Wajah Bima menggelap karena marah, ia menatap Rena dengan tatapan membunuh nya.
"Ja**ng sialan! Apa yang sudah kau lakukan pada nya hah!!" Marah Bima dengan mencengkeram rahang Rena.
"Akhhhhhhh....Hiks....Ma..af...kan... saya...tuan...hiks....le...pas...kan...." Tangis Rena dengan terbata-bata karena ia sulit untuk bernafas.
"saya akan membunuhmu karena sudah mengganggu wanita kesayangan ku!!" Sinis Bima dengan senyum iblis nya.
"Abang...." Panggil Quqi dengan memeluk punggung Bima dengan erat.
"Tidak sayang, Abang akan membunuh wanita menjijikkan ini!" Sangar Bima membuat beberapa orang di sana ketakutan.
"Abang, aku tidak apa apa. Lepaskan dia, jika tidak dia bisa mati" Tahan Quqi dengan suara lembut nya.
"Tapi dia sudah mencelakai mu, Abang tidak bisa memaafkan nya" Ucap Bima dengan tatapan sendu nya.
"Aku tidak apa-apa Abang, lepaskan dia yah. Sebaiknya Abang antar aku untuk membersihkan rambut ku" Ucap Quqi dengan tersenyum lebar.
"Hmm Baiklah" Pasrah Bima dengan tersenyum manis.
Bima menatap Rena yang sudah memerah karena sulit untuk bernafas dan menghempaskan nya begitu saja hingga membentur meja.
"Jika Lo ganggu adik gue lagi!! Gue gak akan segan-segan untuk hancurin Lo sialan! Tidak hanya Gue, Bara, Farel dan Kevin pun akan sama sama membunuh Lo!" Ancam Bima membuat beberapa orang di sana menatap ngeri pada Bima.
"Mbak, aku duluan yah. Ini uang untuk membayar makanan ini dan ganti rugi semua nya" Ucap Quqi dengan memberikan banyak uang pada Gisel.
"Ehh ya, apa kau tidak apa apa?" Tanya Gisel dengan khawatir.
"Tidak mbak, kalau begitu aku pergi dulu. Ayo bang" Ajak Quqi dengan menggandeng lengan Bima.
Kantin yang semula hening kini kembali ricuh setelah kepergian Quqi dan Bima, mereka terheran-heran mendengar perkataan Quqi yang menyebut Bima Abang. Begitupun dengan Bima yang mengatakan adik pada Quqi.
Akhirnya mereka paham dan mengerti bahwa mereka berempat menganggap Quqi sebagai adik mereka yang sangat mereka sayangi.
Kini Quqi dan Bima berada di kamar mandi milik Damian, karena di sana tidak ada Damian.
"Biar Abang bantu" Ucap Bima dengan membasahi rambut Quqi dan memberikan nya shampo pada rambut nya.
"Abang, apa punggung Abang tidak apa-apa?" Tanya Quqi dengan khawatir.
"Tidak apa-apa, ini hanya luka ringan" Balas nya dengan tersenyum lembut.
"Setelah ini akan aku obati agar tidak infeksi"
"Baiklah"
"Oh ya, apa Abang tidak ikut dengan tuan Damian dan bang Bara?" Tanya Quqi.
"Tidak, Abang dan Farel tidak ikut karena sibuk sedangkan Bara dan Kevin ikut bersama Damian" Jelas nya.
"Oh begitu, markas apa yang mereka bahas? Sebelum nya tuan Riko menghubungi ku untuk mengatakan hal penting mengenai markas" Ucap Quqi dengan penasaran.
"Itu tidak penting, Sekarang sudah selesai. Ayo Abang akan mengeringkan nya dengan handuk"
"Baik bang"
Quqi duduk di sofa sedangkan Bima berdiri di belakang Quqi dengan tangan yang memegang handuk, Bima sangat senang bisa melakukan hal ini pada Quqi.
"Bang" Panggil Quqi.
"Iya sayang"
"Terimakasih"
"Untuk?"
"Untuk semua nya, karena bang Bim, bang Bara, bang Kevin dan bang Farel mau menerima ku" Ucap Quqi dengan tersenyum lembut.
"Tidak perlu berterima kasih, kami sangat menyayangi mu. Tetaplah tersenyum seperti ini" Ucap Bima.
"Baik bang"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Rita Mahyuni
thor aku mau juga punya abg kayak bima....he he
2023-02-20
0
Andirahmawatiabidin
dunia novel memg kereeen... 😎😎👍 ,
baru kenal lgsg syg nya kebangetan. 🤭
2022-11-07
1
Nesa Satria
duhhhh senengny punya abang abang kece
2022-09-29
0