"Saya baik-baik saja nyonya, say....
Meong
Ahhhhhh kucing!!!!" Panik Quqi dan langsung berlari ke belakang tubuh Damian yang masih terlihat sangat kesal itu.
"Apa yang kau lakukan hah!" Marah Damian dengan melepas cengkraman Quqi di pinggang nya.
"Tuan... Tolong singkirkan kucing itu, saya alergi dengan kucing" Pinta Quqi dengan memelas.
"Ck, Dasar gadis merepotkan!" Kesal Damian.
"Maafkan saya tuan muda, kucing ini milik cucu saya" Ucap seorang wanita paruh baya dengan tak enak hati.
"Hmm"
Setelah kepergian kucing itu, Quqi mengintip di sela-sela ketiak Damian yang tengah bertolak pinggang.
"Menyingkir lah dari tubuh ku!" Dingin Damian.
"Terimakasih sir" Ucap Quqi dengan tersenyum manis.
Wajah cantik Quqi nampak memerah karena alergi, bahkan hidung nya seperti badut yang memerah.
"Nona, apakah nona tidak apa-apa?" Tanya wanita itu dengan khawatir.
"Saya tidak apa-apa nyonya, ini sudah biasa terjadi" Balas Quqi dengan menunjukkan sederet gigi putihnya.
"Baiklah kalau begitu"
"Maafkan saya karena sudah mengganggu acaranya" Ucap Quqi dengan menundukkan kepalanya.
"Tidak apa-apa"
Mereka kembali berdiskusi, di lengan Quqi terdapat jas milik Damian yang ia pegang sedari tadi.
Setelah 2 jam lamanya, akhirnya mereka selesai menyelesaikan pekerjaan nya. Mereka berpamitan pada Quqi dan Damian tapi wanita yang baru saja datang itu terlihat aneh.
Dia terus menerus menatap Quqi, bahkan ia tak segan-segan untuk memeluk Quqi saat berpisah tadi.
"Saya ada urusan penting, kau datang saja ke cabang perusahaan yang akan segera di buka itu." Ucap Damian dengan menatap Quqi tajam.
"Baik sir, kalau begitu saya permisi. Ini kunci mobilnya" Balas Quqi dengan tersenyum dan memberikan kunci mobilnya pada Damian.
"Tidak perlu, kau bawa saja. Seseorang akan menyusul ku nanti"
"Baiklah, kalau begitu saya permisi sir. Sampai jumpa" Pamit Quqi dan segera pergi dengan membawa jas milik Damian.
Baru saja kepergian Quqi, sebuah mobil hitam datang di hadapan Damian yang langsung di masuki oleh nya.
"Bagaimana?" Tanya Damian.
"Semuanya sudah terkumpul, tinggal Lo doang yang belum datang"
"Lo kan tahu gue sibuk, siapa saja yang ada?"
"Farel, Bima, Bara, gue dan Lo" Jelas laki-laki itu yang bernama Kevin.
"Bagus lah"
"Oh ya, Bara tadi cerita tentang sekertaris baru Lo. Apa bener dia masih muda dan cantik?" Tanya Kevin dengan penasaran.
"Terus kalo iya Lo mau apa?" Tanya Damian dengan menatap tajam pada Kevin.
"Lo kayak ga kenal gue aja bro hahah" Balas Kevin dengan cengengesan.
"Terserah, gue saranin jangan deket-deket dengan nya. Dia masih polos dan juga masih anak-anak"
"Wahh, itu lebih baik. Gue belum pernah nyoba cewek seperti itu" Girang Kevin dengan tersenyum mesum.
"Sekali lagi Lo ngomong kayak gitu gue gampar wajah Lo!" Sinis Damian membuat Kevin terdiam.
Ucapan Damian memang tidak pernah bohong, bahkan Bara pun sudah mengalami nya pagi tadi.
•••
Kali ini Quqi berada di sebuah perusahaan yang memiliki 7 lantai saja, meskipun ini hanya perusahaan cabang tapi tetap saja ini sangat besar.
Quqi masuk ke dalam gedung dengan membawa berkas, tak lupa senyum manis nya sudah terpasang di wajah cantiknya.
"Selamat siang nona, ada yang bisa saya bantu?" Tanya resepsionis dengan tersenyum lembut.
"Siang mbak, saya Qesya sekertaris tuan Damian" Jelas Quqi dengan tersenyum lebar.
"Oh benarkah? Maafkan saya nona, saya tidak tahu. Kalau begitu mari saya antarkan ke ruang rapat pimpinan" Ucap nya dengan terburu-buru.
"Baik mbak"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Emi Nasmi Emi nasmi
kevin itu tipe cwok play boy dn gugi bkan anak kandung nya
2023-08-21
0
fifid dwi ariani
trus lancar rejekinya
2022-12-10
0
Nesa Satria
uuuulala makin penasaran aq
2022-09-29
0