Semua siswa sudah naik ke bus mereka masing-masing. Guru kembali mengabsen siswa. Zara duduk satu kursi dengan Niken.Zara hanya diam sepanjang perjalanan pulang. Niken juga tidak berani mengajaknya bicara. Niken tahu betul yang dirasakan Zara saat ini. Niken hanya bisa mengsuportnya saja.
Bus terus melaju menuju tempat tujuan. Semua siswa sedang beristirahat karena cukup lelah selama 2 hari penuh study tour keberbagai tempat. Waktu menunjukkan pukul 5 sore, bus sampai disekolah. Semua siswa berkumpul untuk diabsen guru. Ada sambutan dari guru penanggungjawab. Setelah study tour ini sekolah meliburkan selama 2 Minggu sebagai libur semester 1. Siswa menyambut gembira liburan yang akan datang. Setelah guru penanggungjawab memberikan penutupan semua siswa bubar dan kembali ke rumah masing-masing.
Rumah Zara terletak di kota Margasari, rumanhnya yang sederhana dan berada dilingkungan masyarakat menengah kebawah. Jalan menuju rumah Zara lumayan sempit, hanya muat dilalui pengendara motor dan pejalan kaki saja. Sampai di rumah, Zara disambut ketiga adiknya. Mereka begitu riang memanggil nama Zara.
Zara Kanaya memiliki 4 saudara kandung. Kakaknya laki-laki bernama Yusuf sedang kuliah diluar kota. Adik pertamanya bernama Yoyo baru menginjak kelas 1 SMP, adik keduanya bernama Loli baru menginjak kelas 5 SD, adik ketiganya bernama Kiki baru menginjak kelas 3 SD. Rumah Zara begitu ramai dengan suara adik-adiknya. Saat Zara datang ayah, ibu, dan adik Zara sedang makan dimeja makan.
"Zara makan dulu nak"ucap Ibunya pada Zara.
"Tadi sudah makan,Zara mau istirahat Bu"sahut Zara.
Zara menuju kamarnya. Dirumah Zara hanya ada 2 kamar. Satu kamar untuk orangtuanya dan satu lagi kamar Zara dan adik perempuannya Loli dan Kiki. Yoyo biasanya tidur diruang keluarga. Ayah Zara bernama Iwan Bastian, seorang karyawan swasta disebuah pabrik. Ibu Zara bernama Sari Sekardewi, seorang ibu rumah tangga tetapi membuka barang kecil disamping rumahnya. Zara berbaring diranjangnya sambil menangis. Zara tidak tahu harus berbuat apa.Dia tidak berani menceritakan apa yang terjadi pada orangtuanya.
Dikediaman rumah Leo, dari kejauhan rumah itu terlihat seperti istana yang megah. Rumah Leo terletak dilingkungan kalangan atas. Ayah Leo seorang CEO dan Owner dari perusahaannya sendiri. Ayah Leo bernama Anton. Ibu Leo bernama Vivi seorang ibu rumah tangga. Leo hanya memiliki seorang kakak perempuan bernama Erica. Erica kuliah diluar negeri.
Saat sampai dirumah,Leo langsung masuk ke kamarnya tanpa menemui ibunya dulu. Ibunya yang sedang duduk dihalaman belakang sambil bersantai. Ibunya bertanya pada pelayan keberadaan Leo.
"Bi Leo apa sudah pulang?"tanya Vivi.
"Tuan muda Leo baru saja tiba tadi nyonya,sekarang dia sedang dikamarnya"jawab pelayan itu.
"Bocah itu selalu begitu,gak mau basa basi dulu sama mamanya kalau pulang, apa aku terlalu memanjakan Leo ya"ucap Vivi.
Vivi naik ke kamar Leo. "Leo ini mama "ucap Vivi memanggil Leo sambil membuka pintu kamar Leo yang tidak dikunci.
Ibunya melihat Leo terlihat murung tidak seperti biasanya. Leo sedang duduk diranjangnya.Ibunya mendekat ke arah Leo dan duduk disamping Leo.
"Leo boleh ibu mengobrol sebentar?"tanya Vivi.
Leo hanya menganggukkan kepalanya tanpa bersuara.
"Gimana tournya pasti menyenangkan?"tanya ibunya.
Leo tetap diam dan meraih tangan ibunya lalu menciumnya. "Maafkan Leo mom"ucap Leo sambil menangis mencium tangan ibunya.
"Maaf kenapa nak?"tanya Vivi.
Leo masih berpikir apakah harus bercerita pada ibunya. Biarbagaimanapun ibunya orang yang paling menyayangi Leo.
"Leo bingung harus cerita pada siapa"ucap Leo.
Ibunya menatap wajah Leo yang penuh kegelisahan, ketakutan dan kebingungan.
"Leo kalau punya masalah cerita ke mama"ucap Vivi.
Leo akhirnya menceritakan semua kejadian yang telah terjadi pada malam itu pada ibunya. Setelah bercerita Leo menangis dan kembali meminta maaf pada ibunya. Ibu Leo terdiam dan membisu,dia masih mencerna semua cerita Leo. Terlihat wajahnya berubah sedih.
"Leo siapa gadis yang tidur denganmu itu?"tanya ibunya.
"Dia masih satu sekolah denganku Ma,namanya Zara"ucap Leo.
Leo masih merasa bersalah dan kembali minta maaf pada ibunya.
"Sudah sekarang Leo tidur nanti kita bicarakan lagi masalah ini ya"ucap Vivi.
Ibunya keluar dari kamarnya Leo. Saat diluar pintu kamar yang sudah tertutup, ibunya tak kuasa membendung air matanya. Ibunya menangis tersedu-sedu lalu pergi ke kamarnya. Saat berada dikamarnya Vivi menangis tersedu-sedu, dia merasa sudah gagal menjadi orang tua. Vivi merasa terlalu memanjakan Leo sampai semua ini terjadi. Bagaimana Vivi menghadapi suaminya saat nanti dia kembali dari luar kota.
*Zara dengan perut yang besar sedang dibully oleh banyak orang. Zara terduduk sambil menangis. Semua orang berkata-kata kasar padanya. "Uh dasar diluar nikah....masih kecil juga udah begituan....gak punya malu....malu-maluin nama baik keluarga....gak pantas sekolah disini....bla...bla...bla...."kata-kata dari orang-orang yang membullynya *.
"Tidak....tidak....tidak...."ucap Zara langsung terbangun dari mimpi buruknya.
"Syukurlah ini hanya mimpi"ucap Zara sambil mengelus dadanya karena lega.
"Tapi bagaimana kalau jadi kenyataan"kata Zara langsung ketakutan dan bingung.
Loli masuk ke kamar mengajak Zara sarapan. Zara dan adik-adiknya sarapan. Dimeja makan tersedia
lauk pauk sederhana yang ibunya masak. Selesai makan Zara pergi ke warung untuk membantu ibunya. Zara membantu membereskan stok barang yang tersedia.
Ada seseorang datang ke warung ibunya berbelanja sayuran. Sambil berbelanja ibu itu berbincang-bincang dengan Ibu Zara.
"Ibu Sari tahu gak Nining anak Ibu Eti?"tanya Ibu Yuni.
'Ya tentu tahu kitakan satu RT"ucap Ibu Sari.
"Katanya dia hamil lho"ucap Ibu Yuni.
"Masa sih Bu,Niningkan masih sekolah"ucap Ibu Sari.
"Katanya dihamili teman sekelasnya,terus tuh cowok gak mau tanggungjawab lagi"ucap Ibu Yuni.
"Kok bisa sih Bu gak mau tanggungjawab"ucap Sari.
"Biasa anak orang kaya, katanya sih orangtua cowoknya ngasih uang banyak ke Bu Eti"ucap Ibu Yuni.
'Aduh Bu ngenes banget dengernya"ucap Ibu Sari.
Zara hanya diam mendengarkan obrolan ibunya dan Ibu Yuni. Saat Ibu Sari dan Ibu Yani mengobrol,datanglah Ibu Wiwin.
"Bu Sari ada sabun merk Cantik gak?"ucap Ibu Wiwin
"Ada Bu"ucap Ibu Sari sambil mengambilkan sabun itu.
"Bu Wiwin juga dengerkan gosip si Nining anak Ibu Eti"ucap Ibu Yuni.
"Oh Nining, semua orang juga tahu dia hamil, eh...malah katanya mau dinikahkan sama duda tua gitu"ucap Ibu Wiwin.
"Masa sih ibu-ibu saya baru dengar kabar dari ibu-ibu semua"ucap Ibu Sari.
"Ya...siapa yang mau sama cewek yang sudah hamil duluan dengan laki-laki lain kalau bukan duda tua,ya kan ibu-ibu"ucap Ibu Yuni.
"Betul,amit-amit deh jangan sampai terjadi pada anak-anak kita"ucap Ibu Wiwin.
"Ah....sudahlah ibu-ibu nanti jadi fitnah"ucap Ibu Sari.
Zara masih mendengarkan obrolan ibu-ibu itu. Zara merasa tertampar dan merasa seperti tersambar petir disiang bolong mendengar ucapan ibu-ibu itu. Bulu kuduk Zara berdiri dan keringat dingin bercucuran.
"Ibu Sari mah enak,punya anak baik-baik semua, apalagi Zara udah cantik, pinter, baik lagi"ucap Ibu Yuni.
"Iya saya juga pengen punya anak kaya Zara"sahut Ibu Wiwin.
"Terimakasih atas pujiannya"ucap Ibu Sari.
Setelah selesai mendengar obrolan ibu-ibu itu Zara langsung meninggalkan warung, kembali ke kamarnya. Dikamar Zara menangis tersedu-sedu. Zara semakin merasa bersalah mendengar ucapan ibu-ibu tadi. Bagaimana perasaan orangtuanya kalau tahu kejadian yang menimpanya malam itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 481 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
#Tokoh perannya
2023-03-09
0
Qaisaa Nazarudin
Tapi aku suka baca novel yg nama tokoh leran nya nama indo bukan nama bule..
2023-03-09
0
Qaisaa Nazarudin
oh aku pikir Zara ini anak org kaya juga,tapi dr nama temen2 nya Niken dan Ayu aku kepikiran kan gak ada anak org kaya yg namanya nama kekampungan gitu,anak org kaya pasti namanya nama nule2 semua,,😜😜😬
2023-03-09
0