PERNIKAHAN GAIB 2
Hidup mati seseorang sudah di tentukan oleh sang pencipta begitupun dengan jodoh kita. Kita tidak bisa memilih dengan siapa kita akan berjodoh karena bila waktunya tiba semuanya akan tunduk kepada takdirnya.
Bagiku hidup ini adalah sebuah perjalanan panjang menuju kebahagiaan yang belum pernah aku rasakan selama ini.
Aku juga tidak bisa memilih siapa yang akan menjadi orang tuaku, karena Tuhan sudah memberikan orang tua terbaik untukku meskipun aku tidak pernah melihat wajah keduanya.
Kata orang aku ini pembawa sial, karena tanda lahir di punggung kiri atau orang Jawa menyebutnya bahu lawean.
Menurut kepercayaan masyarakat, perempuan degan bahu laweyan, kehidupannya berjalan tidak normal. Hal ini disebabkan karena perempuan tersebut dipengaruhi oleh aura makhluk halus yang sangat jahat. Ia mempunyai berbagai macam keganjilan-keganjilan yang tidak dijumpai oleh wanita normal lainnya. Meskipun demikian, perempuan seperti ini biasanya memiliki paras yang cantik. Konon, ia kebal terhadap serangan berbagai ilmu hitam seperti santet, teluh, dan lainnya.
Namaku Tiwi putri dari Tania dan Vito, aku lahir ke dunia ini tanpa sempat melihat wajah ibu dan ayahku, karena kata ibu panti yang merawat ku, ibuku meninggal saat melahirkan aku, begitu juga dengan ayahku.
*Flashback Dua puluh tahun sebelumnya
"Tania, aku mohon menikahlah dengan Vito, karena aku tidak bisa melindungi mu lagi. Aku harap Vito bisa menjagamu, dan aku bisa pergi dengan tenang," ucap Barra membuat Tania berlinang air mata
Barra kemudian menyatukan tangan keduanya dan tidak lama kemudian tubuhnya menghilang menjadi asap.
"Barra!!" seru Tania menangisi kepergian Barra
"Sudahlah Tania, sepertinya yang dikatakan Barra benar, Bramantyo sekarang menincar mu. Dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang diinginkannya," ucap Rangga
"Tapi aku tidak mau menjual klinik ini Om," ujar Sora
"Justru karena kau tidak mau menjual klinik ini maka harus ada orang yang melindungi mu. Jika tidak maka klinik dan nyawamu akan melayang sia-sia. Jadi menikahlah dengan Vito. Lagipula kau sudah mengenal baik dia, dan Vito pun mau menerima mu apa adanya," ucap Rangga
Tania hanya terdiam tanpa bisa menjawab pertanyaan Rangga.
"Apa Barra sudah meninggal Om?" tanya wanita itu lagi
"Dia masih hidup, hanya saja lukanya cukup parah dan dia harus bertapa dalam waktu yang lama untuk memulihkan kekuatannya," jawab Rangga
"Kalau begitu aku pamit dulu Ran, Tania," ucap Vito berpamitan
"Tunggu Vit," ucap Tania mengurungkan niat lelaki itu.
"Maafkan aku jika selama ini aku sering membuatmu kecewa, maafkan aku jika selama ini aku tidak pernah peka terhadap perasaan mu. Tapi kali ini aku benar-benar yakin dengan keputusan ku untuk berusaha mencintaimu dan mau menjadi istrimu. Apakah kau masih mencintaiku?" tanya Tania menatap lekat lelaki di depannya
"Aku ingin hidup normal, dan aku juga ingin memiliki suami yang sama denganku, tapi jika kau keberatan aku tidak masalah. Lagipula aku cukup tahu diri dan tidak ingin memaksakan dirimu untuk menikahi ku," imbuh Tania
"Kau tahu dari dulu aku selalu menyayangimu, dan hanya kaulah satu-satunya wanita yang aku cintai di dunia ini. Dan sampai saat inipun cintaku padamu tak pernah padam," jawab Vito membuat Tania langsung memeluknya
"Hmmm, kacang-kacang!" seru Rangga membalikkan badannya
"Kacang mahal tapi begitu menyakitkan, beginilah kalau dua orang sedang berduaan yang ketiganya adalah setan (seseorang yang diabaikan)," imbuhnya membuat Vito dan Tania terkekeh mendengarnya
"Sudah tua masih aja baperan Ran," celetuk Vito
"Namanya juga manusia Vito, baper itu tidak mengenal usia. Lo aja yang gak peka!" jawabnya ketus
"Maaf ya Om, btw om mau kan jadi saksi pernikahan kita?" tanya Tania
"Wew, baru ketemu udah mau kawin aja, buru-buru amat lo Tan?" goda Rangga
"Abis sudah gak tahan kelamaan menjanda Om," jawab Tania sambil terkekeh
"Astoge, jangan bilang Vito juga sama?" ucap Rangga menutup mulutnya
"Kalau gue sih selalu tahan Ran, tapi adik gue yang gak tahan," jawab Vito membuat Rangga terkekeh
"Sue Lo!"
Sebulan kemudian pernikahan Tania dan Vitopun dilangsungkan.
Keduanya terlihat bahagia saat prosesi ijab qobul berlangsung.
"Saya terima nikah dan kawinnya Tania Putri Kuncoro binti Kuncoro dengan maskawin kalung emas dua puluh gram dibayar Tunai!" seru Vito melafalkannya dengan lugas
"Bagaimana saksi?"
"Sah!"
"Sah!"
"Baarakallahu laka wa baarakaa alaika wa jamaa bainakumaa fii khoir.”
"Aamiin, semoga kali ini kau akan mendapatkan kebahagiaan dalam pernikahan mu, semoga menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah dan cepat diberikan keturunan Tania, aku hanya bisa mendoakan mu dari jauh. Karena aku tidak bisa mau merusak momen bahagia mu. Seperti janjiku aku akan terus menjaga dan melindungi mu dari jauh," ucap Barra kemudian meninggalkan tempat itu.
Kehidupan Rumah tangga Tania dan Vito berjalan bahagia dan harmonis hingga hari naas itu tiba.
"Bagaimana keadaan calon putriku, apa dia baik-baik saja," ucap Vito mencium perut buncit Tania
"Alhamdulillah, dia selalu sehat sayang dan dia juga tidak rewel," jawab Tania mengusap perutnya
"Syukurlah, sehat terus ya anakku sampai kau lahir nanti." ucap Vito
"Bagaimana klinik hari ini?" tanya Vito
"Alhamdulillah tidak begitu ramai jadi aku tidak terlalu lelah hari ini," jawab Tania menyandarkan tubuhnya di kursi
"Apa kamu mau di pijat sayang?" tanya Vito
"Mau," jawab Tania manja
Vito segera memijat pelan punggung istrinya.
*Ting Nong!
"Sebentar ya sayang sepertinya ada tamu," Vito segera bergegas membuka pintu rumahnya.
"Maaf anda mau bertemu siapa?" tanya Vito
"Apa ini kediaman Tania Putri Kuncoro, pemilik Klinik Dua Dunia?" tanya lelaki itu
"Benar, maaf anda siapa?" tanya Vito
"Katakan padanya Bramantyo ingin bertemu dengannya," jawab lelaki itu
"Baik, silakan tunggu sebentar di sini," sahut Vito mempersilakan Bramantyo duduk di kursi tamu
"Apa dia orangnya yang sudah membunuh ibuku!" ucap Garra tiba-tiba memasuki ruangan itu.
"Sabar, kau tidak boleh terlalu emosi, jadi sembunyilah dulu karena ada yang aku harus aku urus dari mereka. Kau bisa muncul lagi setelah aku panggil," ujar Bramantyo menahan Garra
Tidak lama kemudian Tania keluar bersama Vito.
"Halo Tania, lama tak berjumpa apa kabar putri Kuncoro?" tanya lelaki itu menghampirinya
"Ada perlu apa kau datang kemari?" tanya Tania
"Masih sama seperti setahun yang lalu, aku ingin mengajukan penawaran untuk klinik mu yang sudah seperti kuburan itu," ucap lelaki itu menyodorkan penawaran menarik kepada Tania
"Maaf dari dulu sampai sekarang aku tidak pernah berniat menjual Klinik itu," jawab Tania
"Ternyata kau masih keras kepala seperti dulu Tania, baiklah kalau aku tidak bisa mendapatkan KLinik itu secara baik-baik aku akan mengambilnya dengan paksa," Ancam Bram
Tiba-tiba Garra muncul di tempat itu membuat Vito langsung menarik tubuh Tania.
"Tetaplah berada di belakang ku," ucap Vito melindungi istrinya
"Aku tidak pernah berurusan dengan dirimu, jadi pergilah dari tempat ini sebelum aku menghabisi mu!" seru Vito
"Kau sudah membunuh ibuku setahun yang lalu, dan sekarang saatnya aku menuntut balas atas kematiannya," jawab Garra melesat menyerang Vito
Vito dengan sigap menghindari serangan bertubi-tubi dari Garra.
Vito melemparkan tasbihnya kearah pemuda itu namun Garra hanya tertawa terbahak-bahak.
"Kau pikir aku ini syetan yang akan musnah dengan benda beginian!" seru Garra melepaskan tasbih Vito dari lehernya dan melemparnya.
"Habisi dia putraku, biar aku yang mengurus wanita itu!" seru Bram
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Danah
Izzatul Ivanovic indo dicari El Park IC
2023-02-07
0
Danah
obyek-obyek oven Park Ozil Park
2023-02-07
0
Danah
kemampuannya
2023-02-07
0