12

Marni berjalan perlahan mendekati Tiwi, ia kemudian mengambil sebuah botol kosong dan mengarahkannya kepada Tiwi.

"Ah, kenapa tanganku tidak bisa digerakkan," Marni berusaha menggerakkan tangannya namun seperti ada kekuatan besar menahannya.

"Apa ruangan ini berhantu, kenapa tiba-tiba bulu kudukku berdiri," wanita itu kemudian menengok kebelakang dan ia langsung menjerit histeris ketika melihat sesosok mahluk tinggi besar dengan mata merah menyala dan taring di mulutnya.

"Aarrrggghhh!!" ia kemudian jatuh terpeleset dan pingsan setelah botol di tangannya menghantam kepalanya.

Tiwi segera menghampiri wanita itu.

"Ibu...ternyata kau belum berubah juga," ucapnya ketika melihat wanita itu tergeletak di lantai.

"Biarkan saja dia, wanita seperti dia tidak pantas untuk di tolong," ujar Garra

"Apa kau yang melakukannya?" tanya Tiwi

"Aku hanya ingin memberikan pelajaran kepada dia agar tidak menyakitimu lagi," sahut Garra

"Baiklah, terima kasih atas kepedulian mu, tapi aku tetap harus menolongnya, aku tidak bisa meninggalkan dia di sini sendirian," Tiwi kemudian menepuk-nepuk pipi Marni dan berusaha membangunkannya.

"Ibu...ibu bangun!" seru gadis itu

Garra meniupkan sesuatu kearah Marni hingga perempuan itu seketika langsung membuka matanya.

"Dimana aku?" tanya wanita itu memegangi kepalanya

"Ibu ada di tempat kerjaku, lebih baik ibu pulang daripada tidur di sini," Tiwi membantu memapahnya dan memesankan sebuah taksi untuknya.

Baru kali ini aku tahu ada manusia sebaik anak itu, meskipun dia sudah diperlukan buruk oleh wanita itu tapi tetap saja ia selalu baik padanya.

"Syntia!" seru Rayyan berlari menghampiri Tiwi

"Kenapa kau datang kemari?" tanya Tiwi

"Aku hanya ingin meminta maaf atas perlakuan Kenan padamu, maafkan aku karena sudah membuat kamu merasa tidak nyaman hari itu." jawab Rayyan memegangi lengan gadis itu

"Tidak perlu meminta maaf, lagipula apa yang dikatakan Kenan benar, tidak seharusnya aku menerima tawaranmu hanya karena aku sangat membutuhkan uang, karena aku yakin ada seseorang yang terluka karena tindakan konyol ku itu. Dan aku harusminta maaf pada orang itu, karena sudah membuatnya salah paham hingga ia merasa sedih," jawab Tiwi

"Kau tidak perlu melakukan itu, aku dan Keira tidak ada hubungan apa-apa, hubungan kami sudah berakhir dua bulan lalu, dan kami berpisah baik-baik dan itu tidak ada hubungannya dengan mu," sahut Rayyan

Tiwi hanya terdiam mendengarkan alasan Rayyan.

"Lebih baik kita bicara sebentar ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu," imbuhnya

"Sepertinya tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan. Lagipula semuanya sudah selesai jadi tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi," sahut Tiwi

"Tapi aku belum memberikan imbalannya padamu," ucap Rayyan

"Tidak perlu, anggap saja itu bantuan gratis dariku," sahut Tiwi meninggalkan lelaki itu

"Tidak bisa aku tetap harus memberikan itu padamu," tukas Rayyan menarik lengan Tiwi

"Lepaskan!" seru Tiwi

"Jika kau tidak mau menerima imbalan dariku setidaknya biarkan aku mengucapkan rasa terima kasih ku padamu," ujar lelaki itu

"Tidak perlu Rayyan, aku sudah iklasin semuanya, dan sekarang kita kembali seperti semula, di mana aku tidak pernah mengenalmu, begitupun dirimu," ucap gadis itu kemudian berjalan meninggalkan Rayyan

Namun tidak lama kemudian beberapa orang wartawan langsung mengkerubuti Tiwi dan memotretnya membuat gadis itu reflek menutup wajahnya dari silau lampu Blitz kamera para awak media.

"Apa benar kau kekasih baru Rayyan El Shaarawy?" cecar seorang awak mediasl

Melihat Tiwi di kerubuti para awak media Rayyan langsung menghampirinya dan membawa gadis itu pergi menuju ke mobilnya.

"Masuklah!" seru Rayyan

"Tidak perlu, biar aku saja yang akan mengantarnya pulang," ucap Garra menghentikan motornya

Para wartawan terus mengejar keduanya, tentu saja hal itu membuat Tiwi segera naik keatas motor Garra dan melesat meninggalkan tempat itu.

Siapa lelaki itu, apa dia kekasih Syntia...tapi lelaki itu terlihat lebih dewasa dan lebih pantas jadi omnya,

Rayyan kemudian melesatkan mobilnya mengejar Garra, namun sayangnya secepat apapun ia melajukan mobilnya ia tepat saja tidak berhasil mengejar mereka.

"Gila, bagaimana mungkin aku kehilangan jejaknya, padahal kecepatan mobil sport ku setara dengan pembalap formula one," keluh Rayyan menghentikan mobilnya.

*********

"Thanks sudah bantuin aku lagi," ucap Tiwi

"Hmmm, lebih baik kau istirahat saja," jawab Garra

"Btw kenapa kau tinggal di rumah sebesar ini sendirian, apa kau tidak berpikir untuk mencari pendamping hidup atau istri gitu?" tanya Tiwi

"Jangan kepo," jawabnya sinis

"Ah, aku curiga...apa jangan-jangan kamu Gay," jawabnya menutup mulutnya

"Jangan asal bicara!" seru lelaki itu mendorong tubuh Tiwi hingga ia tersudut di tembok.

Tanpa sengaja kedua bola mata mereka bertemu dan saling memandang.

"Ah, maaf aku cuma bercanda," ucap Tiwi segera memalingkan wajahnya.

Astaga, kenapa jantungku jadi berdebar-debar gini.

"Sekali lagi Tiwi minta maaf," ucap gadis itu kemudian menyingkirkan lengan Garra dari bahunya.

Tiwi berjalan pelan menuju kamarnya.

"Gadis itu benar-benar membuatku gila, aku bisa saja lepas kendali jika terus bersamanya, tapi seperti pesan Aki Darno aku tidak boleh jatuh cinta dengan anak manusia." Garra terlihat gusar sembari menatap rembulan yang bersinar terang di langit.

*Flashback

"Jangan pernah jatuh cinta pada anak manusia terutama yang lahir saat bulan purnama, karena hanya dia yang bisa membunuhmu." ujar Ki Darno

"Bagaimana aku bisa tahu manusia yang akan membunuhku?" tanya Garra

"Dia memiliki tanda lahir di punggungnya, kau sendiri yang membuat tanda lahir itu dan membuat gadis itu harus menanggung kutukan selalu kehilangan suaminya sampai kau sendiri yang harus menikah dengannya untuk mengakhirinya kutukan itu, dan saat itu terjadi maka kau juga harus bersiap-siap untuk mati di tangannya," jawab Aki Darno

"Apa itu salahku padanya, kenapa dia harus membunuhku?" tanya Garra

"Karena kau yang sudah membuat hidupnya menderita, itu salah takdir sekaligus karma yang harus kau terima karena kejahatan mu di masa lalu," sahut Aki Darno

"Apa dia putri dari Ustadz yang sudah membunuh ibuku?" tanya Garra

"Benar, dia adalah putri Vito sang pemilik Tongkat Dewi Iblis yang selama ini di cari oleh ayahmu," jawab Aki Darno

*Flashback off

"Kalau begitu aku harus membunuh anak itu sebelum dia membunuhku!" Garra segera bangun dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan rumah itu.

Tidak butuh waktu lama Garra sudah tiba di panti Asuhan tempat ia meletakkan bayi Tania dua puluh tahun silam.

*Tok, tok, tok!

Seorang wanita paruh baya keluar menyapa Garra.

"Ada yang bisa saya banyu Tuan?" tanya wanita itu

"Saya ingin mencari tahu bayi yang dulu diletakkan di depan pintu panti asuhan ini dua puluh tahun silam?" tanya Garra

"Kalau begitu silakan masuk dulu tuan," ajak wanita itu

Garra kemudian duduk di kursi tamu.

"Sebentar saya Carikan dulu data-data bayi yang masuk ke panti kami dua puluh tahun lalu," Wanita itu kemudian berjalan menuju ruang Arsip dan mencari file bayi tahun 2001.

"Lama sekali, apa aku harus mencari file itu sendiri," Garra bangkit dari duduknya dan bergegas menyusul wanita ke ruang Arsip

"Jika dia sekarang berusia 20 tahun maka ia lahir sekitar tahun 2001," lelaki itu menggerakkan tangannya dan seketika file-file itu bergerak dengan sendirinya dan sebuah file terjatuh tepat di depan wanita pemilik panti asuhan

Wanita itu langsung mengambil file yang terjatuh dan membukanya.

"Tidak mungkin, ini file yang aku cari," wanita itu kemudian segera keluar dan memberikan file itu kepada Garra.

"Ini tuan daftar bayi yang masuk ke panti kami dua puluh tahun lalu," wanita itu menyodorkan file itu pada Garra.

Lelaki itu langsung membukanya dan mencari bayi yang ia maksud.

"Ini dia ...tidak salah lagi...ini adalah selendang ibuku yang aku pakai untuk menggendongnya, dimana dia sekarang?" tanya Garra

"Syntia sekarang diadopsi oleh keluarga Hermawati," wanita itu memberikan foto keluarga Hermawan.

"Baiklah, terima kasih atas bantuannya," Garra memberikan segepok uang dalam sebuah amplop coklat.

********

"Wah keren sekali...semoga saja tahun depan aku bisa masuk kuliah agar aku bisa memakai almamater keren mahasiswa dan bisa memiliki pacar tentunya," ucap Tiwi sambil memandangi para mahasiswa yang sedang bermain basket.

*Duuggg!!

"Awww!!" tiba-tiba sebuah bola melesat kearahnya dan mengenai kepalanya.

"Maaf kami tidak sengaja," ucap seorang lelaki menghampirinya

"Kau!" lelaki itu terkejut ketika melihat Tiwi mengembalikan bolanya.

"Gadis seperti mu memang pantas untuk di timpuk dengan bola!" seru Kenan kembali mengarahkan bola itu kearah Tiwi, membuat gadis itu langsung menjerit dan melindungi wajahnya.

*Wuuushhh!!!

Tiba-tiba bola itu berhenti tepat di depan Tiwi.

Membuat Kenan terkejut bukan kepalang melihat seorang lelaki menahan bolanya.

"Jangan pernah menyakitinya atau kau akan mati!" seru Garra mengancamnya

Terpopuler

Comments

Yunita Yahya

Yunita Yahya

serasa nonton film

2023-03-28

0

Najwa Aditya Rahayu

Najwa Aditya Rahayu

pernikahan gaib
bukan ken arok
goos in love
sindereladi sarang penyamun
pernikahan gaib 2
ntar baru ngerti gara itu siapa

2022-11-23

1

huang

huang

kok jadi seperti cerita sinetron,
hmmm.. jd malas baca
byeee

2022-08-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!