Sore harinya setelah semua pekerjaannya sudah selesai, Keenan langsung bersiap untuk pulang, dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan keponakan dan Kakak perempuannya yang saat ini sedang berada di rumah keluarga Wijaya.
Keenan kembali memasukkan ponsel yang tadi dia taruh di atas meja ke dalam saku celananya. Tidak lupa dia juga menyimpan power bank miliknya kedalam laci. Dia berjalan keluar dari ruangannya, semua karyawan yang berpapasan dengannya sedikit membungkukkan badannya sebagai bentuk hormat mereka kepada Sang atasan. Keenan di kenal sebagai sosok yang tegas dan dingin dalam setiap mengambil keputusan. Dia juga tidak segan akan memecat karyawan yang terbukti lalai dalam melakukan pekerjaannya, namun, dia juga tidak akan sungkan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada karyawan yang menurutnya berjasa kepada perusahaan.
"Rik, apa mobilku sudah dikirim dari bengkel?" tanya Keenan ketika keluar dari lobi prusahaan.
"Sudah, Tuan," jawab Erik. Dia memberikan kunci mobil milik atasannya tersebut.
"Terimakasih," ucap Keenan seraya menerima kunci mobilnya. "Oiya, Rik. Kamu juga bisa langsung pulang."
"Iya, Tuan."
Keenan langsung masuk ke mobil sport miliknya yang memang sudah dibawa oleh Erik, tepat ke dalam lobi perusahaan. Dia segera mengendarai mobil miliknya itu menuju ke kediamannya.
Erik mengambil ponsel dari dalam sakunya saat mobil Keenan sudah terlihat menjauh dari perusahaan Wijaya.
"Kenapa kamu tidak menjawab telponku?" Erik mengesah napasnya kasar. Dia merasa menjadi laki-laki yang tidak berguna karena tidak bisa membantu orang yang dia cintai. Erik memasukkan kembali ponsel miliknya kedalam saku. Dia kembali masuk ke dalam perusahaan Wijaya untuk membereskan semua pekerjaannya.
*****
"Uncle," panggil seorang gadis kecil berumur 6 tahun. Dia berlari memeluk Keenan yang baru saja tiba di kediamannya.
"Hallo, Qilla sayang. Apa kabar?" tanya Keenan sembari menggendong keponakannya tersebut.
Iya, gadis kecil berumur 6 tahun yang memanggilnya Uncle adalah Aqilla putri dari Mikha dan Dion.
"Uncle, Mommy bilang Uncle akan menikah apa itu benar?" tanya Qilla.
"Memang siapa yang bilang?" tanya Keenan.
"Dia membaca beritamu itu di majalah," jawab Mikha.
Keenan menatap kakaknya. Mikha yang tahu maksud dari tatapan adiknya itu hanya menunjukkan cengiran kudanya. "Maafin Kakak Kee, Kakak tidak sengaja membuat Qilla membaca majalah itu," ucap Mikha.
"Kenapa ya kecerobohan Kakak tidak pernah berkurang? Padahal umur semakin bertambah?" ledek Keenan kepada Kakaknya.
"Kakakkan tidak sengaja, Kee."
"Ya, ya, ya, tidak sengaja sampai membuat Qilla hampir hilang?" tanya Keenan yang sengaja menyindir kebiasaan jelek kakak perempuan tersebut.
Satu minggu yang lalu, Qilla hampir hilang karena kecerobohan Kakaknya, Mikha. Hari itu Mikha yang tiba-tiba ada operasi dadakan lupa menyuruh Dion untuk menjemput putri mereka di sekolah. Alhasil, Qilla hilang dari sekolah. Seharian mereka mencari Qilla, namun, tidak menemukan gadis keberadaan gadis kecil itu. Dan beruntungnya Qilla bertemu dengan seseorang yang menurut Qilla baik hati. Orang itu mengantarkan Qilla sampai ke rumah Mikha. Tapi sampai sekarang Mikha tidak mengetahui siapa orang yang baik hati yang mengantarkan putrinya itu pulang ke rumahnya.
"Itu juga Kakak tidak sengaja. Kakak lupa memberitahu Mas Dion kalau Kakak ada operasi dadakan," Mikha masih berusaha membela diri.
"Mulai sekarang Kakak itu harus belajar mengurangi sifat ceroboh Kakak. Memang yang sekarang tidak sengaja Qilla baca hanya majalah bisnis. Coba kalau dia baca majalah dewasa, Kakak mau menjelaskan yang bagaimana sama Qilla," omel Keenan.
"Mas Dion tidak pernah membaca majalah dewasa. Jadi kamu tidak perlu khawatir," sergah Mikha.
"Uncle, Uncle belum jawab pertanyaan Qilla! Apa benar Uncle akan menikah? Dengan siapa?" cecar gadis kecil yang ada di gendongan Keenan.
"Iya, Sayang. Uncle akan menikah," jawab Keenan. Dia menurunkan Qilla dari gendongannya.
"Yah, padahal Qilla mau Uncle menikah dengan Tante baik. Rencana Qilla gagal deh." Qilla mengatakan itu sambil memajukan bibirnya.
"Qilla Sayang, belum tentu juga Tante baiknya mau menikah dengan Uncle. Jadi, Qilla tidak usah memikirkan tentang jodoh Uncle. Tugas Qilla hanya satu, belajar yang baik supaya menjadi anak yang pinter dan tidak ceroboh," jelas Keenan. Dia melirik ke arah Kakak perempuannya saat mengatakan kata ceroboh.
"Iya, Uncle, Qilla akan belajar biar setelah besar nanti Qilla bisa menjadi pengusaha sukses seperti Grandpa, Daddy, Uncle Tama dan Uncle," jawab Qilla bersemangat.
Keenan mencuit hidung keponakannya tersebut. "Anak pinter," puji Keenan.
"Qilla, sekarang Qilla bermain gih di kamarnya Uncle. Mommy mau bicara sebentar dengan Uncle!" suruh Mikha kepada putri kecilnya.
"Oke, Mom." Gadis kecil itu segera menuruti perintah Mommy-nya. Dia naik ke lantai dua menuju ke kamar Keenan.
Setelah Qilla sudah tidak terlihat, Keenan segera mendudukkan dirinya di sofa panjang berwarna putih yang ada di ruang keluarga.
"Kee, apa benar kalau kamu akan menikah dengan gadis yang sudah menjebakmu?" tanya Mikha, dia menatap ke arah adiknya.
"Benar," jawab Keenan santai.
"Kee, pernikahan itu bukan hal main-main. Apalagi Kakak tahu kalau kamu masih menunggu Anjanikan?"
"Ini adalah keputusan Mommy, dan aku tidak mau mengecewakan Mommy," jawab Keenan lagi. "Soal Anjani, asal Kak Mikha tahu, dia sudah menolak Kee sebelum dia berangkat ke Jepang."
"Tapi tetap saja, Kee. Kakak tidak mau kamu tidak bahagia dalam pernikahanmu."
"Apa Kakak bahagia dengan pernikahan Kakak?" tanya Keenan.
"Tentu saja Kakak bahagia," jawab Mikha.
"Sekarang Kakak tahukan jawabannya? Apa yang terjadi dengan kita hari ini, pasti semua adalah takdir dan bukan sebuah kebetulan. Sama hal nya saat Kakak terpaksa harus menikah dengan Kak Dion. Kenyataannya sekarang Kakak dan Kak Dion bisa hidup bahagiakan?"
Mikha sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, adiknya terlalu pintar jika harus berdebat dengannya.
"Baiklah, kalau kamu bisa menerima itu. Kakak hanya bisa berdoa semoga kamu bisa hidup bahagia dengan istrimu."
"Terimaksih, Kak," ucap Keenan.
Mikha mendekati adiknya dan memeluknya.
"Kak," panggil Keenan.
"Apa?" tanya Mikha.
Mikha paham dengan tatapan manja yang di tunjukkan oleh adiknya. "Kakak sibuk."
"Ayolah, Kak! Please!" pinta Keenan dengan mengatupkan kedua tangannya.
Mikha selalu tidak tega jika adiknya itu sudah merengek.
"Iya, Kakak buatkan sekarang. Tapi kamu jaga Qilla sebentar ya!" suruh Mikha.
"Siap, Kakakku yang cantik," jawab Keenan. Dia mencium pipi Kakaknya sebelum naik ke lantai dua.
Mikha menggeleng sambil tersenyum. "Dasar! Sudah mau menikah masih saja manja."
***
Visual Keenan Wijaya :
Visual Anindira :
Visual Ashira Aqilla Putri Sebastian:
Semoga kalian suka dengan visual yang Otor pilih. Maaf jika tidak sesuai dengan ekspektasi kalian🙏. Kalian bisa kok membayangkan sesuai dengan imajinasi kalian.
Salam sayang dari Otor ter--KECEH 🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Devi YouLee
visualnya keren thorr james jirayu dan thaew nathapone, artis thailand favorit aku😘😍😍😍😍😍
2022-09-21
0
Wrin Budayani
huuu ..cakep2 semua .. lope lope lope ..❤❤❤
2022-06-15
0
𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ
top markotop keren visualnya Thor 👍👍👍😍 syukaaaaa
2022-03-20
0