Bel Sekolah berbunyi, tanda jam belajar sudah dimulai.Zara duduk disamping Niken. Dia senang Niken sudah masuk sekolah. Zara memberikan semua catatan Mapel yang dibuatnya untuk Niken. Niken berterima kasih pada Zara karena sudah membuatkannya catatan. Semua siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru.
Jam pelajaran usai bel istirahat sudah terdengar nyaring. Semua siswa keluar dari kelasnya untuk istirahat. Niken dan Zara memutuskan dikelas untuk mengobrol karena sudah lama tidak bertemu.
"Zara nih aku bawa oleh-oleh untuk mu"ucap Niken sambil memberikan oleh-oleh pada Zara.
"Wah, terimakasih Niken"ucap Zara.
"Terus gimana masalahmu ma bocah cabul itu?"tanya Niken.
"Leo maksudnya?"tanya Zara.
"Iya, Kok kamu akrab sih manggil namanya"ucap Niken.
"Sebenarnya..."ucap Zara ragu untuk mengucapkan.
"Jangan-jangan dia kabur ya?"tanya Niken.
"Gak begitu, kami sudah menikah"jawab Zara.
"Apa?...aku gak salah dengerkan?"tanya Niken.
"Gak, tapi ini rahasia ya"jawab Zara.
"Ya, aku tahu maksudmu"ucap Niken.
Mereka masih mengobrol sambil memakan oleh-oleh dari Niken. Niken tahu persis situasi yang terjadi pada Zara pada malam kejadian itu. Niken tidak menyalahkan Zara menikah muda.Niken juga tidak berpikir Zara salah mengrahasiakan pernikahannya. Selain Zara masih ingin sekolah, Niken juga tidak yakin malam itu terjadi sesuatu dengan Zara. Niken percaya Zara gadis baik yang masih polos dan senangnya belajar dan sekolah. Hanya takdir saja yang merubah hidupnya jadi seperti ini. Niken senang melihat Zara tetap semangat dan cerita meski mendapatkan masalah itu. Sebagai sahabat Niken berusaha untuk bisa memahami dan mendukung Zara.
Atap gedung sekolah, Leo sedang berbaring dilantai sambil menikmati angin yang berhembus. Tiba-tiba muncul Nafiza diatasnya membawa kotak makan dan minum. Leo yang melihat Nafiza langsung bangun dan duduk menyapa Nafiza.
"Nafiza"ucap Leo.
"Eh Leo, bolehkan aku disini?"tanya Nafiza.
"Tentu boleh inikan tempat umum"jawab Leo.
"Kayanya enak kalau makan disini"ucap Nafiza.
"Kok kamu gak sama temen-temen kamu?"tanya Leo.
"Hari ini aku lagi boring, terus inget tempat ini"jawab Nafiza.
"oooh"ucap Leo.
"Aku bawa bekal, ayo kita makan bersama"ajak Nafiza.
"Makasih Nafiza"ucap Leo.
Leo dan Nafiza memakan bekal yang dibawa Nafiza. Mereka makan dan berbincang-bincang beberapa hal seperti hobi, makanan kesukaan, Mapel dan lain-lainnya. Semenjak nonton film bersama Leo, Nafiza jadi merasa nyaman bila sedang didekat Leo. Nafiza merasa Leo teman yang baik dan tulus. Bagi Nafiza, Leo teman laki-laki pertamanya.Karena Nafiza tipekal orang yang sangat pilih-pilih saat berteman. Selesai makan mereka kembali kekelas masing-masing.
**********
Sepulang sekolah Leo dan Zara kembali mencari pekerjaan. Mereka berpencar arah. Zara berjalan kearah barat.Zara menanyakan lowongan kerja kesetiap toko yang dia jumpainya. Semua toko mengharuskan kerja satu hari penuh. Sementara Zara tidak bisa kerja satu hari penuh, Zara hanya bisa bekerja paruh waktu. Zara masih menelusuri jalan tanpa putus asa.
Dia terus berjalan dari jalan raya sampai kejalan digang-gang sempit berharap bisa menawarkan jasa dan tenaga. Saat dia sedang berjalan ada anak kecil berusia 3 tahun yang sedang menangis sendirian sementara teman-temannya sedang asyik jajan dipedagang somay keliling. Melihat itu Zara mendekati anak kecil itu.
"Adik kecil kenapa menangis?"tanya Zara.
"Hik...hik...hik..Fajar masih menangis.
"Apa kamu mau somay?"tanya Zara.
"Mau kakak"jawab Fajar.
"Ayo beli"ajak Zara.
"Tapi aku gak punya uang"ucap Fajar.
"Kakak bayarin"ucap Zara.
"Asyik...makasih kakak"ucap Fajar.
Zara mengajak anak kecil itu untuk jajan somay. Setelah selesai makan somay nya Zara mengantarkan anak kecil itu kembali kerumahnya. Zara mengikuti anak kecil itu sampai kerumahnya. Saat sampai didepan rumahnya.
Zara melihat gubuk kecil didalam gang kecil. Rumah kecil yang sudah tua. Anak kecil itu memanggil ibunya. Saat ibunya keluar Zara kaget ternyata ibu anak kecil itu teman SMP nya dulu. Namanya Rani, dulu Zara dan Rani satu kelas. Tapi Rani keluar dari sekolah saat dia masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Zara tidak tahu alasan pastinya.Rani mempersilahkan Zara masuk. Zara masuk kedalam rumah Rani. Didalam rumah itu hanya ada satu kasur, karpet, dapur yang jadi satu dengan tempat tidur. Tidak ada ruang penyekatnya sama sekali. Rumahnya hanya sebesar satu kamar saja. Jadi semua hal ada dalam satu ruangan. Rani dan Zara duduk mengobrol.
"Apa kabar Rani?"tanya Zara.
"Yah, beginilah Zara keadaanku"jawab Rani.
"Ini anakmu?"tanya Zara.
"Iya Zara"jawab Rani.
"Ganteng ya, umur berapa?"tanya Zara.
"Zara sebenarnya aku dulu hamil makanya keluar sekolah"jawab Rani.
"........."Zara diam dan kaget.
"Beginilah keadaanku, Fajar anak pertamaku berusia 3 tahun dan Ata anak keduaku berusia 1 tahun"ucap
Rani.
"Suamimu dimana?"tanya Zara.
"Suamiku lagi kerja jadi kuli panggul dipasar"jawab Rani.
"Kepala Ata kok dikompres apa lagi sakit?"tanya Zara.
"Iya"jawab Rani.
"Udah dibawa kedokter?"tanya Zara.
"Aku gak punya uang, jangankan untuk membawa kedokter untuk makan saja kami masih susah"ucap
Rani.
"Sabar ya Rani"ucap Zara.
"Suamiku cuma lulusan SD bisanya cuma kerja jadi kuli panggul, sehari paling dapat uang 30ribu, mana cukup membawa Ata ke dokter"ucap Rani.
"Sudah coba kepuskesmas?"tanya Zara.
"Jauh banget Puskesmasnya gak punya ongkos untuk kesananya"jawab Rani.
"Ini ambil, nanti kalau suamimu pulang bawa ke dokter atau Puskesmas ya"ucap Zara sambil memberikan uang 100ribu.
"Ya ampun Zara makasih banget, aku dah coba cari pinjaman tapi gak ada yang mau meminjamkan"
ucap Rani.
"Ya, sama-sama"ucap Zara.
Setelah berbincang dengan Rani, Zara kembali pulang. Walaupun belum mendapatkan pekerjaan tapi Zara senang bisa membantu temannya.
Zara beli nasi bungkus sebelum kekosan
untuk makan malamnya bersama Leo.
Zara membeli satu bungkus nasi dengan lauk tempe dan kangkung seharga 8ribu.
Sampai dikosan, ternyata Leo sudah ada didalam kosan.Karena belum kunjung dapat pekerjaan Leo memutuskan pulang. Leo sudah menunggu Zara pulang dari tadi. Zara langsung mandi dan berganti pakaian. Dia mengeluarkan nasi bungkus dan oleh-oleh dari Niken, lalu mereka makan bersama.
Setelah makan mereka mengobrol sebentar.
"Zara apa yang kamu pikirkan?"tanya Leo.
"Entahlah Leo, tapi aku sangat bersyukur dengan yang aku miliki sekarang"ucap Zara.
"Memang kenapa?"tanya Leo.
"Tadi aku bertemu teman lamaku waktu SMP dia bla...bla...bla...."ucap Zara menceritakan kejadian bersama Rani.
"Iya ya, gak tahu apa yang akan terjadi kalau kita seperti mereka"ucap Leo.
"Sedih melihat keadaan Rani"ucap Zara.
"Kita harus tetap sekolah dan bekerja keras"ucap Leo.
"Ya Leo"ucap Zara.
"Selama ini aku selalu buang-buang uang, aku gak pernah tahu ternyata diluar sana banyak yang
kesusahan"ucap Leo.
"Oya, maaf Leo tadi aku memberikan sebagian uang kita"ucap Zara.
"Gak papa"ucap Leo.
Mereka merasa lebih bersyukur dengan kejadian hari ini. Leo lebih membuka mata bahwa diluar sana banyak orang hidupnya kesulitan. Leo dan Zara juga memahami pentingnya sekolah dan pendidikan untuk masa depan mereka. Mereka tidak ingin menjadi orang yang menyia-yiakan waktu hanya untuk hal yang tidak berguna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 481 Episodes
Comments
Demarince Padakari
ini cerita bagus bagat...sy bac berulang ulang..tpi tdk bosan bosan......
2022-12-05
0
Hendra Yenni
Kehidupan yg susah Dan diusir Dr rmh.. menjadi pelajaran bg Leo sm Zara.
Lanjut Thor cerita nya Bagus
2022-05-21
0
Deana
Aku suka novelnya mengajarkan banyak hal, semoga leo secepatnya jatuh cinta sama Zara kasian kalau Leo terus suka sama Nafisah mau di kemanain Zara nya...
2021-07-08
3