8

Jangan sekali-kali kau menyentuh bayi manusia, apalagi yang lahir saat bulan purnama. Karena dia akan menjadi satu-satunya mahluk yang bisa membunuhmu.

"Aku tidak percaya dengan ucapan Aki Darno, mana ada mahluk kecil dan lemah seperti dirimu bisa membunuhku. Wajah mu sangat menggemaskan sehingga aku tidak tega membiarkannya mu sendirian di sini. Cukup aku yang selalu sendiri tanpa ada satupun orang yang menyayangiku. Lagipula kenapa aku begitu iba melihatnya, aku seperti melihat diriku dalam bayi ini. Biasanya aku tidak pernah peduli dengan siapapun tapi kenapa bayi malang ini membuatku ingin sekali melindunginya," Garra segera menggendong bayi yang tergeletak di depan Bramantyo Tower.

"Apa kau senang sekarang?" tanyanya mengusap pipi mungil bayi itu

Seakan merespon ucapannya bayi itu langsung tersenyum padanya.

"Kaulah manusia pertama yang membuatku jatuh hati, aku berjanji kapanpun kau memanggilku aku akan datang untuk menolongku," ucapanya sambil mencium bayi itu.

"Tapi itu tidak mungkin, bagaimana kau bisa memanggilku sedangkan mengingat wajahku pun kau tidak akan bisa," ucapanya sambil tertawa.

Seumur hidupku baru pertama kali aku tertawa senang seperti hari ini, kau manusia pertama yang membuatku bisa membuatku tersenyum dan mengerti apa arti bahagia.

Tiba-tiba Hujan deras seketika berhenti dan bulan purnama kembali bersinar terang.

Puluhan kunang-kunang berterbangan mengerubuti Harta yang menimang bayi mungil itu.

"Aku tidak bisa merawat mu karena kita ini berbeda sayang, tapi aku akan membawamu ke tempat yang aman dan kau bisa hidup bahagia di sana," Garra kemudian membawa bayi mungil itu menuju ke sebuah panti asuhan.

"Aku yakin kau bisa hidup bahagia di sini," Garra membuka selendang biru yang membalut lukanya untuk membungkus tubuh bayi itu.

"Semoga kau tidak kedinginan lagi," ia kemudian meletakkan bayi itu di depan pintu panti.

Setelah mengetuk pintu panti asuhan ia bersembunyi di balik pepohonan.

Tidak berselang lama seorang wanita paruh baya muncul dari dalam panti dan menggendong bayi itu membawanya masuk ke dalam.

"Sekarang kau bisa beristirahat dengan nyaman bayi mungil ku," ucap Garra

*Arrgggghhh!!!

Garra mengerang kesakitan sambil memegangi dadanya yang tiba-tiba berdarah.

"Kenapa lukaku semakin besar dan rasanya sakit sekali," tukas Garra membuka kemejanya.

Kau akan terus-menerus mengalami kesakitan seperti itu setelah kau menolong bayi malang itu. Itu adalah hukuman untuk mu karena kau telah membuatnya menderita.

Seperti janjiku aku akan menyembuhkan lukamu, tapi luka ini akan kembali menganga saat kau bertemu dengannya lagi kelak, karena kalian sudah terikat oleh takdir yang memilukan.

Kau akan selalu ada untuknya saat ia membutuhkan pertolongan mu, karena hanya kau yang bisa merasakan kesedihannya.

Seorang wanita meniupkan sesuatu kearah Garra hingga luka di dadanya langsung menutup.

*********

"Tabrak dia!!"

"Baik Bos!" lelaki itu kemudian menambah kecepatan mobilnya dan menabrak lelaki yang berdiri di tengah jalan.

Melihat sebuah minibus melaju kencang kearahnya membuat tubuh lelaki itu seketika berubah memerah. Lampu penerang jalan pun seketika padam

*Braaakkkk!!!

Mobil minibus Langsung menukik tajam tanpa menyentuh tubuh Garra. Bak ada tembok yang menghalanginya mobil itu langsung berguncang seperti menabrak sebuah pohon besar, setelah mencoba menabrak tubuh lelaki itu.

Mobil itu kemudian berputar-putar dan terhempas ke bahu jalan.

"Tolong," seru Tiwi melambaikan tangannya

"Bunga itu," Garra menghampiri seseorang yang melambaikan tangannya sambil menggenggam bucket Mawar merah. di tangannya.

"Ternyata kau yang memanggilku," Garra segera mengangkatnya mobil itu dan membalikkannya seperti sedia kala. Ia membuka pintu mobil itu dan menarik tubuh Tiwi.

Siapa sebenarnya dirimu, kenapa kau bisa memanggilku??

"Kau..datang menolong ku. Terima kasih dewa penolong ku," ucap gadis itu kemudian pingsan di pelukan Garra.

"Tolong kami juga," ucap sang Penagih hutang

"Manusia laknat seperti kalian sudah sepantasnya mati!" seru Barra menggerakkan tangannya hingga mobil itu berguling-guling dan dan kembali membentur bahu jalan.

Garra kemudian menggendong tubuh Tiwi dan membawanya pergi dari tempat itu.

*********

Beberapa jam kemudian di kediaman Garra.

"Tuan, gadis itu sudah siuman," ucap seorang wanita paruh baya menghampiri Garra

"Suruh dia istirahat saja, aku akan menemuinya nanti," ucap lelaki itu membersihkan lukanya

"Apa luka Tuan menganga lagi?" tanya wanita itu

"Benar, aku tidak tahu kenapa luka ini kembali basah dan mengeluarkan darah," jawab Garra

"Kalau begitu biar aku panggilkan dokter saja untuk mengobati luka anda tuan!" seru wanita itu

"Tidak perlu, sebentar lagi luka ini akan segara mengering. Jadi tidak perlu khawatir.

"Baik Tuan,"

Wanita itu kemudian pergi meninggalkan kamar Garra.

"Nona Istirahat saja, "

"Aku tidak mau istirahat, aku mau pergi dari sini!" seru Sora

"Tunggu sebentar nona, Tuan pasti akan mengantarmu pulang jadi bersabarlah,"

Sora melirik kearah jam dinding di kamarnya.

"Sial, sudah hampir sam tujuh malam, aku bisa telat datang ke pesta ultah Rayan," Tiwi segera beranjak dari ranjangnya dan berjalan keluar meninggalkan ruangan itu.

"Kau tidak boleh pergi dari sini gadis kecil!" seru Garra menahannya.

"Ternyata kau yang menolong ku, aku sangat senang sekali bisa bertemu dengan mu lagi dewa penolong ku," ucap gadis itu langsung memeluknya erat

*aaaaarrrgghhh!!!

Garra kembali mengerang kesakitan dan memegangi dadanya yang kembali mengeluarkan darah.

"Maaf aku tidak sengaja!" seru Tiwi melepaskan pelukannya

"Kau pasti sangat kesakitan ya, sini aku obati lukanya," Tiwi menarik lelaki itu dan mendudukkannya di sofa

"Maaf ya.. aku buka kemejanya," gadis itu membuka kancing kemeja Garra satu persatu tanpa rasa takut sedikitpun.

"Subhanallah, lukamu sangat parah,"

"Ini kotak obatnya nona," tukas seorang wanita paruh baya menyodorkan kotak p3k padanya

Tiwi segera membersihkan luka Garra dengan alkohol dan meniupnya.

"Cepat kering ya luka, jangan membuat dewa penolong ku kesakitan. Cepat sembuh ya...dan jangan datang lagi!" serunya sambil sesekali meniupi luka itu.

Diam-diam Garra tersenyum melihat tingkah konyol gadis di depannya.

Kenapa di dunia ini ada manusia bodoh seperti mu, bagaimana obat-obatan ini bisa menyembuhkan lukaku, sedangkan aku bukan manusia seperti dirimu.

Garra langsung berhenti tersenyum ketika gadis itu menatapnya.

"Apa masih sakit?" tanya Tiwi dengan polosnya

"Iya, sudahlah lebih baik kau istirahat saja, aku bisa mengobati sendiri luka ku," ucap Garra acuh

"Tidak bisa, kau terluka karena sudah menolong ku jadi sudah seharusnya aku membalas Budi padamu dengan merawat lukamu," jawab gadis itu

"Terserah kau sajalah," jawab Garra beranjak dari tempat duduknya.

Lelaki itu tiba-tiba terperanjat ketika melihat lukanya langsung mengering dan menghilang.

Ia segera menatap Tiwi yang sedang membereskan kotak P3Knya.

"Katakan siapa dirimu?" tanya Garra menarik tubuh gadis itu

"Aku?"

"Iya kamu, kenapa kau bisa memanggilku dan juga menyembuhkan lukaku?" tanya Garra

"Aku tidak tahu bagaimana aku bisa memanggilmu, karena aku tidak pernah merasa memanggil mu, tapi mungkin saja kita memang ditakdirkan untuk menjadi sepasang kekasih sehingga jika aku sedang membutuhkan pertolongan mu kau akan datang menolong ku," jawab Tiwi membuat Garra membelalakkan matanya.

Terpopuler

Comments

lady daisy

lady daisy

sora ke tiwi thor, npa bnyk typo

2023-06-07

0

manizzz

manizzz

keren pol

2022-11-15

1

Shanum

Shanum

Padahal kangen sama Ross and Barra tapi ga papalah

2022-05-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!