Setelah selesai memijit kaki nyonya Mary, Fega segera kembali menuju dapur untuk membantu para pelayan yang dia perkirakan sudah bangun.
Fega memasuki area dapur dengan perasaan yang berantakan, hatinya sakit karena begitu besar rasa rindunya pada mendiang ibunya, sudah lama dia tidak pernah ke makam sang ibu, dia juga berpikir bahwa ayah angkatnya sudah membongkar kuburan itu, memikirkan itu kembali membuat nya begitu teramat sedih.
'Orang miskin seperti diriku bisa apa? tuhan, sekali saja kabulkan keinginan ku untuk pergi ke makam ibu, aku kangen ibu" mohon Fega dalam hatinya
'Heh kamu! kenapa masih bengong disana? cepat bantu saya membersihkan sayuran ini" ucap Gea yang merupakan salah satu pelayan bagian dapur
'I..iya mbak" Fega segera sadar dari lamunannya dan segera membantu membersihkan sayur yang akan di masak
'Apa kamu baru saja menangis?" tanya Gea
'Eng..enggak mbak, s..saya hanya ku..kurang tidur saja" dusta Fega
Gea sejenak menghentikan kegiatannya dan menatap Fega yang fokus membersihkan sayuran, dia bisa melihat dari samping wajah Fega bahwa mata Fega nampak bengkak dengan lingkaran hitam mengelilingi kelopak matanya, dia juga melihat lebam di pipi Fega dan sudut luka di bibir Fega, entah kenapa Gea merasa kasihan.
Gea tidak begitu peduli dengan keberadaan Fega selama ini, yang dia pikirkan hanya fokus pada pekerjaan nya di mansion mewah ini, bahkan apabila pelayan yang lain membully Fega di depan matanya dia hanya diam saja tanpa mau ikut membully ataupun membantu Fega, tetapi kali ini entah kenapa melihat kondisi Fega Sekarang membuatnya sedikit terenyuh.
'Apa kamu baik-baik saja?" tanya Gea
Fega menatap Gea dan tersenyum manis, tetapi menurut Gea senyuman itu menyimpan kesedihan yang mendalam.
'S..saya baik kok mbak" jawab Fega dan kembali membersihkan sayuran
'Umm..usia kamu berapa? kelihatannya kamu masih muda?" Gea mencoba mendekati Fega
'Umur saya 17 mbak hehe" kekeh Fega
'17 tahun?" Gea menganga mendengarnya
'Iya mbak, sayuran udah bersih apa langsung di masak atau nanti mbak?" tanya Fega
'Langsung saja, tapi kamu duduk aja deh lihat tuh perutmu udah buncit gitu" tunjuk Gea pada perutnya
Fega terdiam sejenak tetapi dia segera menggelengkan kepalanya.
'Umm.. enggak apa-apa kok mbak, nanti supaya saya bisa makan juga" ucap Fega sepelan mungkin tetapi Gea mendengarnya
'Oh iya sebentar lagi pelayan yang lain udah pada bangun, apa kamu udah selesai menyapu?" tanya Gea perhatian
'Sudah mbak, udah bersih. Saya kebelakang dulu ya mbak" ucap Fega dengan wajah pucatnya membuat Gea terkejut tetapi dia segera mengangguk
Fega keluar dari pintu belakang dan bersandar pada dinding, dia merasa kembali sakit pada perutnya bahkan kali ini terasa teramat sakit.
'Ibu hiks...Fega kangen ibu hiks..hiks.. kenapa ibu pergi meninggalkan Fega sendiri" Isak Fega di keheningan
'Sakit hiks..perut Fega sakit Bu, Fega pengen ikut ibu" Fega masih terisak sembari mengelus perut buncitnya
Fega menghela nafas secara kasar dan berdiri kembali dengan baik, mencoba mengatur nafasnya yang tidak beraturan dan mengelus perutnya dengan lembut sehingga perutnya yang tadinya sakit sekarang sudah berkurang.
Setelah merasa baikan, Fega kembali masuk ke dalam dapur dan membantu para pelayan agar tidak dikucilkan lagi.
'Sepertinya dia merasa jadi nyonya dirumah ini" sindir pelayan yang bernama Tina
'Iya, dia pikir dia nyonya makanya datang terlambat" sahut pelayan lainnya bernama Jia
Fega menunduk mendengar sindiran para pelayan itu, dia menunduk sedih seharusnya dia tidak pergi kebelakang tadi agar tidak disindir begitu.
'Sudahlah, dari tadi Fega disini kok tadi aku menyuruhnya kebelakang untuk buang sampah" bela Gea melihat Fega yang menunduk
'Hey, tidak usah membela dia Gea, kita tau belangnya perempuan kotor itu seperti apa? Mentang-mentang dia mengandung anak tuan Agra bukan berarti dia bisa seenaknya disini" balas Jia menatap benci Fega
'Bukan begitu, dia dari tadi memang disini" Gea kembali membela Fega membuat Jua dan Tina marah
Tiba-tiba Tina berjalan menuju Fega dan menjambak rambut Fega dengan kuat, kemudian mendorong Fega untung saja Gea segera menahan Fega yang tidak jauh darinya.
'Kenapa kamu menolong ja*lang ini?!" amuk Tina geram
'Kamu bisa saja membuat Fega terluka Tina! untung saja masih bisa aku tahan, kamu mau tuan Agra marah?" Gea mencoba mengingatkan Tina
Tina tersadar dan buru-buru pergi menjauh saat mendengar ucapan Gea, dia tidak mau dipecat dari mansion mewah ini.
'Kamu tidak apa-apa kan?" tanya Gea memastikan keadaan Fega yang menangis diam
'Enggak apa-apa mbak, terimakasih" Fega menghapus air matanya
Pelayan lain yang melihat kejadian itu hanya diam saja tanpa mau membantu, mereka memilih diam daripada ikut kena imbasnya nanti.
🥀🥀🥀
Masih tahannnnn........
riri-Chan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Ibelmizzel
baca novel ini meguras air mata😭😭😭😭😭😭😭
2024-07-10
0
🌹🪴eiv🪴🌹
sarang bangke tu rumah
2023-05-01
1
Warung Ros
othor aku gak kuat baca ya 😭😭😭😭😭
2022-08-18
0