Hari ini Quqi mengenakan dress selutut berwarna abu-abu yang memiliki lengan pendek, hal itu membuat nya tampak menggemaskan.
Quqi menuruni tangga, ia melihat keluarga nya tengah sarapan. Semua koper nya sudah di bawa oleh pak Mun ke dalam mobil.
"Selamat pagi mah pah kak" Sapa Quqi dengan tersenyum lebar.
"Mau pergi kemana kau?" Tanya Ardian dengan sedikit dingin.
"Eh...Aku mau keluar dari rumah ini pah" Balas Quqi dengan tersenyum lembut.
"Keluar? Maksud mu?" Tanya Sarah heran.
"Aku tahu, keberadaan ku selama ini membuat kalian risih. Jadi aku memutuskan untuk pergi dari hidup kalian, agar kalian bisa hidup dengan tenang" Jelas Quqi yang masih dengan senyum manisnya.
"Berapa lama kau akan pergi?" Tanya Jenni dengan sedikit melunak.
"Selama nya, seperti yang kalian katakan pada ku. Jika kita saling bertemu di luar anggap saja kita tidak saling mengenal, lagian dari nama ku tak ada marga Lawrence Aniston sama sekali. Jadi kita memang sudah asing sejak dulu" Jelas Quqi tanpa kesedihan di mata nya.
Semua orang terdiam tanpa berkata-kata, mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.
"Pah, ini kartu milik papah. Selama 4 tahun ini aku tidak menggunakan nya sepeserpun, aku sudah menambah kan nya 5 milyar. Aku tahu itu masih kurang membayar jasa mu selama ini, tapi akan aku usahakan untuk melunasi nya" Ucap Quqi dengan memberikan kartu kredit nya pada Ardian.
"Kalau begitu aku permisi"
Quqi melangkah kan kaki nya dengan perasaan yang tak menentu, tak ada satu orang pun yang berusaha menahan nya pergi.
"Nona" Panggil bi Minah dengan berlinang air mata, ia mendengar semua ucapan Quqi tadi.
"Bi" Lirih Quqi dan langsung memeluk nya erat, Quqi menangis sejadi-jadinya di depan gerbang bersama bi Minah dan pak Mun Yang ikut menangis.
"Jaga diri non Qesya baik-baik yah, bibi sangat menyayangi non" Ucap nya dengan mengelus rambut Quqi.
"Baik bi, bibi pun harus menjaga diri bibi agar tidak mudah sakit"
"Baik non"
"Pak Mun, Qesya titip bi Minah yah. Jangan sampai bi Minah jatuh sakit, kalau semua itu terjadi Qesya tidak akan memaafkan pak Mun!" Ancam Quqi dengan berlinang air mata.
"Tentu non, non Qesya jaga diri baik-baik yah" Ucap pak Mun dengan memeluk tubuh Quqi.
"Iya pak Mun, kalau begitu Quqi permisi" Ucap nya dengan masuk ke dalam taksi yang sudah terdapat barang-barang nya.
"Hati-hati non" Teriak mereka dengan terisak-isak.
Quqi menghela nafas panjang, ia sadar bahwa yang ia lakukan sekarang sudah benar demi kebahagiaan dan kenyamanan keluarga nya.
"Non, kita akan kemana?" Tanya sang supir.
"Apartemen Loretta"
"Baik non"
Quqi memejamkan matanya, kepala nya terasa sakit sekali. Quqi sudah biasa hidup sendiri seperti ini, Quqi sudah biasa jika sakit tak ada yang mengurus nya.
Semua barang-barang Quqi di bawakan oleh supir taksi dan beberapa satpam yang bekerja di apartemen itu.
Kamar Quqi berada di lantai 17, memang tidak mewah namun masih terlihat besar untuk dirinya tinggali seorang.
"Terimakasih pak" Ucap Quqi sopan setelah mereka membawakan barang milik nya.
"Sama-sama nona" Balas mereka dengan ramah dan pergi meninggalkan Quqi seorang diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Chen Aya
mampir thor
2024-07-16
0
Sandisalbiah
bener² keluarga toxic.. aneh banget, Quqi berarti emang bukan keturunan Lawrence buktinya mereka beneran gak peduli
2024-07-14
0
Gita Atria
ya kalo aku sih di family yg ky gitu mending pergi menjauh
2024-06-30
0