2

"Kau pikir aku ini syetan yang akan musnah dengan benda beginian!" seru Garra melepaskan tasbih Vito dari lehernya dan melemparnya.

Garra menyeringai menatap nyalak Vito.

"Habisi dia putraku, biar aku yang mengurus wanita itu!" seru Bram menepuk pundaknya.

"Tetaplah bersamaku jangan menjauh dari ku," ucap Vito memegang erat lengan Tania

Garra segera melepaskan tendangannya kearah Vito hingga lelaki itu terhuyung-huyung kebelakang dan Tania terlepas dari genggamannya.

Ketika Vito akan mendekati Tania Garra kembali menyerangnya, hingga ia berguling-guling menghindari serangan Garra.

Sementara itu Bram langsung menjegal Tania dan menyeretnya keluar dari rumah itu.

"Sekarang tanda tangani surat ini atau aku akan membunuhmu dan juga janin mu!" ancam Bram

"Aku tahu kau mengincar sesuatu yang berharga di klinik ku, untuk itulah sampai kapanpun aku tidak akan pernah menjualnya padamu!" seru Tania

"Dasar brengsek, kau masih saja keras kepala meski maut sudah di depan mata. Apa kau tidak kasian dengan bayimu, apa kau tidak mau memberikan kesempatan hidup padanya!" Hardik Bram

"Hidup mati seseorang sudah di tentukan oleh Tuhan, jadi aku tidak takut padamu. Jika aku memang di takdirkan berumur panjang maka aku akan tetap hidup meskipun kau berusaha membunuh ku. Karena aku yakin Tuhan pasti akan mengirimkan Malaikat penolong untukku dan bayiku,"

*Plaaakkk!!!

Bram menampar wajah wanita itu hingga darah segar mengalir dari bibirnya.

"Dasar banci beraninya kau menyakiti ibu hamil, apa kau tidak takut karma hah!" seru Tania

"Aku tidak takut, justru kau yang harus takut padaku dan banyak-banyak berdoa agar kau bisa selamat dari ku," Bram kembali melesatkan tendangannya kearah Tania hingga ia tersungkur ke tanah.

"Awww!!" gadis itu memekik kesakitan dan memegangi perutnya yang terasa begitu nyari.

"Awww!!," ia begitu terkejut ketika melihat darah segar mengalir dari telapak kakinya.

"Bertahanlah nak, kau harus tetap hidup!" seru Tania mencoba bangkit dan berdiri.

"Rasakan kau wanita sombong!" seru Bramantyo melesatkan kilatan ungu kearah wanita itu.

*Jraaashh!!

Vita segera menyambar tubuh Tania menghindari serangan Bramantyo.

"Kau tidak apa-apa sayang?" tanya Vito menyandarkan tubuh Tania

"Sepertinya aku akan melahirkan," jawab Tania memegangi perutnya.

"Ya Allah, cobaan apa ini," ucap Vito mengusap lembut wajah Tania, matanya berkaca-kaca menatap wajah pucat istrinya.

"Bertahanlah sebentar disini, aku akan menyingkirkan mereka agar bisa mengantarmu ke rumah sakit," Vito memejamkan matanya dan menarik sebuah tongkat kecil dari dalam tubuhnya.

"Apa itu tongkat sakti Dewi Iblis yang di maksud oleh Aki Darno?. Tapi bagaimana mungkin lelaki itu memilikinya," ucap Bram memperhatikan dengan seksama tongkat di tangan Vito.

"Kalian akan membayar mahal karena sudah menyakiti istriku," Vito menggerakkan tongkatnya hingga angin kencang berhembus menghantam Garra dan Bramantyo.

"Jika kau memang manusia setengah Iblis kau juga akan mati di tongkat ini seperti leluhur mu!" seru Vito

Ia langsung melesat menghujamkan tombaknya kearah Garra.

*Aarrrggghhh!!!

Suara erangan Garra memekik membelah kesunyian malam. Burung-burunh berterbangan meninggalkan sarangnya, dan awan hitam langsung menutupi sang purnama.

"Tania, apa yang terjadi padamu," Barra membuka matanya dan menghentikan semedinya

Ia mengambil segelas air dan meniupnya.

"Tania dalam bahaya, aku harus menolongnya," Barra kemudian segera keluar dari tempat persembunyiannya.

Vito menarik kembali tombaknya dan bersiap menghujamkan kembali ke tubuh Garra.

"Aarrrggghhh!" pekik Garra

Vito mengurungkan niatnya ketika melihat wajah Alexa di mata Garra.

"Kenapa kau tidak segera membunuhku?" tanya Garra

" Aku mengampuni mu kali ini, mudah-mudahan setelah ini kau akan berubah menjadi Iblis yang baik seperti sosok yang melindungi mu hari ini," tukas Vito meninggalkan Garra

Ia kemudian mendekati Bramantyo, namun lelaki itu langsung berlari meninggalkannya.

"Syukurlah, kau pergi!" Vito langsung membalikkan badannya dan berlari menghampiri Tania

Ia langsung menggendong wanita itu menuju ke mobilnya.

"Dasar bodoh kau pikir aku akan melepaskan dirimu begitu saja!" seru Bramantyo menarik pelatuk pistolnya dan menjadikannya kearah Vito

*Door, door!!

Dua buah peluru berhasil bersarang di punggung Vito membuat lelaki itu hampir ambruk ke tanah.

"Aku harus bertahan demi istri dan calon putriku," Vito mencoba terus berjalan meskipun tertatih menuju mobilnya

"Ternyata kau masih belum menyerah juga, baiklah... sepertinya satu peluru lagi akan membuat mu mati dengan tenang!" Bram kembali melesatkan timah panas kearah Vito.

Lelaki itu segera mendudukkan Tania di kursi mobilnya.

"Maaf aku tidak bisa mengantarkan mu sampai rumah sakit, aku doakan semoga bayimu lahir dengan selamat. Cepatlah pergi dari sini aku akan berusaha menghalau lelaki itu agar tidak mengejar mu," ucap Vito menutup pintu mobilnya

Lelaki itu langsung berbalik dan berjalan mendekati Bramantyo.

"Ternyata kau begitu kuat anak muda, tapi sayangnya aku tidak punya banyak waktu untuk melayani mu!" Bramantyo mengarahkan pistol kearah jantung Vito

*Door!!

*Bruuugghhh!!

Seketika tubuh Vito ambruk ke tanah dan menghembuskan nafas terakhirnya.

Bram segera memeriksa tubuh lelaki itu.

"Dimana tombaknya, kenapa tidak ada, apa mungkin dia menyerahkannya pada Tania, sial!" Bramantyo segera berlari menuju ke mobilnya dan melesat mengejar Tania.

Tania menambah kecepatan mobilnya ketika melihat seseorang mengejarnya.

*Ciiit!!!

*Braaakkkk!!

Bram sengaja membentur mobil Tania hingga mobilnya menghantam pembatas jalan.

Ia segera keluar dan menyeret tubuh Tania keluar.

"Dimana kau sembunyikan tombak milik suamimu?" tanya Bram

"Aku tidak tahu," jawab Tania

Ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan-lahan.

"Tolong bawa aku ke rumah sakit, aku sudah tidak tahan lagi, aku mau melahirkan," ucap Tania memegangi perutnya yang terus berkontraksi

"Aku tidak peduli, jika kau tidak mau memberi tahu dimana tongkat itu maka aku akan mengambil paksa tanda tanganmu agar aku bisa menemukan tongkat sakti Dewi Iblis," ucap Bramantyo

Ia mengambil menarik paksa lengan Tania dan menuntunnya untuk menandatangani surat jual beli.

"Dasar Manusia laknat!, beraninya kau menyiksa wanita yang akan melahirkan!" seru Barra menghempaskan tubuh Bramantyo dan menarik tubuh Tania

"Barra," ucap Tania lirih

"Kau tidak perlu takut, aku akan membawamu ke rumah sakit," ucap Barra menggendong Tania

"Tahan sebentar ya," ucap Barra

"Hmmm," jawab Tania mengangguk pelan

"Kau tidak akan bisa pergi dari sini pangeran," ucap Garra menghadangnya.

"Minggir atau aku akan menghabisi mu!" seru Barra

"Kau tidak akan pernah bisa membunuhku Pangeran, tapi sebaliknya kali ini aku benar-benar akan membunuhmu karena kau sudah membantu musuhku!" seru Garra mencekik leher Barra

Barra segera melepaskan tendangannya hingga ia terlepas dari cekikan Garra.

Maaf aku tidak punya waktu untuk melayani mu, aku harus menyelamatkan Tania dan bayi ya..

Barra kemudian melesat meninggalkan Garra.

"Kau pikir bisa kabur dari ku!" Garra langsung menghilang menyusul Barra.

Barra berusaha menepis serangan Garra sambil terus menggendong Tania.

Garra yang geram karena serangannya selalu meleset langsung mengambil senjatanya. Ia menebaskan pedangnya ke punggung Barra hingga lelaki itu jatuh tersungkur ke tanah.

"Aku tidak akan rela jika sampai kau terluka karena aku tidak bisa melindungi mu," Barra kemudian memeluk tubuh Tania saat Garra kan menghunuskan pedang kearahnya.

"Dasar mahluk bodoh, kenapa kau rela mengorbankan nyawa mu hanya untuk melindungi manusia yang seharusnya menjadi pemujamu," ucap Garra saat melihat tubuh Barra menghilang sedikit demi sedikit menjadi asap putih.

"Kau sudah membunuh seorang Iblis yang sangat ingin melindungi orang yang ia cintai, kelak kau juga akan merasakan apa yang aku rasakan saat ini. Kau akan mati ketika kau berusaha melindungi orang yang kau cinta," ucap Barra disambut gelegar halilintar dan derasnya hujan yang di barengi oleh angin ****** beliung.

Garra kemudian meninggalkan Tania yang dilindungi oleh cahaya putih dari tubuh Barra.

"Maafkan aku yang tidak bisa menjagamu lagi, mungkin ini adalah terakhir kalinya aku melindungi mu, maafkan aku Tania!" ucap Barra mengusap lembut wajah Tania

"Aarrrggghhh!!" Tania menjerit sekeras-kerasnya ketika ia merasakan dadanya begitu sakit melihat kepergian Barra.

"Kau tidak boleh mati Barra!" serunya memeluk tubuh Barra yang perlahan menghilang.

Tiba-tiba Tania merasakan perutnya begitu mules dan tidak lama kemudian seorang bayi keluar dari rahimnya.

"Eaaa!!" Terdengar suara tangisan Bayi di tengah guyuran hujan.

Tania segera menggendong bayi itu dan mendekapnya.

"Maafkan ibu yang tidak bisa menemanimu tumbuh dewasa nak, Ibu hanya bisa berdoa semoga kau selalu bahagia dan mendapatkan apa yang kau inginkan," ucapanya mengecup kening bayi itu.

Tidak lama Tania pun menghembuskan nafas terakhirnya.

"Sungguh malang nasibmu cah ayu, aku akan membawamu kepada mahluk yang sudah membuat mu menjadi yatim piatu, dan kelak dia harus membayar apa yang sudah ia lakukan padamu," seorang wanita tua membawa bayi itu pergi.

Terpopuler

Comments

Mrs.Kim Arum NL

Mrs.Kim Arum NL

sadis amat thor.takdir yg saling bertautan

2022-11-16

1

Tuti sriwiyanti

Tuti sriwiyanti

serasa nonton bioskop baca novel ini 🤭

2022-11-13

1

Ayuk Vila Desi

Ayuk Vila Desi

garra dulu jahat banget ya...

2022-08-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!