Bagai tersengat listrik saat Domo memeluk tubuh sang anak. Dia melepaskan pelukan nya dan melihat ke arah Tegar, betapa terkejutnya Domo saat melihat wajah sang anak.
Tegar yang di lihat nya saat ini adalah sosok yang sangat menyeramkan dengan gigi runcing,mulut yang sobek hingga menyentuh telinga serta mata hitam yang berlumuran darah.
Domo beringsut mundur dari sosok itu. Jantung nya berdetak tak beraturan, air mata jatuh tak tertahan. Dia takut kalau itu benar tegar anak nya.
Sosok itu bergerak mendekati Domo, tubuh nya menekuk ke belakang (seperti orang kayang). Sambil menyeringai dia mendekati Domo yang begitu ketakutan.
"Kletek...! Kletek...!" Suara seperti tulang patah terdengar saat sosok itu mendekat, mulut nya mengeluarkan darah yang berbau busuk. Tubuh Domo menggigil saat sosok itu sudah berada di depan nya. Tubuh Tegar berdiri dan mendekatkan wajah nya pada Domo, aneh nya tubuh tegar memiliki tinggi yang sama seperti Domo.
Tegar menyeringai memamerkan deretan gigi hitam dengan tetesan darah kental di depan wajah Domo. Lidahnya terjulur, menjilat leher hingga ke wajah sang ayah,keringat dingin mengucur deras di tubuh nya. Bau busuk menyeruak memenuhi hidung Domo.
"Keluar kamu laki-laki laknat!" Teriak seseorang dari luar rumah.
"Cepat keluar,kami tau kau ada di dalam!. Jangan sembunyi seperti banci " teriak yang lain nya menyahuti.
Domo yang masih saja terpaku dengan apa yang ia lihat saat ini hanya diam tanpa memperdulikan orang yang ada di luar rumah nya.
"Bakar saja rumah ini,biar dia juga mati menyusul semua keluarga yang sudah di habisi nya”
"Iya bakar...! Bakar...!Bakar...!" Teriakan bersahutan dari orang-orang yang berada di luar rumah.
Domo sangat tak berdaya,perasaan nya berkecamuk antara takut dan kasihan. Kasihan dengan keadaan Tegar yang seperti ini serta takut kalau yang dia lihat itu memang benar Tegar.
"Kratak.. kratak.. kratak...!" Bunyi api yang membesar memakan tiap ruas papan kayu yang menempel pada rumah ini.
"Bakar dia..! Bakar...!" Suara orang-orang seperti bersorak kegirangan, mereka bertepuk tangan secara serempak seperti sangat bahagia dengan apa yang terjadi pada Domo.
Api semakin membesar,hawa panas begitu terasa. Domo masih dengan posisinya berdiri berhadapan dengan mahluk itu. Tubuh nya kaku tak mampu di gerakkan. Mulut Tegar membuka sangat lebar,dia seperti ingin melahap Domo bulat-bulat,api semakin membesar hampir seluruh bagian rumah ini telah rata dengan tanah.
Domo pasrah,jika memang dia harus mati di sini maka dia akan menerima nya. Matanya terpejam,dia menunggu malaikat pencabut nyawa datang menghampiri nya.
"Plaak...!" Sebuah tamparan sukses mengejutkan nya. Matanya terbuka,seketika tangan nya reflek menggosok bekas tamparan yang terasa sangat panas. Matanya menangkap sosok yang sangat di kenal nya sedang berdiri di hadapan nya.
"Mbok,dimana aku?" Tanya Domo kebingungan,mata nya memindai setiap sudut ruangan tempat nya berada saat ini.
Mbok Kah menjawab dengan senyum lebar yang terlukis di wajah tua nya itu.
"Apa kau sudah hilang ingatan bung? Kau tak ingat tempat ini?" Tanya Widodo yang duduk di samping nya.
"Bagaimana bisa aku sampai di sini,bukan nya aku tadi ada di dalam rumah ku bersama dengan Tegar anak ku?" Tanya Domo kebingungan.
"Dia bukan lagi anakmu bung,Dia itu iblis utusan sang siluman monyet" jelas Widodo.
"Apa maksud mu?"
"Tegar sudah tiada le, Dia sudah di tumbal kan. Maafkan si Mbok yang tidak bisa membantu mu menyelamatkan nya" terang Mbok Kah dengan terisak.
Domo yang mendengar itu begitu terguncang,mata nya terbelalak. Seakan tak percaya dengan apa yang di katakan Mbok Kah pada nya.
"Jangan bercanda Mbok,tidak mungkin Tegar meninggal. Lek Karman bilang padaku kalau Tegar masih akan tetap hidup hingga bulan purnama tiba,jadi tidak mungkin dia sudah meninggal Mbok, tidak Mbok itu tidak mungkin"
"Cih, bodoh!" Umpat Widodo.
"Kamu masih saja percaya pada ucapan pak Lik mu itu? Bukan kah Si Mbok sudah pernah menjelaskan kalau Dia adalah dalang dari semua kejadian ini. Asal kau tau bung,itu semua cuma muslihat nya untuk mengelabuhi mu agar kau bisa jauh dari keluarga mu,itu semua di lakukan nya karena semata-mata hanya untuk mengejar kekayaan saja. Semua itu sudah di atur bung" Sambung nya lagi.
"Tidak,kau pasti bohong! Tegar tidak mungkin mati,kau pasti salah!. Tegar masih hidup!" Teriak Domo,ia meraung menangis sejadi jadi nya.
"Dia tidak mungkin mati Mbok hu hu hu..." Tangis nya begitu memilukan. Tangan wanita tua itu membelai lembut di pundak nya berharap Mampu meredakan kesedihan di hati Domo.
"Maafkan aku Le"
"Lalu kenapa Mbok, kenapa kau membantuku? Kenapa tak kau biarkan saja aku mati di rumah itu? Kenapa Mbok?"
"Karena jika kau mati,tidak akan ada yang mampu membalaskan dendam keluargamu pada Raksa" ucap Mbok Kah geram saat menyebut nama lurah itu.
Domo masih larut dalam kesedihan nya,kini Dia hanya hidup sebatang kara. Dia sudah tak punya apa-apa saat ini,bahkan rumah yang sudah di bangun nya dengan susah payah pun telah habis rata dengan tanah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
nuna nanaa_
Thor ya Allah suka bgt lu nyiksa hidup si Dono ya Allah😓
2023-01-06
0