"Baiklah, kalau begitu aku ...."
Anita tersenyum. Dia yakin, kalau putra dari Rangga Wijaya itu akan merubah keputusannya. Anita percaya kalau Keenan pasti akan lebih memilih orang yang dia sukai ketimbang gadis seperti Anindira. Dilihat dari sisi manapun, putri tirinya itu tidak dapat dibandingkan dengan gadis yang disukai oleh Keenan.
"Dengar Dira, kamu bukanlah Cinderella. Jadi jangan pernah bermimpi untuk menikah dengan seorang pangeran," cibir Anita. Matanya menatap sinis putri tirinya tersebut.
Anindira hanya diam, dia pasrah, jika memang Keenan akan merubah keputusannya. Apalagi dia tahu kalau anak bungsu dari keluarga Wijaya ini mau menikahinya karena dia yang menjebaknya.
Keenan melirik ke arah Anindira. Dia ingin melihat ekspresi dari wanita yang ada di sebelahnya. Namun, wanita itu hanya diam tanpa berekspresi.
"Anda benar Tante, dia memang bukan Cinderella, karena di dunia nyata tidak akan ada Cinderalla." Keenan mentap Anindira. "Tapi, sekarang akan aku buat kalau sosok Cinderella itu ada, aku akan tetap menikahi Dira," tambahnya.
Tidak hanya Anita yang terkejut mendengar ucapan Keenan barusan, Anindira juga bereaksi yang sama. Tadinya dia pikir, setelah mendapat hasutan dari ibu tirinya, Keenan akan mundur. Tapi, ternyata laki-laki itu tetap pada pendiriannya.
"Jadi, Tante, kalian persiapkan saja segala sesuatunya, karena besok Mommy dan Daddyku akan kesini untuk melamar Dira secara resmi."
Laki-laki yang duduk di kursi itu tersenyum bahagia. Dengan isyarat mata dia menyampaikan rasa terimakasihnya pada Keenan.
"Nak Kee, apa nak Kee benar-benar serius?" Anita kembali bertanya. Dia berharap hal yang baru saja dia dengar tidaklah benar.
"Tentu saja, karena seorang Keenan Wijaya tidak akan pernah mundur dengan hal yang sudah di putuskannya." Keenan menjawab dengan tegas.
"Saya permisi, Om, Tante," pamita Keenan. Dia melangkah keluar dari rumah itu.
"Ma, Pa, aku antar Kee ke depan." Anindira sedikit berlari untuk mengejar Keenan yang sudah terlebih dulu keluar.
"Terimakasih." Keenan yang mendengar ucapan terimakasih dari Anindira menghentikan langkahnya. Dia berbalik dan menatap wajah Anindira.
"Aku yakin kamu memiliki alasan kenapa kamu menjebakku dan bersusah payah agar aku mau menikah denganmu." Keenan mengatakan itu sambil menatap Anindira. "Katakan apa tujuanmu!"
Anindira kembali diam.
"Aku tidak perduli alasanmu menjebakku. Tapi, aku tidak akan mungkin melepaskan kesempatan untuk membalasmu." Tatapan Keenan berubah sinis. "Aku akan membuatmu menderita dalam ikatan pernikahan kita," lanjut Keenan. Dia kembali berbalik dan meninggalkan Anindira yang masih terpaku di tempatnya.
"Aku tidak perduli dengan apa yang akan terjadi padaku setelah menikah. Yang terpenting, aku bisa kembali mengambil alih harta keluargaku," gumam Anindira. "Terimakasih, Kee." Anindira mengatakan itu dengan sedikit berteriak. Keenan hanya mengangkat sebelah tangannya ke atas sembari melambai, tanpa menoleh ke arah Anindira. Dia langsung masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya keluar dari halaman rumah Anindira.
"Apa yang kamu lakukan hingga anak dari keluarga Wijaya itu mau menikah denganmu?" tanya Anita saat Anindira kembali masuk ke dalam rumah.
"Bukan urusanmu," jawab Anindira. Dia membalas tatapan sinis ibu tirinya itu.
"Mbak, bawa papa ke kamarnya!" suruh Anindira kepada perawat yang bertugas melayani papanya.
"Iya, Mbak Dira," jawab perawat itu, dia mendorong kursi roda majikannya untuk masuk ke dalam kamar.
"Aku sudah pernah mengatakan padamukan, kalau aku akan merebut kembali harta keluargaku darimu. Dan aku tidak akan pernah menyerah sebelum itu terjadi," ucap Anindira tegas. Dari sorot matanya dia sudah siap mengibarkan bendera peperangan dengan ibu tirinya. "Permisi!"
Anindira sengaja berjalan dengan menabrakkan bahunya ke bahu ibu tirnya.
"Aw," pekik Anita. "Dasar anak kurang ajar!"
Anindira tidak peduli dengan teriakan ibu tirinya, setidaknya dia sudah merasa puas karena bisa selangkah lebih maju dari ibu tirinya. Dia berjalan menaiki anak tangga untuk menuju ke kamarnya.
Sementara itu, Keenan memilih kembali ke kamar hotel. Dia mengecek kembali pintu kamarnya, dia tidak ingin ada lagi orang yang memanfaatkan kesempatan untuk menjebak dirinya, saat hasrat itu kembali datang. Meskipun, efek dari obat yang dicampurkan kedalam minumannya tadi sudah mulai berkurang. Malam itu Keenan lebih memilih mangalihkan pikirannya kepada pekerjaan.
🍁🍁🍁
Jangan lupa untuk selalu berikan like, komen dan votenya ya. Salam sayang dari Otor ter--KECEH, Love you All ❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ
lanjutkan Thor 😁👍👍👍
2022-03-20
0
Rika Joj
kangen bambang rangga wikaya
2022-02-11
1
Z@in@ ^ €£ QULUB
seru nih.. good job author..
2021-06-05
1