4

"Selamat makan Mamah, Papah, hari ini Tiwi abis interview doakan Tiwi di terima ya," ucap gadis itu mengusap air matanya.

"Siapa yang memanggil ku, kenapa panggilan ini seakan tidak asing bagiku,"

"Hari ini adalah hari ulang tahunku yang kedua puluh, tapi tidak ada satupun orang yang mengucapkan selamat padaku, tapi aku yakin mamah sama papah pasti tidak lupa," gadis itu kemudian mengambil sebuah lilin dan menancapkan di piring nasinya.

"Kesedihan, kesepian, yang sama seperti dua puluh tahun lalu...."

Ia menyalakan lilin itu dan mengangkat piring nasinya.

"Selamat Ulang tahun Tiwi, semoga bahagia selalu!" ucap gadis itu kemudian meniup lilinnya.

*Wuushh!!

Seketika tubuh Garra seperti di tarik oleh kekuatan maha dahsyat yang menuntutnya ke suatu tempat.

*Dep...dep...dep!!

Tiba-tiba lampu rumah itu seketika mati, nyala, mati, nyala dan terus begitu.

"Pasti bunda belum bayar listrik ini makanya, lampunya mendadak sensi!" celetuk Ayu

*Tak, tak, tak!!!

Terdengar suara derap langkah kaki seseorang memasuki rumah itu.

Tiba-tiba suasana menjadi hening, waktu seolah berhenti, lampu rumah itupun seketika padam manakala Garra memasuki rumah Hermawan.

Ribuan kunang-kunang memasuki rumah itu mengikuti Garra.

"Siapa yang sudah memanggil ku kesini!" ucap seorang lelaki berjalan memasuki rumah itu, ia menoleh mencari siapa yang sudah memanggilnya ke tempat itu.

Ia berjalan menuju ruang makan dan hanya menghela nafas melihat orang-orang yang diam mematung di sana.

"Jelas bukan mereka yang memanggil ku,"

Ia membalikkan badannya dan berjalan mengikuti kunang-kunang yang menuntunnya menuju ke sebuah gudang yang disulap menjadi sebuah kamar.

Lelaki itu menoleh kearah Tiwi sedang menikmati makanannya di kamarnya.

"Rupanya dia yang manggil ku," Garra berjalan memasuki ruangan sempit itu.

"Kunang-kunang, ada apa ini... kenapa kalian datang ke kamarku?" tanya Gadis itu berdiri dan menangkap Kunang-kunang itu.

"Kata orang jaman dulu kunang-kunang itu adalah kukunya orang mati, apa itu benar?" tanya gadis itu

"Cih, dasar manusia bodoh...masih aja percaya cerita tahayul seperti itu," Gara menatap lekat gadis di depannya yang sedang bercengkrama dengan kunang-kunang.

"Aku tidak tahu kenapa aku begitu menyukai mu, apa dulu memiliki hubungan yang cukup dekat, atau kau adalah kuku ibuku," ucapnya lagi

"Dasar bodoh, bagaimana mungkin seorang manusia berhubungan dengan kunang-kunang dasar halu!" celetuk Garra

"Siapa kau!" seru Tiwi menatap sosok lelaki yang berdiri di depan kamarnya

Bagaimana dia bisa melihat ku, apa dia seorang idigo?

"Hmmm...Aku ... aku adalah tamu disini... harusnya aku yang bertanya kenapa kau memanggilku ke sini?" jawab Garra balik bertanya

"Aish di tanya malah balik nanya, asal kamu tahu...aku tidak pernah memanggil mu. Lagipula apa alasanku memanggil hantu seperti mu," cibir Tiwi

"Dasar manusia selalu saja munafik tidak pernah mau mengakui kesalahannya, dan bodohnya kenapa juga aku bisa terseret ke tempat ini," keluh Garra

"Sekarang katakan apa mau mu anak kecil!" imbuh Garra

"Ah benar juga, aku dengar ada beberapa hantu yang bisa mewujudkan keinginan manusia, baiklah karena aku sedang berulang tahun setidaknya kasihlah aku hadiah berupa deposito, atau rumah mewah, emas batangan dan juga cowok tampan," jawab Tiwi

"Diih dasar serakah, aku tidak bisa mengabulkan semua permohonan mu, lagipula aku ini bukan hantu atau mahluk gaib yang bisa mendatangi pesugihan!" sahut Garra

"Jangan ngeles, jika kau bukan hantu kau pasti Gondoruwo. Kata orang Gondoruwo akan menampakkan dirinya sebagai pria tampan jika menemui wanita cantik seperti ku." jawab Tiwi

"Uhuukk!!" seru lelaki itu membuat Tiwi terkekeh mendengarnya.

"Baru kali ini aku tahu ada ada genderuwo batuk," jawab ucapnya sambil terkekeh

"Sudah kubilang aku bukan hantu ataupun Genderuwo masih saja ngeyel!" cetuk Garra

"Kata Orang wanita yang di sukai Gondoruwo bisa kaya karena mahluk itu akan memberikan apapun yang di minta oleh sang wanita pujaannya itu, kalau begitu aku mau kau jadi pacarku, I Love You!" ucap Tiwi dengan senyum manisnya.

Seketika jarum jam berhenti berdetak dan lampu rumah yang padam langsung menyala kembali.

Apa yang terjadi, kenapa waktu tiba-tiba berhenti, siapa gadis ini?

"Astaga, baru kali ini aku menemukan manusia seperti ini, harus berapa kali lagi aku katakan jika aku ini bukan hantu atau Gondoruwo!" seru Garra dengan mata merah menyala

"Tidak mungkin kalau kau ini Manusia biasa. Karena jika itu benar kau tidak akan bisa masuk ke rumah ini, karena setahuku ibu selalu menggembok pintu pagar dan juga mengunci pintu masuk setelah semua keluarganya pulang ke rumah. Lagi pula aku lihat matamu berubah memerah seperti Iblis, apa kau seorang Iblis atau siluman?" tanya gadis itu lagi

"Terserah kau sajalah," jawab Garra membalikkan badannya meninggalkan tempat itu.

"Tunggu!" seru Tiwi menghentikan langkahnya

"Aku tidak masalah jika kau tidak mau menjadi pacar ku atau tidak memberikan apa yang aku minta, tapi setidaknya berikan aku hadiah di hari ulang tahunku ini. Selama hidup ku aku belum pernah mendapatkan kado di hari ulang tahunku, jadi kau mau kan menjadi orang pertama yang memberiku kado ulang tahun?" ucap Gadis itu berkaca-kaca

"Aku tidak tahu apa yang harus ku berikan kepada seorang gadis yang berulang tahun, tunggu sebentar!" Garra kemudian menggerakkan tangannya dan tiba-tiba sebuah bucket Mawar merah sudah berada di tangannya.

Ia kemudian memberikan bunga itu kepada Tiwi.

"Terimalah, bunga ini sebagai kado ulang tahun dariku," ucap lelaki itu datar

"Terima kasih, aku suka sekali bunganya," ucap gadis itu menciumi aroma wangi bunga itu.

"Apa kau senang?" tanya Garra

"Hmmm, aku senang sekali, makasih Om!" seru gadis itu berusaha mememluk Garra

Namun lelaki itu langsung menahannya.

"Jangan menyentuh Ku!" serunya menahan langkah Tiwi.

"Tidak masalah kau melarang ku memeluk mu, karena mawar merah ini sudah menjadi bukti perasaan mu padaku. Kata orang mawar merah itu menunjukkan rasa sayang seorang laki-laki kepada seorang wanita, jadi tidak salah jika aku mengatakan I Love you Om hantu!" ucap gadis itu dengan semburat senyum di wajahnya.

"Dasar gadis gila!" seru Garra kemudian menghilang dari hadapan Tiwi

Suasana Rumah kembali normal setelah Garra pergi, keluarga Hermawan kembali bisa menyantap makan malam mereka seakan terlepas dari sihir yang membuat mereka mematung untuk sesaat.

Sementara itu Garra masih memegangi dadanya yang terus bergemuruh. Jantungnya berdegup kencang ketika lelaki itu menatap wajah gadis itu.

Siapa kau sebenarnya, kenapa aku seperti sudah mengenalmu begitu dekat,

"Aarrrggghhh!!" tiba-tiba lelaki itu merasakan sakit yang luar biasa di bekas lukanya.

"Kenapa sekarang dadaku terasa begitu sakit, kenapa rasa sakit ini kembali menderaku!" erangnya sambil berguling-guling di ranjangnya.

Ia terus mengerang kesakitan memegangi dadanya yang mulai mengeluarkan darah

"Kenapa luka ini muncul lagi!" ia terkejut membuka kemeja putihnya yang berlumuran darah.

Matanya terbelalak ketika melihat bekas lukanya kembali berlubang.

"Kenapa bisa begini, ada apa dengan ku!" ucap lelaki itu tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Terpopuler

Comments

huang

huang

wahhhh.. ini mah cerita GOBLIN drakor.
cuma versi indonesianya🤣🤣

2022-08-26

1

Suharnani

Suharnani

Garra ini anak pertama Rose sama Barra kan ? di pernikahan Gaib satu

2022-08-21

1

Rumini Parto Sentono

Rumini Parto Sentono

sungguh tragis anak nya Vito & Tania, dimana keluarga trio somplak, kok gak ada yang bantuin Vito....?

2022-07-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!