Pagi harinya Fega masih duduk memandang gorden putih yang bergoyang-goyang dihembus angin pagi.
Fega tidak pernah menyangka jalan hidupnya begitu menyedihkan, bahkan untuk bernafas saja Fega merasa sangat sesak dengan udara disekitarnya.
'Apabila ibunya ja*lang maka anaknya juga seorang ja*lang"
Kata-kata menyakitkan itu kembali tergiang di pikiran Fega, dia masih mengingat dengan jelas saat tetangga rumah nya mengata-ngatai dirinya anak haram dan ibunya adalah seorang perempuan bayaran.
Saat itu dia masih kecil, jadi tidak mengerti dengan situasi pada waktu itu. Fega berpikir dia adalah anak kandung ayah tirinya yang sekarang tetapi tidak.
Air matanya kembali mengalir mengingat apa yang semalam terjadi padanya, dia masih mengingat jelas saat pria dewasa itu mengambil paksa keperawanan dengan kasar dan berkuasa penuh akan tubuhnya.
Hatinya terasa tercabik-cabik mengingatnya, dia berharap agar segera pergi dari bumi ini menyusul ibunya yang yang kini sudah tenang disana.
'Ibu hiks.. Fega kangen ibu hiks.. Fega sakit bu hiks.. Mereka sangat jahat" isak Fega menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak
Dengan pelan Fega berjalan menuju pintu kamar mandi tanpa memakai pakaian secuil pun karena pakaiannya sudah terkoyak habis.
Sesampai di dalam kamar mandi, Fega menatap pantulan tubuhnya di kaca depan sana.
Dia melihat dengan jelas jejak dari perbuatan biada*b pria dewasa yang sama sekali tidak dia ketahui namanya.
'AAAAAKKKKHHHHHHHH...!" Fega berteriak keras
Dia sudah tidak tahan dengan semuanya, apalagi melihat payuda*ranya yang sedikit menurun karena rem*asan pria itu bahkan ujungnya menyembul keluar akibat isapan pria itu padahal ujung payuda*ranya tidak menyembul keluar.
Dia merasa semua tubuhnya rusak sudah, umurnya baru saja akan menginjak 17 tetapi milik berharga nya sudah diambil paksa oleh orang yang tidak dia kenali.
'Fega benci ayah hiks.. Fega benci" isaknya kembali
Entah sudah berapa lama Fega berada dalam kamar mandi hingga dia keluar dari kamar mandi dengan wajah pucat.
Matanya memandang sekeliling kamar yang kosong, dilantai terlihat pakaian yang bercecer.
Dengan langkah seperti menyeret Fega berjalan menuju lemari dan memakai kameja putih yang dia pastikan milik pria itu.
'Ibu, bawa aku bu hiks.. hiks.. Mengapa nasibku begini, dosa apa yang dulu aku perbuat tuhan hiks.." Fega menangis kembali
Fega membaringkann tubuhnya di atas ranjang setelah membersihkan kamar itu, semua sendi pada tubuh sangat sakit karena perbuatan bejat pria itu yang memperlakukan nya layaknnya sebuah boneka.
Tanpa sadar Fega tertidur karena menangis terlalu lama.
Fega tertidur dengan pulas tanpa menyadari ada sosok yang memasuki kamar itu.
Sosok itu adalah pria yang semalam menggerayangi tubuhnya dengan brutal.
'Mulai sekarang kamu milikku dan jangan pernah berharap untuk pergi, aku tidak perduli berapapun usahamu untuk pergi yang pasti jangan berharap bisa lari dariku!" ucap pria yang tidak lain adalah tuan Agra dengan nada tegas dan tajam
Tuan Agra berjalan mendekat pada Fega yang masih tertidur pulas, kemudian menindihnya pelan agar Fega tidak bangun.
Tuan Agra menatap wajah polos Fega tanpa make up, dia menyukai nya mulai dari alis mata yang lebat dan bulu mata yang panjang, hidung yang tidak terlalu mancung dan bibir yang bengkak akibat perbuatannya, dia menyukai semuanya.
'Kamu milikku" tuan Agra mencium bibir Fega yang terbuka sedikit dan menghisapnya
Hisapan itu berubah jadi lum*atan panas, tuan Agra juga mengelus paha mulus Fega hingga merambat naik ke pusat inti Fega dan mengelusnya pelan.
Fega mengerang dalam tidurnya akibat perbuatan tuan Agra yang sekarang memasukkan jari telunjuk dan jari tengahnya pada organ kewanitaan Fega kemudian mengobrak-abriknya dengan kasar.
Fega merasa sakit pada bagian sana, matanya terbuka dan melihat mata berwarna abu-abu yang menatapnya tajam.
Tubuh Fega bergetar hebat karena takut, rasa sakit yang dia rasakan hilang digantikan rasa takut.
Tuan Agra kembali mencium bibir Fega tetapi kali ini ciuman tuan Agra sangat lembut dan melepaskan jarinya yang bermain di bawah sana kemudian membuka kancing kamejanya miliknya yang Fega pakai hingga terbuka semua.
Tangannya bermain pelan di atas payu*dara Fega dan mengusap ujungnya pelan hingga tubuh Fega tegang.
Tuan Agra bangkit dari tubuh Fega dan menatap Fega di atas ranjang yang menangis karena takut.
Dengan cepat tuan Agra membuka semua pakaiannya dan menarik kaki Fega agar menggantung.
Tuan Agra melebarkan kedua kaki Fega sehingga Fega mendesis karena rasa sakit pada organ kewanitaannya.
Tuan Agra maju dan bersimpuh diantara kedua kaki Fega tepat dihadapan milik Fega yang terlihat merah karena ulahnya semalam.
Matanya menggelap melihatnya dengan cepat tuan Agra menenggelamkan wajahnya pada milik Fega, menghirup aromanya yang khas kemudian menciuminya dan menjila*tinya bahkan dia sesekali menghisa*pnya.
Fega bergerak tak nyaman di atas ranjang, berulang kali dia mencoba memundurkan kepala tuan Agra yang masih menenggelamkan wajahnya dibawah sana tetapi percuma saja karena tuan Agra menahan pinggulnya dengan kuat.
Air matanya mengalir deras, karena sudah tidak tahan Fega berteriak nyaring akibat tuan Agra menggigit miliknya dengan kuat.
tuan Agra menjauhkan wajahnya dan menatap milik Fega yang memerah, kemudian berdiri dan mengarahkan miliknya yang besar dan berurat pada milik Fega.
Dengan pelan tuan Agra mendorong miliknya untuk masuk pada milik Fega yang masih terasa sempit padahal dia sudah melakukan nya semalaman tetapi tetap saja masih sempit.
Tuan Agra mengerang kuat setelah miliknya tertanam sempurna, dia melihat Fega yang masih menggigit bibirnya menahan sakit entah kenapa dia menyukai hal itu, dia menikmati Fega yang kesakitan itu.
Tuan Agra mulai beraksi dengan memaju mundurkan tubuhnya hingga tercipta gelombang suara yang yang menggema di dalam kamar itu.
Tuan Agra kembali menyentuh Fega dan melupakan semua ucapannya semalam yang mengatakan dia hanya sekali menyentuh Fega hingga menunggu Fega hamil, apabila tidak hamil maka dia akan kembali menyentuh.
Tetapi sekarang dia tidak mau mengikuti ucapannya, dia merasa tubuh Fega sangat nikmat dan memikat dirinya.
'Dua hari lagi kita akan menikah" ucap Agra setelah puas menyalurkan hasratnya
Tuan Agra berhenti sejenak dan kembali menyentuh Fega, dia tidak peduli teriakan kesakitan Fega yang memohon-mohon padanya untuk berhenti.
Tuan Agra menyentuh Fega berulang kali hingga dia kelelahan dan tertidur disamping Fega yang menangis terngunguh berhiaskan air mata yang mengalir.
🌿🌿🌿
Kasihan sekali Fega 😭😭 itu sudah masuk dalam pasal pemerkosaan, hai para readers ayo kita laporkan Agra ke polisi
Author sebenarnya tidak kuat untuk menulis ini guys tetapi author kuatkan hati dan pikiran, ada rasa aneh gitu pada diri author tapi yaaa sudahlah..
Semoga kalian suka dan jangan lupa buat VOTE, LIKE, KOMEN dan TIP nya jangan lupa
riri-Chan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Emi Kartika
iya thor lapor polisi aja karena menyiksa gadis di bawah umur
2022-10-03
0
Bian Albiansyah
tpi yg salah besar dn hrs d hukum itu bpk tirinya
2022-06-09
0
Onie Lestary
😂😂😂😂😂
2022-04-22
0