11

Cuaca hari itu sangat panas, tenggorokan Andhara terasa sangat kering. Apalagi sikap Wahyuni dari pagi membuat diri Andhara seperti orang tak berguna.

Sungguh suasana di toko terasa panas. Wahyuni tak berubah sikapnya. Dan tetap pasang muka cemberut. Entahlah Andhara mengira Wahyuni sedang datang bulan atau mau datang bulan mungkin.

Masih sempat Andhara menggoda Wahyuni,"Mbak gak pengen minum es kelapa muda yang dijual di dekat salon kecantikan sana, kalau mau sekalian aku belikan. Biar yang panas -panas jadi adem."

Wahyuni justru marah-marah gak karuan,"eh Dhara, kamu ini pengen keluar terus ya. Ngapain beli jauh-jauh, tunggu saja ntar juga ada yang lewat jualan. Lagian kalau kamu tinggal terus ada yang beli gimana."

"Kan seperti biasanya, aku pesan terus kutinggal dan pastinya diantar sama babang ganteng."

Wahyuni semakin memanyunkan mulutnya, apalagi Andhara langsung keluar meninggalkan toko begitu saja.

Kebetulan saat Andhara masih berjalan menuju penjual es degan di perjalanan, ia diikuti Yusuf dan Ikbal.

Andhara sangat kaget, lagi-lagi Yusuf mengekor.

"Hay Dhara, kamu mau kemana?"

"loh, kalian ini tak kerja atau memang gak ada kerjaan," ujar Andhara menghentikan langkahnya.

Ikbal mematikan mesin motornya, dan Yusuf turun dari boncengan dan mendekati Andhara.

"Kebetulan kita ada kerjaan dekat sini nganter pesanan kerudung. Dan sekalian saja main, tadi lewat depan toko, cuma nampak Wahyuni saja. Mukanya seram, pas Ikbal tanyain kamu kemana jawabnya, ngapain cari Andhara."

Andhara tersenyum dan berkata,"terus gimana kalian tahu aku ke sini,"

"Dengan mata batin kami," sahut Ikbal sambil ketawa.

Perjalanan Andhara menuju penjual es degan terhenti oleh Ikbal dan Yusuf. Tanpa sungkan Andhara menyampaikan arah langkahnya sebenarnya mau beli es degan.

Dengan cepat Yusuf mengeluarkan uang dari dompet dan meminta Ikbal untuk membeli 3 porsi.

Dan Yusuf menemani Andhara kembali ke toko, kuatir Wahyuni semakin menjadi kesalnya.

Dalam perjalanan Yusuf sedikit berbicara, karena Andhara tergesa-gesa. Setibanya di toko Andhara disambut dengan tatapan sinis Wahyuni, apalagi di belakang Andhara ada Yusuf.

Yusuf menyapa Wahyuni,"hai Yun,"

"hai Mas, kok ikut ke toko, mana Ikbal?"

"masih beli es kelapa muda."

"Owh."

Suasana semakin tak menyenangkan, Wahyuni bersikap sangat tidak mengenakkan Andhara, beruntung Andhara bisa mengontrol emosi.

Yusuf juga merasakan sikap Wahyuni yang menyudutkan Andhara, seolah apapun yang dikerjakan Andhara tak ada yang benar.

Tak berapa lama kemudian Ikbal datang membawakan es kelapa muda tiga porsi dan menyerahkan pada Andhara.

"Banyak sekali, kan cuma aku saja yang kepingin," ujar Andhara sambil melirik Wahyuni yang memanyunkan mulutnya.

"Gak pa pa biar ademnya tahan lama," sahut Ikbal.

Yusuf melirik Ikbal memberikan sebuah isyarat bahwa suasana di toko tak nyaman, dan mengajak Ikbal untuk segera meninggalkan toko.

Yusuf dan Ikbal berpamitan pada Andhara juga Wahyuni.

Sepeninggalan Yusuf dan Ikbal, Andhara segera menikmati es kelapa muda tersebut, sebelumnya juga menawarkan pada Wahyuni. Namun Wahyuni menolak, dengan alasan tak berselera.

Andhara menyisakan dua bungkus di tempat istirahat. Kemudian melanjutkan aktivitasnya kembali.

******

Sementara di tempat kerja Bagas sedang berbincang dengan Ramdan, Bagas menceritakan tentang kejutan yang ia berikan pada Andhara, juga mimpi basahnya semalam.

Ramdan tertawa terbahak-bahak mendengarkan cerita Bagas.

"Kalau seperti itu terus, tiap hari kamu harus cuci sprei Gas,"

"ya, itu juga di luar kemauan aku Mas,"

"mending yang nyata saja, segera halalkan Andhara, agar kamu bisa mendapatkan yang kamu mau."

Dengan jawaban yang sama, bahwa Andhara belum siap berumahtangga.

"Kalau saja Andhara siap, aku gak perlu sampai seperti ini Mas,"

lagi-lagi Ramdan tertawa mendengar keluh kesah Bagas.

"Aku saja ya Gas, meskipun belum menikah, tapi ada mesra-mesraannya dalam pacaran. Tapi kita tahu batasan, agar tak sampai terjadi yang tidak-tidak. Padahal juga kepingin tapi sama-sama bisa nahan. Kita ada target untuk menuju ke pernikahan."

"Kalau misalnya seperti itu aku juga mau Mas, tapi Andhara susah banget, kupegang tangannya saja dia marah-marah gak karuan. Tapi meskipun begitu, aku tak rela kehilangan dia, aku sabar menunggu untuk bisa menghalalkannya dalam sebuah ikrar suci."

Ramdan tak komentar apapun, tapi sesaat kemudian muncul ide untuk membantu Bagas.

Ramdan menyampaikan suatu ide,"Gas, gimana kalau malam minggu ini kamu ajak Andhara main. Aku juga mau ajak Dania bersamaku, jadi biar Andhara bisa kenal sama Dania."

Bagas diam sejenak, kemudian berkata,"aku tanya dulu sama Ibu."

"Ini dia, kejelekan kamu. Selalu melibatkan orangtua dalam hal percintaan. Coba deh, kamu putuskan sendiri dan bersikap lebih dewasa terutama urusan percintaan."

"Belum berani aku Mas,"

"ya elah, katanya saja berani menikah. Tapi mau ngajak main cewek tanya Ibu dulu. Bagas ... Bagas ... ayolah, rubah cara pikir kamu. Lebih tegas dalam mengambil keputusan."

Bagas diam merenungkan perkataan Ramdan, ada benarnya juga nasehat Ramdan. Bahwa dirinya harus lebih tegas dalam membuat keputusan.

Tak terasa jam istirahat sudah berlalu, Bagas dan Ramdan melanjutkan pekerjaannya.

******

Hari Sabtu telah tiba, dan ternyata Bagas menyetujui saran Ramdan. Tapi sebelumnya Bagas sudah mendapatkan restu dari Sang Ibu tercinta.

Pagi-pagi Bagas sudah semangat berangkat kerja, ia menyempatkan diri untuk ke tempat kerja Andhara.

Wahyuni kebetulan datang lebih awal dari biasanya, ia datang lebih awal dari Andhara maupun Siska.

"Mbak Wahyu, Andhara tumben belum datang,"

"entahlah, emang aku emaknya yang selalu tahu urusan Andhara."

Bagas yang mendengarkan jawaban Wahyuni agak kesal, ditanya baik-baik jawabnya gak karuan.

Tak berapa lama kemudian Andhara datang bersamaan dengan Siska, rupanya Siska sengaja menjemput Andhara.

Tak perlu menunggu lama, Bagas segera mendekati Andhara dan menyampaikan keinginannya untuk mengajak Andhara main malam mingguan, Bagas juga memberitahukan bahwa nanti bakal ada Ramdan dan Dania.

Mendengar ada Ramdan dan Dania, Andhara mengiyakan ajakan Bagas.

Alangkah senangnya Bagas mendengar jawaban iya keluar dari mulut Andhara.

Bagas segera meninggalkan tempat kerja Andhara.

Siska berulang kali menggoda Andhara.

"Wah ... yang mau kencan malam mingguan."

"Apaan sih, biasa aja Sis. Lagipula ada Ramdan dan ceweknya juga. Makanya aku mau."

Siska tersenyum mendengar jawaban Andhara.

******

Tak terasa malam sudah datang, sebelum tutup toko Andhara sudah menyempatkan diri untuk sholat di toko. Agar saat Bagas menjemput Andhara sudah siap.

Bagas menjemput Andhara tepat setelah tutup toko dan saat bersamaan Yusuf dan Ikbal ingin bertemu Andhara.

Suasana terasa tak nyaman, tatapan mata Yusuf tertuju pada Bagas. Sementara Bagas tak menghiraukan Yusuf maupun Ikbal.

Andhara memberitahu pada Yusuf dan Ikbal bahwa ia sudah dijemput Bagas untuk ke suatu tempat.

Yusuf semakin dongkol mendengar pernyataan Andhara, apalagi melihat Andhara naik motor dibonceng Bagas.

Seketika muka Yusuf memerah, dan jari tangan kanannya mengepal.

Bersambung

Jangan lupa like, komentar dan kasih vote juga hadiah buat Author ya

Terimakasih

Salam Manis

TRIO A

Terpopuler

Comments

⨀⃝⃟⃞☯æ⃝᷍𝖒 𖣤​᭄Mamakeᶬ⃝𝔣🌺

⨀⃝⃟⃞☯æ⃝᷍𝖒 𖣤​᭄Mamakeᶬ⃝𝔣🌺

yusuf juga suka y sma dara🙈🙈🙈🙈
usaha aja trus babang yusuf,siapa tau jodohkan 😁😁😁

2021-06-19

1

Яцяу

Яцяу

next next next

2021-02-17

0

Momy

Momy

etdah yusuf cemburu...yusuf sini ma aku aja malming nya

2021-02-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!