mengejar absensi masuk.

"Apa aku tungguin kamu aja? biar bisa berangkat bareng, kayaknya sebentar lagi kamu selesai mencuci," ucap Ryan di ambang pintu kamar mandi.

"Nggak apa-apa, kakak duluan aja, nanti telat sampai kantor." Dina menghentikan dulu kegiatannya sejenak, tak enak berbicara dengan suara gemericik air.

"Tapi kamu nggak ada motor."

"Nanti aku naik ojek online aja."

Ryan menyerah karena, Dina keukeuh tidak perlu ditunggu. Dina mencium punggung tangan suaminya, tapi tidak bisa mengantar sampai pintu depan karena sedang membilas pakaian.

Ryan segera berlalu pergi, cipratan air membuat baju Dina basah di bagian bawah, dan mencetak tubuh Dina, membuat pikiran Ryan mengembara kemana-mana.

¤¤FH¤¤

"Jangan lupa makan siang!"

Pesan singkat yang masuk ke aplikasi hijau milik Dina, membuat Dina mengulas senyum, pesan dari Ryan. Dina tidak menyangka setelah suaminya mengatakan sudah putus dengan kekasihnya, sekarang tiba-tiba dia menjadi perhatian seperti ini, hingga mengingatkan untuk makan siang.

Dina yang hendak membalas chat dari suaminya, tertunda karena salah satu karyawannya menghampirinya.

"Teh itu ada ojol yang nganterin makanan, katanya untuk teteh." Nia salah seorang pegawai Dina memberitahu.

"Tapi aku nggak pesen makanan."

"Makanya itu, saya bilang dulu. Tetehkan nggak pernah order makanan online di sini, biasanya pesan dari kantin.

"Ya udah, biar aku ke depan aja."

 

"Untuk siapa makanannya, pak?"

"Teh Dina, di Emerald Leather."

"Pengirimnya siapa, pak?"

"Atas nama bapak Ryan, sudah dibayar juga." Kang ojol menyodorkan kresek berisi makanan.

"Oh ya sudah, makasi, pak."

Begitu memasuki toko, Dina di goda oleh karyawan-karyawannya, "Ciee yang dikirim makanan oleh suaminya..."

"Kalian nguping aja.. Dah sana siapa yang giliran istirahat."

Salah satu karyawan Dina bangkit berdiri, lalu permisi untuk istirahat.

Dina mengambil ponselnya, lalu memphoto box dan dikirimkan kepada Ryan.

"Makasi kiriman makanannya, kak. Kakak juga jangan lupa makan siang dan shalat."

Di akhir pesan, Dina menambahkan emotikon tersenyum.

"Sama-sama. Dimakan ya, semoga suka."

Dina membaca pesan balasan dari suaminya. Senyum tak pernah pudar dari bibirnya, pandangannya beralih pada makanan yang sengaja Ryan kirim untuknya.

Tidak masalah apa jenis makanannya tapi mengingat Ryan yang mengirimkannya, Dina sangat bahagia sekali. Dalam hati, Dina berharap, kedekatan mereka akhir-akhir ini, menjadi awal yang baik untuk kelanggengan pernikahan mereka.

"Nanti jangan pulang dulu, aku jemput."

Pesan susulan dari Ryan, yang makin membuat sorot mata Dina berbinar.

"Iya, ka. Terima kasih sebelumnya."

¤¤FH¤¤

Di tempat kerjanya, Ryan di ledek habis-habisan oleh teman-temannya. Sebagai pengantin baru, tentulah Ryan mendapat godaan dari semua rekan kerjanya.

"Cieee, pengantin baru mah gitu, senyum-senyum sambil lihat hape."

"Bawaannya pengen cepet-cepet pulang."

"Jiwa jomblo ku meronta melihatnya."

Ryan hanya tersenyum menanggapi, jika diladeni, maka mereka tidak akan pernah berhenti. Jadi Ryan memilih mendiamkan saja.

"Aku senang, akhirnya kamu menikah dengan wanita baik-baik."

Agi, teman kerja yang mejanya paling dekat dengan Ryan, tiba-tiba berkata.

Spontan Ryan menolehkan kepalanya ke arah Agi, tidak mengerti maksud ucapannya.

"Maksudnya apa?"

"Berkali-kali aku bilang, Maretha itu bukan wanita baik-baik, tapi kamu selalu nggak percaya."

"Itu karena kamu cemburu, karena aku yang berhasil mendapatkan Maretha."

Ryan dan Agi pernah bersaing untuk mendapatkan cinta Maretha. Dulu, Maretha pernah bekerja di kantor tempat Ryan bekerja saat ini, tapi hanya bertahan satu tahun, Maretha resign, karena mendapat pekerjaan yang katanya lebih besar gajinya di luar kota.

"Aku malah bersyukur nggak sampai jadian dengannya. Kamu terlalu polos mengorbankan waktu bertahun-tahun pacaran sama dia. Tapi ya sudahlah semuanya sudah berlalu, aku ikut bahagia kamu menikah dengan istrimu saat ini." Setelah mengatakan itu, Agi pergi meninggalkan Ryan yang masih terpaku.

Setelah Ryan dan Maretha menjalin kasih, hubungannya dengan Agi memburuk. Enam bulan setelah jadian, Maretha memutuskan untuk pindah kerja. Sejak itu, Agi tak bosan memperingatkan Ryan untuk menjauhi Maretha, Agi tidak mengatakan alasan sebenarnya, jadilah Ryan berfikir itu hanya alasan Agi saja agar dia putus hubungan dengan Maretha.

Pulang kerja, Ryan langsung menstarter motornya menuju toko Dina. Ryan tidak tahu, Dina biasa pulang jam berapa, tapi dia akan langsung mengajak Dina pulang, bagi Ryan tak masalah, toh Dina bosnya.

Ryan memarkirkan motornya, dia berbalik untuk memasuki area pertokoan. Namun langkahnya terhenti saat melihat Dina dan Fardhan berdiri berhadapan di depan mushola.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

APA REAKSI MARETHA KLO TAU RYAN SDH MNIKAH, PASTI AKAN JADI DURI DLM RMH TANGGA RYAN & DINA..

2022-08-02

0

yanti auliamom

yanti auliamom

Ceritanya sukaa 😍

2022-03-19

1

Eti Rahmawati

Eti Rahmawati

pasti ryan cemburu

2021-12-27

0

lihat semua
Episodes
1 Malam Pertama yang Dingin
2 Sentuhan Pertama
3 Shalat Pertama Bersama
4 Rumah Baru
5 Rasa
6 Kamar Ryan
7 Mencuri Kecupan
8 Ketemu Mantan
9 Kencan
10 Mencuri Ciuman (Lagi)
11 Mulai Perhatian
12 Pertengkaran Pertama
13 Serumah Tapi Tak Seranjang
14 Tentang Cinta
15 Nafkah Lahir dan Nafkah Bathin
16 Cucu Untuk Mamah
17 Bimbang dan Ragu
18 Kencan 2
19 Masa Lalu dan Masa Depan
20 Bukan Cinta yang Egois
21 Boleh Sekarang?
22 Karena Cinta
23 Cemburu
24 Pelukan Peluntur Amarah
25 Masalah Datang dan Pergi
26 Penyelesaian Masalah yang Panas
27 Selamat Tinggal Masa Lalu
28 Maretha
29 Masih Tentang Maretha
30 Keras Hati Maretha
31 Cemburu Tanda Sayang
32 Di Luar Rencana
33 Sayang
34 Sore yang Panas
35 Mencintai Bayangan
36 Kenapa Menolak Bahagia Bersamaku?
37 Benih yang Ku tanam
38 Mencoba Membuka Hati
39 Pergi
40 Panggilan Sayang
41 Tekad Maretha vs Do'a Ibu
42 Jujur
43 Egois
44 Cinta yang Semakin Dalam
45 Impian yang Kandas
46 Bahagia Menikah Denganmu
47 Kembali ke Masa Sebelumnya
48 Pertemuan Kedua
49 Usaha Bu Santi
50 Kepergok
51 Malam Pertama Milik Pengantin Lama
52 Hamil?
53 Riak Kecil
54 Ketegangan yang Mencair
55 Usaha yang Membuahkan Hasil
56 Inikah Rasanya?
57 Mandi Bulan
58 Dua Sisi Kehidupan
59 Setelah Kesakitan
60 Hanya Satu Kali Kesempatan
61 Tetangga Baru.
62 Rasa yang Masih Tertinggal
63 Sebab Akibat
64 Prasangka dalam Hati
65 Kenyamanan Hati
66 Risau Hati Maretha
67 Kekecewaan Dina
68 Rencana Maretha
69 Mina Melihat
70 Menghapus Kenangan
71 Dua Sisi Kehidupan
72 Hari Paling Bahagia
73 Bertemu
74 Kesalahan Fatal
75 Usaha Fardhan
76 Dari Hati ke Hati
77 BUCIN
78 Tak Sengaja Bertemu
79 Ketakutan Feri
80 I Love You, Suamiku!
81 Dunia Tak Selebar Daun Kelor
82 Part Akhir
83 Season 2
84 Cucu Oma
85 Lara Shovia
86 Suara Siapa?
87 Jalan Takdir
88 Harapan dan Keinginan
89 Ingin Selalu Bersama
90 Kegalauan Shofia dan Haura
91 Mengungkapkan Rasa
92 Keberanian Faza
93 Lamaran Untuk Haura 1
94 Bertemu Faza
95 Prasangka Shofia
96 Keluarga Faza
97 Keliru
98 Kebimbangan Haura
99 Ingin Shofia
100 Permintaan Fardhan
101 Jawaban Haura
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Malam Pertama yang Dingin
2
Sentuhan Pertama
3
Shalat Pertama Bersama
4
Rumah Baru
5
Rasa
6
Kamar Ryan
7
Mencuri Kecupan
8
Ketemu Mantan
9
Kencan
10
Mencuri Ciuman (Lagi)
11
Mulai Perhatian
12
Pertengkaran Pertama
13
Serumah Tapi Tak Seranjang
14
Tentang Cinta
15
Nafkah Lahir dan Nafkah Bathin
16
Cucu Untuk Mamah
17
Bimbang dan Ragu
18
Kencan 2
19
Masa Lalu dan Masa Depan
20
Bukan Cinta yang Egois
21
Boleh Sekarang?
22
Karena Cinta
23
Cemburu
24
Pelukan Peluntur Amarah
25
Masalah Datang dan Pergi
26
Penyelesaian Masalah yang Panas
27
Selamat Tinggal Masa Lalu
28
Maretha
29
Masih Tentang Maretha
30
Keras Hati Maretha
31
Cemburu Tanda Sayang
32
Di Luar Rencana
33
Sayang
34
Sore yang Panas
35
Mencintai Bayangan
36
Kenapa Menolak Bahagia Bersamaku?
37
Benih yang Ku tanam
38
Mencoba Membuka Hati
39
Pergi
40
Panggilan Sayang
41
Tekad Maretha vs Do'a Ibu
42
Jujur
43
Egois
44
Cinta yang Semakin Dalam
45
Impian yang Kandas
46
Bahagia Menikah Denganmu
47
Kembali ke Masa Sebelumnya
48
Pertemuan Kedua
49
Usaha Bu Santi
50
Kepergok
51
Malam Pertama Milik Pengantin Lama
52
Hamil?
53
Riak Kecil
54
Ketegangan yang Mencair
55
Usaha yang Membuahkan Hasil
56
Inikah Rasanya?
57
Mandi Bulan
58
Dua Sisi Kehidupan
59
Setelah Kesakitan
60
Hanya Satu Kali Kesempatan
61
Tetangga Baru.
62
Rasa yang Masih Tertinggal
63
Sebab Akibat
64
Prasangka dalam Hati
65
Kenyamanan Hati
66
Risau Hati Maretha
67
Kekecewaan Dina
68
Rencana Maretha
69
Mina Melihat
70
Menghapus Kenangan
71
Dua Sisi Kehidupan
72
Hari Paling Bahagia
73
Bertemu
74
Kesalahan Fatal
75
Usaha Fardhan
76
Dari Hati ke Hati
77
BUCIN
78
Tak Sengaja Bertemu
79
Ketakutan Feri
80
I Love You, Suamiku!
81
Dunia Tak Selebar Daun Kelor
82
Part Akhir
83
Season 2
84
Cucu Oma
85
Lara Shovia
86
Suara Siapa?
87
Jalan Takdir
88
Harapan dan Keinginan
89
Ingin Selalu Bersama
90
Kegalauan Shofia dan Haura
91
Mengungkapkan Rasa
92
Keberanian Faza
93
Lamaran Untuk Haura 1
94
Bertemu Faza
95
Prasangka Shofia
96
Keluarga Faza
97
Keliru
98
Kebimbangan Haura
99
Ingin Shofia
100
Permintaan Fardhan
101
Jawaban Haura

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!