13

Andhara yang tersadar Bagas memeluknya, segera melepaskan pelukannya.

"Apaan sih, kesempatan deh,"

"ya mau gimana lagi Dhara, kamu ketakutan."

Andhara terdiam, kemudian mengeluarkan ponselnya melihat jam di layar ponselnya.

"Sudah lewat jam sembilan, tapi hujannya masih deras."

"Sabar dulu, kalau udah agak reda, kita langsung cabut."

Andhara merasa khawatir kalau seandainya hujan tak segera reda, bisa jadi semalaman duduk berduaan dengan Bagas.

Kalau Bagas ya senang saja bersama Andhara.

******

Sementara di kosan, Yunita bermaksud memberikan sesuatu untuk Andhara. Yunita berulang kali mengetuk pintu, tentu saja tak dibukakan, karena Andhara belum pulang.

Dalam hati Yunita berpikir mungkin Dhara sudah lelap tidur.

Yunita memutuskan untuk kembali membawa makanan itu pulang. Hujan sudah mereda.

Ketika Yunita hendak masuk ke rumahnya, tiba-tiba terdengar suara mesin motor berhenti di gang.

Yunita menoleh ke arah suara mesin berhenti tersebut, ia sangat terkejut dengan siapa yang ia lihat.

Yunita mengurungkan niatnya masuk ke dalam rumah, tetap berdiri di depan pintu sambil memegang kotak makanan berisi kue.

Andhara berjalan perlahan ke kosan, sementara Bagas langsung pulang meninggalkan Andhara, karena memang waktu sudah malam.

Ketika Andhara telah membuka pintu kosan, Yunita mendatanginya.

"Kamu dari mana saja?"

Andhara terkaget sambil mengelus dadanya dan berkata,"Mbak Yuni bikin kaget aku saja. Ayo ngobrolnya di dalam sambil duduk."

"Ya maaf kalau bikin kamu kaget, tapi ngobrolnya gak lama-lama ya. Biasa suamiku lagi di rumah. Entar ngomel-ngomel."

"Beres Mbak,"

Yunita membuntuti Andhara masuk ke dalam kosan, Andhara menyalakan lampu sehingga tampaklah kotak makanan tetap dipegang Yunita.

"Mbak Yuni bawa apaan itu?"

"oh iya, sampai kelupaan. Ini tadi kan hujan, terus Riska minta dibuatkan bolu kukus pelangi, Mbak ingat kamu jadi sengaja aku bagi sedikit. Tapi saat ke sini gak dibukakan pintunya, ternyata dan ternyata kamu belum datang. Aku kira sudah tidur pulas."

Andhara tersenyum sambil berkata,"sudah ... penjelasannya, gantian aku ya Mbak. Katanya gak boleh lama-lama lha Mbak Yuni saja jelasin panjang lebar. Kalau dihitung berapa menit, berapa detik."

Wahyuni tertawa sambil menutupi mulutnya dengan tangan kanannya, hingga tampak kedua pipinya menggembung.

Andhara menceritakan dari awal sampai kenapa dia bisa pulang terlambat.

Wahyuni berdehem sesaat setelah Andhara selesai bercerita.

Ketika Yunita hendak bertanya lebih banyak lagi, seseorang datang dan berhenti di depan pintu.

"Masih mau lanjut atau gimana ini, pamit cuma sebentar. Ditungguin malah hampir setengah jam gak pulang-pulang," ujar Herman suami Yunita dengan muka cemberutnya.

Yunita mengurungkan niatnya agar suaminya tak tambah mengomel, dan memberi kode pada Andhara untuk lanjut besok saja.

Andhara tersenyum melihat tingkah Yunita yang mendekati sumainya dan menarik tangannya keluar sambil melambaikan tangan pada Andhara tak lupa mengucapkan salam.

Andhara segera mengunci kembali pintu, dan bergegas membersihkan diri. Baru sadar saat ini ia mengenakan jaket Bagas.

Andhara melepas jaket dan menggantung di dekat kamar mandi.

Melihat kasur yang menggoda, Andhara menghempaskan tubuhnya dan membalikkan badannya, melihat ke sudut ruangan, tampak jelas jaket tergantung.

Bayangan saat ia memeluk Bagas masih belum bisa hilang dari hadapannya.

Rasa kantuk dalam sekejap telah membuat dirinya tertidur.

******

Sementara di rumah Bagas, orangtua Bagas sudah tidur. Sedangkan Bagas masih rebahan membayangkan kembali saat dirinya memeluk Andhara.

Suasana kamar Bagas masih sama, hanya sudah berganti sprei motif batik.

Foto-foto Andhara masih terpajang di dinding. Bagas tak henti tersenyum seorang diri. Betapa senangnya malam ini. Pelukan dadakan, suatu kejutan tersendiri buat Bagas.

"Andhara ... kutunggu kau sampai kita resmikan hubungan ini," ucap Bagas pada selembar foto Andhara yang ia keluarkan dari dalam dompet.

"Aku akan merubah penampilanmu menjadi perempuan seutuhnya seiring berjalannya waktu."

Malam semakin larut namun Bagas belum juga tertidur, ia membolak-balikkan badannya di atas kasur. Membayangkan Andhara seolah masih dalam pelukannya.

Suara langkah kaki mendekati kamar Bagas yang jarang dikunci saat malam hari.

"Belum tidur juga anak Ibu,"

"eh Ibu, belum bisa tidur. Ibu sendiri kok terbangun,"

"tadi Ibu nunggu kedatangan kamu, pengen tahu gimana ceritanya kamu sama Andhara, tapi karena Ibu mengantuk berat. Ibu tidur duluan, dan barusan terjaga dari tidur mau ke kamar mandi. Ibu lihat kamar kamu masih terang, jadi Ibu masuk."

Bagas memeluk Ibunya, Ningsih membalas pelukan putra kesayangannya dengan berulang mengusap rambutnya dan mengecup kening.

"Bu, malam ini Bagas senang sekali. Baru kali ini dapat kesempatan dipeluk Andhara."

Ningsih yang sangat antusias melepaskan pelukannya dan berkata," yang benar Nak, kamu dipeluk Andhara. Berarti Andhara sudah siap menerima pinangan kamu."

Bagas senyum-senyum, dan kembali memeluk Ibunya.

"Bagas belum selesai ceritanya, tadi pas perjalanan pulang kita kehujanan dan aku putuskan untuk berteduh, karena hujannya sangat deras. Kebetulan kita berteduh di teras rumah kosong sepertinya dan duduk di kursi papan. Saat itu ada petir dan Andhara sangat takut, sehingga tanpa ia sadari tangannya memeluk erat aku Bu. Ya aku tak mungkin menyia-nyiakan kesempatan itu. Kubalas lah pelukan Andhara dengan penuh semangat."

Ningsih merasa sangat senang dengar kabar yang menurutnya sangat menggembirakan buat putranya. Tak menutup kemungkinan Bagas segera bisa menikahi Andhara.

Bagas belum juga melepaskan pelukannya dari Ningsih. Memang Bagas sangat manja dengan Ibunya, maklum Ningsih dan Prayitno selalu memanjakan Bagas karena memang cuma Bagas seorang karunia pernikahan mereka selama ini.

Ningsih berulang kali mengusap punggung Bagas sambil mencium keningnya.

Dan seperti halnya anak kecil yang dibina bobokan, ia tertidur dalam pelukan Sang Ibu.

Perlahan Ningsih melepaskan pelukannya, dan memposisikan Bagas di tempat tidurnya. Kemudian menyelimuti dan meninggalkannya.

******

Minggu pagi yang cerah di rumah Yunita sudah berisik, karena Riska minta diajak jalan-jalan sedangkan Sang Ayah ingin beristirahat karena merasa kecapekan karena semalam habis bermain di atas ranjang dengan Sang Ibu. Maklum pasangan masih muda bisa melakukan berulang kali, apalagi Riska semalam tidurnya nyenyak.

"Ya sudah, Riska main ke Mbak Dhara saja, malas di rumah cuma gini saja," ujar Riska sambil berlari keluar rumah.

Yunita membiarkan putrinya bermain, karena mainnya gak pernah jauh cuma ke kosan Andhara.

Mendengar suara Riska pamitan ke kosan Andhara, Herman segera bangun dari tidurnya dan mendekati Yunita yang masih sibuk membersihkan rumah.

Tiba-tiba Herman memeluk tubuh Yunita dari belakang dan berulang mencium lehernya.

Yunita hanya tersenyum merasakan perlakuan suaminya, kemudian ia meletakkan kemoceng yang masih ada dalam pegangan.

"Bukannya semalam sudah lebih dari sekali Mas,"

"iya sih, tapi aku masih kepingin sekali lagi mumpung Riska main, boleh kan."

Yunita menganggukkan kepalanya dan membalas ciuman Herman dengan lembut.

Herman mengunci pintu sebelum membopong Yunita masuk ke dalam kamar untuk melancarkan aksinya.

Bersambung

Jangan lupa like, ketik komentar dan kasih hadiah maupun vote buat Author ya ...

Terimakasih

Salam Manis

TRIO A

Terpopuler

Comments

⨀⃝⃟⃞☯æ⃝᷍𝖒 𖣤​᭄Mamakeᶬ⃝𝔣🌺

⨀⃝⃟⃞☯æ⃝᷍𝖒 𖣤​᭄Mamakeᶬ⃝𝔣🌺

wadauuuu mas mas,,anakmu minta jalan jalan kamu ngnatuk sekalinya anakmu main keluar kamu malah ngajak ibunya main kuda kudaan🙈🙈🙈🙈🙄🙄

2021-06-29

2

Яцяу

Яцяу

diihh punya tetangga kaya gitu malah enak enakan anaknya dibiarin main ke tetangga sebelah 😂😂😂

2021-02-21

1

🌻Miss Kalem🌻

🌻Miss Kalem🌻

Smngt up.. salam hangat dari ADA APA DENGAN JODOHKU❤️❤️❤️

2021-02-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!