Keesokan paginya. Sebuah kasur yang hangat dengan selimut yang tebal, begitupun dengan suara desiran angin yang memasuki ruangannya.
Kelopak mata Mu Chen Xiao yang semula tertutup, dengan perlahan terbuka. Pemandangan yang sudah sangat familiar dengannya begitupun dengan aroma dupa yang sangat dibenci olehnya, membuatnya langsung saja terbangun dan terduduk di kasurnya.
'Apa yang terjadi? Apakah semalam aku bermimpi?'
Mu Chen Xiao yang terbangun dalam keadaan kaget, berkeringat dingin dan menatap sekitar dengan hati-hati. Sebuah rumah kayu dengan ukiran naga yang sangat rapi dan juga, tirai bambu yang masih tertutup. Aroma dupa yang baru saja dinyalakan, masih terasa sangat menyengat di hidungnya dan membuat Mu Chen Xiao semakin jengkel.
'Aku sudah bilang jangan menyalakan dupa di kamarku! Aku sangat membencinya!' batin Mu Chen Xiao yang kemudian melempar batang dupa tersebut ke dalam segelas air.
Udara di sekitarnya berubah menjadi bersih dan hanya ada aroma angin pagi yang memasuki celah-celah ruangan. Mu Chen Xiao akhirnya bisa bernafas kembali dan mengingat-ingat hal yang baru saja dia lakukan.
Namun sebelum itu, Mu Chen Xiao sempat merasa penasaran dengan seorang gadis kecil yang saat ini sedang tertidur di sebelah kasurnya. Dia membenamkan wajahnya dengan kedua tangan yang terlipat sehingga, membuat Mu Chen Xiao sulit untuk mengenalinya.
'Jika saja dia adalah Zhao Wei Lu, mungkin saja dia sudah ku tendang dari tempat ini. Namun, karena dia adalah seorang anak perempuan, sepertinya aku harus bersikap lebih lembut lagi.'
"Hei! Bangunlah! Kau tidak tahu sedang tidur di kamar siapa?" Ucap Mu Chen Xiao sambil mencoba untuk membangunkan dengan lembut gadis kecil yang ada di depannya.
Bola mata yang bersinar bagaikan bulan dan kulitnya yang memiliki warna seputih salju begitupun dengan rambutnya yang memiliki warna perak bersinar. Gadis kecil itu memiliki mata yang berwarna seperti ombak biru dan senyum yang sangat manis ketika dia terbangun dan melihat ke arah Mu Chen Xiao.
"Gege ternyata sudah sadar. Yu'er telah lama menunggu dari kemarin." Ucap gadis kecil dengan sangat bersemangat dan langsung mendekati Mu Chen Xiao dengan mudahnya.
'Sistem! Kamu tidak memiliki apapun untuk dikatakan padaku?'
[[ Murid Kesayangan Zhao Bingyan ]]
[[ Bai Qing Yu ]]
'Apa? Bai Qing Yu?!'
Bai Qing Yu adalah protagonis wanita yang begitu mencintai Mu Chen Xiao. Wajahnya yang terlihat manis seperti gula putih, begitu disukai banyak orang dan dia hanya menempatkan hatinya pada satu orang yaitu Mu Chen Xiao. Namun sayangnya, Mu Chen Xiao tidak mengetahui kalau Bai Qing Yu begitu menyukainya sehingga, dia hanya menganggap Bai Qing Yu sebagai kawan baiknya saja.
Sampai pada akhirnya, ketika Bai Qing Yu berumur lima belas tahun, dia mati karena melindungi Mu Chen Xiao yang sedang melakukan pertarungan dengan Yan Fengying. Setidaknya, ada lima anak panah dan satu tebasan pedang yang terdapat pada tubuhnya dan menyebabkan kematian tragisnya.
Selama kehidupannya, Bai Qing Yu adalah orang yang hampir sama seperti Zhao Wei Lu. Dia selalu mengatakan kalau Mu Chen Xiao tidaklah bersalah dan keduanya selalu mencari bukti terlebih dahulu sebelum para petinggi Sekte menghukumnya. Namun, Mu Chen Xiao tidak pernah mengakuinya dan menganggap ini hanyalah kebaikan yang sangat sederhana.
"Sungguh kisah yang sangat tragis. Pantas saja Mu Chen Xiao selalu hidup sengsara dan terbunuh di tangan Gurunya sendiri." Batin Mu Chen Xiao yang mengasihani dirinya sendiri karena mengingat bagaimana kematiannya nanti.
Melihat ada yang aneh dengan tingkah dan ekspresi wajah Mu Chen Xiao, membuat Bai Qing Yu merasa heran dan bertanya, "Gege baik-baik saja? Wajahmu pucat kembali."
Mu Chen Xiao yang memiliki wajah berkulit pucat, menoleh ke arah Bai Qing Yu dan menjawab, "Aku baik-baik saja. Aku hanya merasa pusing sedikit." Ucapnya yang mendadak lemas dan akhirnya terjatuh dari atas kasurnya bersamaan dengan datangnya seorang tabib yang memasuki kamarnya.
Seorang tabib yang melihat Mu Chen Xiao terjatuh dari atas kasur, awalnya merasa heran dan seolah-olah ini hanyalah kejadian biasa karena dia juga melihat ada seorang gadis kecil yang berada di dekatnya. Namun, setelah dia melirik sebuah gelas berisikan air dan di dalamnya terdapat sebatang dupa yang sebelumnya telah dinyalakan olehnya, membuat tabib tersebut seketika menjadi panik dengan ekspresi terkejutnya.
"Dupa pelancar aliran darah yang sudah aku nyalakan untuk Tuan muda, mengapa bisa ada di sana?!"
Di waktu yang sama, pemandangan yang terkesan mengejutkan terjadi di kamar Zhao Bingyan. Udara yang lembab dan matahari yang sangat menyilaukan matanya setelah beberapa hari ini dia terus tertidur di atas kasurnya.
Setelah beberapa hari itu, Zhao Bingyan akhirnya terbangun namun, dia masih merasa pusing dan lemas di sekujur tubuhnya.
Zhao Bingyan mengambil posisi bersila dan memulihkan tenaganya kembali sebelum akhirnya, dia mendengar suara piring pecah yang ada di depan pintu kamarnya.
Ia mengalihkan pandangannya ke arah pintu kamarnya dan melihat Li Chu Yi dengan wajah terkejutnya dan pecahan keramik yang ada di bawah kakinya. Zhao Bingyan menatap bingung ke arahnya dan kembali mengalihkan pandangannya ke arah berlawanan seolah tidak melihat apapun.
Zhao Bingyan yang sama sekali tidak menyadari betapa terkejutnya Li Chu Yi karena melihatnya telah terbangun, langsung membuat gemas Li Chu Yi dan merasa ingin sekali mencekiknya karena berhasil membuatnya khawatir selama beberapa hari ini.
"Grandmaster Zhao?" Seru Li Chu Yi sambil berlari dan memeluknya erat-erat.
Zhao Bingyan yang merasa sangat terganggu dengannya, langsung memisahkan dirinya ke sudut kasur yang lebih jauh dengannya.
Tubuhnya masih terasa perih sehingga, dia tidak bergerak banyak ketika menghindari terkaman Li Chu Yi.
"Apa yang terjadi? Mengapa aku masih hidup?" Zhao Bingyan bertanya dengan bingungnya sambil memegangi kepalanya yang terasa lepek dan basah.
"Anda tidur selama empat hari dan sempat kritis di malam kedua. Dan beruntungnya Master Yuan memanggil lima tabib terkenal untuk mengobati Anda."
Zhao Bingyan mengusap-usap kepalanya dan melihat bercak-bercak darah yang tepat berada di bawah bantalnya dan sprei bagian atas. Dan di lantainya pun juga sama, semuanya hampir berwarna merah seperti telah menjadi arena pertarungan dua lawan satu.
"Li Chu Yi, aku membutuhkanmu untuk menjelaskan apa yang terjadi selama ini."
"Soal darah yang ada di sprei dan bantal Anda adalah ulah bocah nakal kemarin dan bercak-bercak merah yang ada di lantai Anda adalah bekas mayat seorang tabib yang berusaha untuk membunuh bocah itu."
Zhao Bingyan menghela nafas lelah dan bersandar pada dinding kamarnya sebelum dia berkata, "Apa yang dilakukan oleh Xiao'er padaku sehingga darahnya ada di sini?"
"Dia,... Dia mendetoksifikasi racun Anda dengan menggunakan darahnya sendiri dan kemarin kami masih belum mengganti sprei Anda."
Ekspresi wajah Zhao Bingyan seketika berubah terkejut dan melihat ke arah Li Chu Yi dengan keheranan. Dia juga tidak menduga kalau racun ular ini akan mudah terobati dengan darah seorang anak berumur tujuh tahun.
"Sungguh? Apakah aku telah melukainya? Panggilkan aku yang lainnya termasuk Xiao'er kemari!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
heri surianto
ok
2021-07-11
0