Dikamar hotel no 97
Harun dan Beni sedang berbincang berdua. Harun dan Beni menunggu kedatangan ketiga sahabatnya. Mereka sudah janjian untuk berkumpul dikamar hotel milik Harun dan Beni.
"Mana Leo, Andi, dan Kemal kok belum ngumpul"tanya Harun pada Beni.
"Kalau Andi lagi nyari orang buat disuruh beli barang pesanan kita(minuman beralkohol), tau sendiri kalau kita beli sendiri tar ketahuan guru lagi"ucap Beni.
Ketika mereka lagi berbincang datang Leo dan Kemal. "Sorry bro telat"kata Leo sambil mengacungkan tangan kanannya.
Melihat Kemal ikut kumpul Harun langsung berkata"Kemal tumben Lo mau ngumpul minum-minum".
Saat mendengar kata-kata Harun yang sedikit menyindir, Kemal langsung menyahut"Gak minumlah, aku cuma mau ikut main game dan kartu aja".
Beni ikut menyindir Kemal juga, "Kirain mau ikut mabuk-mabuk....he...he..."
Sambil menunggu kedatangan Andi mereka mengobrol. Andi baru saja tiba dan membawa barang yang sudah mereka tunggu.
"Nunggu lama ya, sorry susah nyari orang buat beli barang ini, tau sendiri dimana-mana ada guru udah kaya satpam"ucap Andi.
Andi membawa barangnya dan mereka mulai minum-minum, main game, kartu dan mengobrol.
"Yah,kalah lagi gue"kata Leo yang melempar kartunya keatas meja. Nampaknya Beni memenangkan permainan kartu ini.
"Aku balik ke kamarku dulu ya"ucap Kemal.
"Yo"kata yang lain.
Kemalpun pergi ke kamar hotelnya. "Aku juga deh, dah capek banget"kata Leo.Leo undur diri dari meja.
"Leo gue tar nyusul kalau dah bosen, nih bawa kartu hotelnya"kata Andi.
Leo keluar dari kamar hotel Harun dan Beni. Sementara Harun, Beni, dan Andi masih asyik main kartu dan minum-minum.
Kamar hotel no 90 tempat Ayu dan Niken lagi kumpul. "Niken minta camilan ke Siti gih, dikamar hotelnya"ucap Ayu.
"Oke...oke..."jawab Niken.
Niken keluar dari kamar hotel Ayu. Niken memainkan handphonenya sambil berjalan. Sementara dari arah berseberangan ada Leo yang sedang berjalan dan sedang memainkan game di handphonenya. Karena mereka asyik dengan handphone mereka masing-masing, mereka tidak melihat jalan dengan benar. Akhirnya mereka bertabrakan dengan keras.
Dug (bunyi mereka bertabrakan)
Semua barang barang mereka berjatuhan ke lantai. Kebetulan tas milik Niken tidak ada rel seletingnya jadi semua barangnya berhamburan. Kartu hotel Leo yang dipegang tadi juga jatuh ke lantai.
Leo meminta maaf pada Niken dan membantu membereskan barang-barangnya. Leo juga mengambil kartu yang sudah bercampur dengan barang-barang Niken yang berantakan. Setelah selesai membantu Niken, Leo kembali berjalan menuju kamarnya. Niken berjalan menuju kamar Siti.
Kamar Hotel no 102
Zara sedang berbaring tiba-tiba terbangun.
"Badanku rasanya panas banget"ucap Zara sambil memegang dahinya menggunakan tangan kanannya.
Zara kembali memegang bagian-bagian tubuh lainnya untuk memastikan kondisinya yang sedang demam tinggi.
"Panas banget, apa aku kompres aja badanku pakai waslap yang dibasahi air biar dingin terus minum obat penurun panas yang dibawakan ibu"ucap Zara.
Zara membasuh tubuhnya dengan waslap basah dan minum obat."Kok masih panas ya, apa aku buka baju terus dibasuh deh semua badanku pakai waslap basah ini pasti rasanya dingin".
Zara membuka bajunya, menyisakan baju dalamnya saja. Karena masih merasa panas Zara mematikan lampu kamarnya.Zara berbaring diranjang sambil menempelkan waslap basahnya bergantian keseluruh tubuhnya. Setelah minum obat penurun panas Zara akhirnya ketiduran.
Leo masih asyik memainkan game dihandphonenya sambil berjalan. "Aduh kok keasyikan main gamenya, tadi kamar gue nomor berapa ya?"ucap Leo bingung.
Leo melihat kartunya dan memastikan nomor kartunya. "Oooo...nomor 102"ucap Leo.
Leo langsung mencari no 102. Leo berjalan menuju kamar 102. Leo mengetukkan kartu hotelnya ke kotak sensor pintu hotel tersebut. Kemudian dia memutar daun pintu kamar dan masuk ke kamar hotel itu.
Saat masuk ke dalam Leo sedikit bingung karena kamarnya gelap, Leo menyangka Andi mematikan lampu kamarnya saat dia keluar. Karena sudah kelelahan Leo menuju ranjangnya. Saat dia mau langsung tidur ternyata dia mendapati bajunya yang sudah kotor dan bau. Leo melepas bajunya hanya memakai celana pendek saja. Leo langsung tidur dikasur tanpa menyadari disampingnya ada Zara. Leo tidak tahu kalau dia masuk ke kamar yang salah. Saat tengah malam Leo memeluk Zara yang dianggapnya guling. Karena kebiasaan tidur dirumahnya Leo biasa memeluk guling. Mereka tidur dengan nyenyak.
Pukul 5 pagi dikamar hotel Ayu, ayu bangun dan mandi. Setelah itu dia membangunkan Niken yang sedang tidur. Niken bergadang bersama Ayu dan rekan sekamar Ayu sampai dia tertidur di kamar Ayu.
"Niken bangun...bangun...bangun..."kata Ayu.
Niken terbangun walaupun matanya masih mengantuk. "Apa Ayu masih mengantuk nih"sahut Niken sambil duduk dari tidurnya.
"Balik ke kamarmu kasihan Zara semalam pasti tidur sendirian mana dia katanya lagi gak enak badan"kata Ayu menjelaskan pada Niken.
"Oya aku lupa semalam ketiduran disini"ucap Niken
Niken langsung meninggalkan kamar hotel Ayu dan menuju kamar hotel no 102. Saat didepan kamar hotel no 102, Niken menekankan kartunya pada kotak sensor pintu tapi tidak bisa. Dia coba lagi tapi tidak bisa.Karena Niken masih mengantuk dia tidak sadar kalau nomor kartunya bukan 102. Untung ada operator hotel yang sedang lewat. Operator itu membukakan pintu hotel secara manual.Setelah selesai Niken berterimakasih pada operator tersebut. Operator itu meninggalkan Niken setelah selesai.
Niken masuk ke kamar hotel.Niken mendapati kamar hotelnya gelap. Niken mencari saklar lampu dan menghidupkan lampunya kembali. Saat lampunya menyala Niken kaget melihat Leo dan Zara tidur berpelukan dan hampir telanjang.
"Hah..."Niken berteriak kencang.
Untung ruangan itu kedap suara. Zara yang mendengar suara teriakan itu terbangun. Zara belum menyadari posisinya yang sedang dipeluk Leo.
"Niken ada apa?"tanya Zara.
Niken tidak berpikir macam-macam pada Zara karena dia mengenal Zara dengan baik dari kecil. Mereka bersahabat sejak kecil.Niken tahu betul sahabatnya Zara tidak mungkin melakukan hal yang aneh-aneh tapi pria yang disebelah Zara Niken tidak percaya. Niken yakin pasti pria disebelah Zara itu biang cabulnya.
"Itu...itu...cowok yang memelukmu siapa?"tanya Niken.
Zara baru sadar dan menoleh kesamping seorang pria yang masih asyik tidur memeluknya. "Ih siapa kamu?"tanya Zara sambil mendorong dada Leo dengan kencang.
"Apa sih bikin kaget aja, masih ngantuk nih"ucap Leo yang mulai membuka matanya lebar-lebar.
"Siapa kalian kenapa dikamarku?"tanya Leo sambil memperhatikan kearah kedua gadis yang tidak dikenalnya.
Leo juga heran mendapati dirinya hampir telanjang bersama gadis berambut panjang itu.
"Apa yang terjadi Zara, apa pria cabul itu melakukan sesuatu padamu, apa dia memaksamu melakukan sesuatu...bla....bla...."ucap Niken dengan banyak pertanyaan yang memenuhi otaknya.
"Aku tidak tahu, seingatku semalam aku ketiduran habis minum obat...hik...hik..."ucap Zara sambil menangis tersedu-sedu.
"Berarti pria cabul ini yang melakukan hal aneh saat kau tertidur"ucap Niken sambil melotot ke arah Leo.
"Eh siapa yang cabul?"tanya Leo pada Niken yang sedang menenangkan Zara.
"Kamulah siapa lagi pelakunya"jawab Niken.
"Aku gak cabul beneran"ucap Leo
"Tidur semalaman dengan Zara gak pakai baju terus meluk-meluk Zara, apa itu bukan cabul"kata Niken.
Leo terdiam sambil mengingat kejadian semalam. Dia hanya ingat dia masuk kamar, buka baju,terus tidur hanya itu bagian yang dia ingat.
"Apa karena semalam aku mabuk ya jadi gak ingat kejadian semalam, kenapa aku bisa dikamar ini bersama gadis ini"ucap Leo dalam hati. Leo terus mengingat kejadian semalam tapi tidak ingat apapun lagi.
"Apa aku telah melakukan sesuatu pada gadis ini? aduh gimana ini"ucap Leo
"Niken aku mau ke toilet"ucap Zara sambil menangis.
Zara masuk ke toilet, dia mengecek semua bagian tubuhnya. Zara juga melepas baju dal4mnya. Saat Zara melepas cel4na dal4mnya, dia mendapati Flek darah dalam cel4na dal4mnya. Zara langsung menangis melihat itu. Dia mengira sudah terjadi sesuatu semalam(padahal sebenarnya itu hanya flek darah yang biasa terjadi pada wanita saat kelelahan, stress, hormon tidak stabil, atau sedang sakit juga bisa).
Saat Zara masih ditoilet, Niken dan Leo masih berdebat. "Hei pria cabul, gak tahu diri beraninya menyentuh Zara yang masih polos itu"ucap Niken.
"Aku beneran gak cabul"ucap Leo.
"Apa? gak cabul, masuk kamar orang, telanjang lagi, tidur semalaman dengan seorang gadis yang masih polos, apa coba kalau bukan cabul"ucap Niken.
"Biar aku jelaskan, semalam aku masuk kamar, buka baju terus tidur lalu ..."ucap Leo tidak bisa meneruskan kata 'Lalu' yang masih membingungkan karena dia tidak ingat lagi setelah itu.
"Lalu...lalu...apa? kamu mau bilang kamu gak salah gitu,enak banget ya"ucap Niken.
"Gak gitu, aku juga gak tahu kenapa, yang jelas aku....ya deh, aku yang salah"ucap Leo.
"Pria cabul kamu memang salah, awas aja mau cuci tangan dari kesalahanmu"ucap Niken.
Saat mereka berdebat tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar.
Tuk...tuk...tuk....
Suara guru memanggil Niken dan Zara untuk sarapan dan kumpul dibawah bersiap untuk berangkat study tour. Niken langsung memberi tahu pada guru akan menyusul nanti.
Ting....ting....ting...
Bunyi handphone Leo berdering. Leo langsung mengangkat telpon. Ternyata telpon dari Andi yang sudah dibawah menunggu Leo sarapan dan berkumpul dengan siswa lain. Leo bilang pada Andi akan menyusul ke bawah setelah semuanya selesai.
Setelah selesai mengangkat telpon, Leo kembali bicara dengan Niken. "Beneran semalam aku masuk kamar dengan kartu ini"ucap Leo.
"Eh tunggu bukannya seharusnya kartu itu aku bawa ya"ucap Niken sambil mengambil kartu ditanya.
"Pantas saja pagi tadi aku tidak bisa buka pintu, ini bukan kartuku"ucap Niken sambil mengamati kedua kartu.
"Coba lihat yang satu"ucap Leo sambil mengambil kartu yang satunya yang dipegang Niken.
"Mungkin ini kartuku"ucap Leo.
Niken memperhatikan Leo dengan seksama dan coba mengingat sesuatu.
"Kamu cowok yang bertabrakan sama aku semalam ya?"tanya Niken.
"Eh, oya semalam kalau gak salah kita tabrakkan, mungkin kartu ini tidak sengaja tertukar ya"ucap Leo.
"Berarti aku gak salah ya masuk kamar ini"ucap Leo.
"Enak aja, memang kartu tertukar tapi perbuatanmu pada Zara gak bisa dimaafkan"ucap Niken.
"Oke, aku capek berdebat, kita akan selesaikan masalah ini nanti. Jangan cerita pada guru dulu, nanti aku dan temanmu itu bisa dikeluarkan dari sekolah"ucap Leo.
"Iya tapi inget kau harus memegang kata-katamu, kau harus tanggung jawab atas perbuatanmu"ucap Niken pada Leo dengan nada ancaman.
"Ini kartu pelajarku, ada no handphone dan alamat rumahku kalau ada apa-apa, nanti kita bahas lagi"ucap Leo sambil mengambil baju dan memakai bajunya.
Leo bergegas kembali ke kamar hotelnya. Zara masih menangis di toilet, dia bingung harus bagaimana. Zara takut kalau harus cerita masalah ini pada orang lain, apalagi pada orangtuanya. Suara ketukan pintu toilet terdengar. Niken memangil-manggil Zara untuk segera keluar.
Zara keluar dari toilet disambut pelukan oleh Niken. Bagi Zara pelukan sahabatnya ini hal yang dibutuhkannya saat ini. Niken mengajak Zara duduk diranjang dan berbicara.
"Zara tadi pak guru memanggil kita untuk turun kebawah sarapan dan berkumpul"ucap Niken.
"Niken kalau kamu mau ke bawah gak papa, aku gak ikut, tolong bilang pak guru aku sedang sakit ya"ucap Zara.
"Yaudah nanti aku sampaikan, oya Zara ini kartu pelajar pria tadi"ucap Niken sambil menyodorkan kartu pelajar Leo pada Zara.
"Untuk apa?"tanya Zara.
"Simpan saja, nanti kamu bisa menyelesaikan masalah ini dengannya"ucap Niken.
Setelah selesai berbincang, Niken mandi dan turun ke bawah sarapan dan berkumpul dengan siswa lain. Diparkiran Hotel, bus sudah berjejer siap berangkat. Semua siswa masuk ke dalam bus.Guru kembali mengabsen siswa. Niken memberi tahu pada guru bahwa Zara sakit tidak bisa ikut Study tour. Sepanjang perjalanan Niken mencemaskan Zara. Niken tahu Zara pasti sedih dengan kejadian ini. Dia tidak bisa cerita pada siapapun tentang kejadian ini. Niken takut jika kejadian ini terdengar pihak sekolah, Zara akan dikeluarkan dari sekolah dan nama baik Zara tercoreng. Niken yakin Zara tidak bersalah.
Hari ini study tour SMA Buana kelas 2 IPA dan IPS ke Aquarium raksasa, Museum Bumi, dan Kebun Binatang. Semua siswa menikmati semua tempat kunjungan. Hanya Leo dan Niken yang terlihat murung dan tidak menikmati perjalanan ini. Jam menunjukkan pukul 4 sore, semua siswa kembali ke Hotel Cempaka. Mereka harus beristirahat karena besok mereka akan kembali pulang. Niken kembali ke kamar hotelnya.Niken mengambilkan Zara makana dan berbincang setelah itu mereka tidur. Zara tidak bisa tidur,dia terus kepikiran masalahnya ini. Begitupun dengan Leo, dia juga tidak bisa tidur. Leo terus kepikiran masalah ini. Leo tidak tahu harus cerita pada siapa. Bagaimana cara dia menghadapi orangtuanya nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 481 Episodes
Comments
Dewi Ayu Sartika
keren thor
2023-09-21
1
Dewi Ayusartika
terlalu banyak tokoh
2023-04-09
0
Qaisaa Nazarudin
Untung aja Niken tegas dan bijak orang nya,Dan setakat ini Leo juga bertanggung jawab👍🏻👍🏻
2023-03-09
0