Mencoba Tegar

Menyibak tirai putih yang menjuntai, membuka jendela lebar-lebar, membiarkan udara segar membelai wajahnya yang muram di pagi yang berkabut ini. Tidak ada lagi air mata, hanya bongkahan pilu yang masih membeku di sisir hati.

"Kamu tidak pulang Mas." Lirihnya dalam hati.

Aruna merenung, disini dia hanya tempat berlabuh, menunggu nahkoda kapal yang sedang berlayar entah kemana. Angin pun ikut bersiteru, menahan kapal yang tak juga mau pulang untuk bersandar.

Tawa pilu mengiring air mata yang menitik, menyangsikan dirinya yang lemah, bertahan di kaki yang dipaksa berdiri kuat, menopang tubuh yang terjerat dalam dunia pahit, tak ada teman, kerabat ataupun saudara, dia hanya sendiri.

Mobil merah memasuki pagar, sang nahkoda sudah pulang, mungkin gelombang besar telah mengingatkan kapalnya untuk bersandar.

Segera Aruna menyapu pipinya yang lembab.

Aku akan tegar, akan ku tahan tangisku dihadapannya. Dia cukup tahu senyumku, bukan sedihku. Kamu yang memaksaku untuk berubah.

"Sayang."

Aruna berbalik, meraih tangan Aryo untuk dikecupnya seperti biasa. Tak ada yang berubah dari Aryo, masih tetap lembut dan penuh cinta. Namun Aruna terlambat menyadari, itu hanya sebuah sandiwara untuk menutupi kelakuannya di luar sana.

"Aku siapkan air hangat."

"Run..."

Aruna kembali menoleh, melihat Aryo yang bergeming dari tempatnya.

"Apa kamu baik-baik saja?"

"Ada apa denganku?"

"Sepertinya kamu berbeda hari ini, kamu sedang ada masalah atau kamu sakit?"

"Aku tidak apa-apa."

Aryo menarik tangan Aruna, masuk kedalam pelukannya. Bukan kehangatan yang dirasakan, namun kesakitan yang semakin bergerilya,"Maaf aku tidak mengabarimu, ponselku lowbat. Bi Mimin sudah memberitahumu kan kalau aku ada meeting dadakan?"

Mata Aruna terpejam, kuat Aruna, tunjukan kalau kamu baik-baik saja.

Aruna mengurai pelukan,"Ada karyawan butik yang mengirimkan gaun, sepertinya Mas salah memberikan alamat."

Aryo tertegun, melihat kotak persegi yang ditunjukan Aruna, wajah memucat tak teraliri darah, yang malah berkumpul di buku-buku jarinya yang menegang,"Run itu..."

Aruna berlalu, menyiapkan air hangat seperti yang dikatakannya tadi. Kebiasaan yang tidak akan dia rubah, walau hatinya sudah tak terarah.

"Air hangatnya sudah siap...," Ucapnya tanpa melihat Aryo,"... Aku siapkan sarapan dulu."

"Run...," Aryo meraih tangan Aruna,".... itu gaun memang untuk kamu.... kamu menyukainya kan?"

"Aku tidak ulang tahun."

"Aku tahu...." Aryo gelagapan,".... emmm itu untuk ulang tahun pernikahan kita."

Aruna menelisik kedua mata Aryo, kamu bohong lagi Mas.

"Sepertinya orang butik itu salah dengar, aku minta dikirimnya dua minggu lagi, pas di tanggal pernikahan kita." Aryo memeluk Aruna erat.

"Maaf ya, ternyata aku gagal memberikan kejutan untukmu."

Aruna membisu, sepanjang dan sedetail apapun Aryo berkilah, semua tak berarti apa-apa, gaun bukan alasan untuk dia tidak percaya, melainkan wanita yang bersamanya kemarin, itu sudah cukup menjawab semua kebohongannya selama ini.

Lelah raga dan juga hati, Aruna tidak ingin bertanya lagi, kata diam dan tak mau perduli, itu pilihan yang lebih bersahabat untuknya saat ini.

"Kamu percaya kan sama aku?"

Aruna tersenyum tipis,"Aku siapkan sarapan dulu."

"Aku mencintaimu."

Kata-kata yang semestinya indah untuk di dengar, tapi itu menyakitkan untuk dirasa. Kata cinta yang sudah di umbar, di bagi dengan yang lain.

Aruna melangkah keluar, bersandar di balik pintu yang dia tutup rapat. Waktu yang akan menjawab sampai kapan kesabarannya akan bertahan, esok atau lusa, dia hanya bisa menunggu kapan kesabaran itu akan meledakan bom waktu, meluluh lantahkan hati yang sudah terburai menjadi abu.

Segala jenis hidangan sengaja Aruna masak sedemikian rupa, menyibukan diri demi menghalau kegamangan hati yang merasuk tak mau pergi.

"Maaf Bu, Bibi datang terlambat, tadi jagain cucu dulu." Ujar Bi Mimin yang tergopoh mendekati Aruna di meja makan.

Aruna mengangguk, tersenyum memaklumi.

"Ini hari spesial ya bu, masaknya banyak sekali."

"Bukan, saya hanya ingin masak untuk Bapak, biar Bapak tahu kalau istrinya ini pintar masak, jadi tidak perlu susah-susah mencari masakan enak di luar sana." Sindir Aruna, sengaja mengeraskan suara agar di dengar Aryo yang sedang melangkah menuruni tangga.

"Aku memang lebih suka masakan kamu sayang." Selanya tiba-tiba.

"Eh Mas sudah siap, ayo duduk... ini semua masakan kesukaan Mas, aku ambilkan ya!" Aruna mengambilkan satu centong nasi dan empat macam lauk yang disimpan saling bertumpuk.

"cukup-cukup.... ini kebanyakan Run, aku makan sama ayam saja." Cegah Aryo.

"Bukannya satu tidak cukup?" Ucapnya dingin, dan Aryo tak mengerti maksud perkataannya itu.

"Makanlah lebih dulu, aku akan siap-siap." Lanjut Aruna kemudian.

Belum sempat Aryo bertanya, Aruna lebih dulu meninggalkannya. Dia seperti tidak mengenal Aruna yang sekarang, ada yang berubah dalam diri istrinya.

Selang lima belas menit Aruna turun dengan penampilannya yang sudah berubah. Dress polos sepanjang lutut yang ia padankan dengan blazer berwarna peach.

"Kamu mau pergi?" Tanyanya saat Aruna kembali menghampiri.

"Aku mau ketemu temen." Seraya meraih gelas air putih dan memberikannya kepada Aryo.

"Siapa?" Telusur Aryo. Selama ini yang dia tahu Aruna tidak memiliki banyak teman, dia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah daripada jalan-jalan seperti wanita lain. Dan itu semua ia ketahui dari Bi Mimin, yang selalu memberi tahu kegiatan Aruna setiap harinya bila dia tidak sedang di rumah.

"Mbak Manda, dia baru buka cabang toko kuenya di daerah senayan, jadi aku ingin ke sana, tidak akan lama, siang aku sudah di rumah."Ucapnya sambil melahap sepotong roti tawar tanpa selai ataupun mentega, hanya sekedar mengisi perutnya yang dibiarkan kosong sejak kemarin siang. Tak ingin raganya ikut merasakan sakit seperti hatinya yang terluka parah.

"Aku akan mengantarmu."

"Tidak usah, kita tidak searah, lagian aku mau ke makam Bude dulu."

"Tapi aku bisa mengantarmu lebih dulu sebelum ke kantor, masih banyak waktu, jadi aku tidak akan terlambat."

Aruna melirik,"Ya sudah."

Aryo meraih tangan Aruna, meremasnya perlahan, namun tak berlangsung lama panggilan masuk ke ponselnya berdering nyaring.

Aryo melihat nama yang tertera dan seketika berdiri,"Aku angkat telepon dulu."

Helaan nafas berat mengiring indera penglihatannya yang perih menahan air mata, dijejalnya roti yang tak berasa, memenuhi rongga mulut agar tak menjerit menangis pedih.

Tidak akan ada orang yang mengasihani selain dirinya sendiri, fisiknya harus kuat menghadapi sesuatu yang akan terjadi esok hari, dan Aruna akan mempersiapkannya mulai hari ini.

"Kita berangkat sekarang Mas?" Aruna mendorong kursi dan merapikan meja makan.

"Maaf Run, sepertinya aku tidak jadi mengantarmu."

Aruna mematung, menatap Aryo yang seperti menyembunyikan sesuatu,"Aku bisa naik ojeg."

"Aku akan pesankan taxi untukmu."

"Naik ojeg lebih cepat, aku pesan sendiri." Pungkasnya, mengambil ponsel dan membuka aplikasi yang dibutuhkannya untuk memesan ojol.

"Maaf ya Run, tiba-tiba stafku mengabari kalau ada file yang harus aku tandatangani sekarang juga." Meraih pundak Aruna, mengobati rasa bersalahnya.

Aruna membisu, menyangkal apa yang dikatakan Aryo, semuanya hanya kebohongan belaka.

"Dan sepertinya aku akan pulang larut malam."

Aruna melempar pandangan, meraih tas dan menggantungnya di pundak,"Iya."

Aryo mengecup kening Aruna,"Aku duluan ya." Tergesa Aryo menyambar tas dan jas yang belum sempat dia pakai. Meninggalkan Aruna yang mematung menatap kepergiannya.

Berjalan menuju teras, bersamaan dengan itu juga mobil Aryo keluar menapaki jalan aspal, lambat laun mengecil dan kemudian menghilang. Tapi bukan hanya mobil, cepat atau lambat Aryo pun akan segera hilang dari hidupnya.

🥀

🥀

🥀

_ Bersambung _

Terpopuler

Comments

Mrs.Kristinasena

Mrs.Kristinasena

aq bersyukur..suamiku setia..mgk Krn suamiku hanya org biasa dan tak ber uang..kalo seperti Aryo, mgk saja dia jg akan bermain main diluar sana..apapun itu..byk bersyukur saja..jika saja, aq diposisi Aruna..aq pasti akan pergi sejauh jauhnya..sblm anak hadir...aq pastikan hidupku akan bahagia walau tanpa Aryo atau suami...

2022-12-06

0

ariyatti

ariyatti

ceritanya sediih banget gini,hati ku ikut tercabik cabik rasanya.
paling sakit kalo dibohongin,apalagi perselingkuhan...☹️

2022-08-26

0

Boentjakep

Boentjakep

seseeek yaaa thooor..Aku baru mampiiir nii thooor..

2022-06-18

0

lihat semua
Episodes
1 Tak Setia
2 Baru Dimulai
3 Kembali
4 Mencoba Tegar
5 Remuk
6 Pilihan
7 Pertemuan Pertama
8 Dekik di Pipi
9 Masih Terluka
10 Canggung
11 Kenakalan Jino
12 Makan Malam
13 Dugaan Yang Salah
14 Dengannya
15 Wanita Hamil
16 Dilema
17 Kenyataan Pahit
18 Bersiap ke Pesta
19 Kata Manis berujung Luka
20 Dansa Di Pesta
21 Jino Berulah
22 Berpura-pura Kuat
23 Merenungi Nasib
24 Kedatangan Ranti
25 Menghindar
26 Terciduk
27 Berpisah
28 Awal Yang Baru
29 Karena Jino
30 Kejamnya Aryo
31 Menemukan Aruna
32 Pertama Kali Melihat
33 Bertukar Rasa
34 Curahan Hati Manda
35 Bersama Manda
36 Pesta Kejutan
37 Berusaha Dekat
38 Pelampiasan Amarah
39 Ungkapan Rasa
40 Kejadian Semalam
41 Keceriaan Manda
42 Kejutan Nuno
43 Biarkan Hati yang Memilih
44 Fakta Yang Disembunyikan
45 Tertangkap Basah
46 Kemarahan Manda
47 Kejadian Buruk
48 Penyesalan
49 Keadaan Manda
50 Bisakah Tetap Bersama?
51 Permintaan Terakhir
52 Bermuka Dua
53 Tak Disangka
54 Kehilangan
55 Siuman
56 Sangat Merindu
57 Mengakhiri Segalanya
58 Damar Yang Sebenarnya
59 Melawan Kenyataan
60 Terperdaya Waktu
61 Kegelisahan Bunda Arini
62 Drama Ranti
63 Belajar Ikhlas
64 Kejujuran Manda
65 Kehilangan
66 Status Yang Berbeda
67 Sesak di Dada
68 Pilih Aku, Aruna...(Perpisahan)
69 Biarkan Seperti Ini
70 Tetap Berusaha
71 Keputusan Akhir
72 Masih Butuh Waktu
73 Melihatnya Kembali
74 Mencari Tahu
75 Mencari Tahu 2
76 Menguak Tabir
77 Rasa Tak Menentu
78 Menenggelamkan Rasa
79 Berusaha Meyakinkan
80 Mengungkap Rahasia
81 Keegoisan Manda
82 Sebelum ke Pesta
83 Pemilik Hati
84 Penantian Berujung Ketakutan
85 Karena Mama Dila
86 Membuatnya Sadar
87 Satu Kamar
88 Di Dua Kamar Yang Berbeda
89 Bertemu di Coffee Shop
90 Jujur Apa Adanya
91 Perasaan Aneh (Cemburu)
92 Dia Yang Sudah Pergi
93 Kehadiran Bayi
94 Rencana Pernikahan
95 Degupan Jantung
96 Hari H
97 Bahagia Bersama Selamanya
98 Say Hello
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Tak Setia
2
Baru Dimulai
3
Kembali
4
Mencoba Tegar
5
Remuk
6
Pilihan
7
Pertemuan Pertama
8
Dekik di Pipi
9
Masih Terluka
10
Canggung
11
Kenakalan Jino
12
Makan Malam
13
Dugaan Yang Salah
14
Dengannya
15
Wanita Hamil
16
Dilema
17
Kenyataan Pahit
18
Bersiap ke Pesta
19
Kata Manis berujung Luka
20
Dansa Di Pesta
21
Jino Berulah
22
Berpura-pura Kuat
23
Merenungi Nasib
24
Kedatangan Ranti
25
Menghindar
26
Terciduk
27
Berpisah
28
Awal Yang Baru
29
Karena Jino
30
Kejamnya Aryo
31
Menemukan Aruna
32
Pertama Kali Melihat
33
Bertukar Rasa
34
Curahan Hati Manda
35
Bersama Manda
36
Pesta Kejutan
37
Berusaha Dekat
38
Pelampiasan Amarah
39
Ungkapan Rasa
40
Kejadian Semalam
41
Keceriaan Manda
42
Kejutan Nuno
43
Biarkan Hati yang Memilih
44
Fakta Yang Disembunyikan
45
Tertangkap Basah
46
Kemarahan Manda
47
Kejadian Buruk
48
Penyesalan
49
Keadaan Manda
50
Bisakah Tetap Bersama?
51
Permintaan Terakhir
52
Bermuka Dua
53
Tak Disangka
54
Kehilangan
55
Siuman
56
Sangat Merindu
57
Mengakhiri Segalanya
58
Damar Yang Sebenarnya
59
Melawan Kenyataan
60
Terperdaya Waktu
61
Kegelisahan Bunda Arini
62
Drama Ranti
63
Belajar Ikhlas
64
Kejujuran Manda
65
Kehilangan
66
Status Yang Berbeda
67
Sesak di Dada
68
Pilih Aku, Aruna...(Perpisahan)
69
Biarkan Seperti Ini
70
Tetap Berusaha
71
Keputusan Akhir
72
Masih Butuh Waktu
73
Melihatnya Kembali
74
Mencari Tahu
75
Mencari Tahu 2
76
Menguak Tabir
77
Rasa Tak Menentu
78
Menenggelamkan Rasa
79
Berusaha Meyakinkan
80
Mengungkap Rahasia
81
Keegoisan Manda
82
Sebelum ke Pesta
83
Pemilik Hati
84
Penantian Berujung Ketakutan
85
Karena Mama Dila
86
Membuatnya Sadar
87
Satu Kamar
88
Di Dua Kamar Yang Berbeda
89
Bertemu di Coffee Shop
90
Jujur Apa Adanya
91
Perasaan Aneh (Cemburu)
92
Dia Yang Sudah Pergi
93
Kehadiran Bayi
94
Rencana Pernikahan
95
Degupan Jantung
96
Hari H
97
Bahagia Bersama Selamanya
98
Say Hello

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!