🌸🌸
Setelah kepergian Abi, Zoya segera menutup pintu rumahnya dengan menunjukkan wajah sendunya. perlahan ia berjalan menuju kamarnya, menyeret kopernya mendekati lemari untuk memasukkan pakaiannya ke dalam lemari pakaian itu. dengan rapi, Zoya memasukkannya pelan-pelan agar tidak kusut dan berlipat setelahnya Zoya meletakkan buku-bukunya disebuah meja yang bisa dijadikannya meja belajar. berberes-beres pun telah selesai, ia pergi ke dapur untuk mencari apa yang akan ia kelola menjadi masakan. ada sebuah lemari es, ia buka namun sayang, yang di cari Zoya tidak ada hanya kekosongan.
Kruyuk kruyuk..
Seketika Zoya menatap perutnya yang berbunyi, ia elus dan ia remat. Zoya bingung harus berbuat apa, pergi keluar mencari bahan masakan tapi ia tak tahu dimana.
"Ya allah, Zoya lapar.. belum ada bahan lagi" gumamnya mengeluh.
Tok tok tok,
Terdengar suara ketukan pintu berkali-kali, Zoya segera ke depan dengan jalannya yang cepat. hingga ia tiba didepan pintu memutar kunci dan membuka pintunya.
"Maaf buk, cari siapa?" tanya Zoya dalam bahasa korea.
"Saya pemilik kontrakkan, kamu Zoya kan?" tanya pemilik itu yang seorang wanita parubaya.
"Iya buk, mari masuk buk" ucap Zoya mempersilakan Ibu itu masuk.
"Tidak usah, ini untuk kamu bahan-bahan makanan untuk kamu masak" ucap Ibu itu memberi plastik yang berisi bahan masakan.
"Alhamdulillah, terima kasih bu" ucap Zoya menundukkan kepalanya.
"Ini ambillah, rumah ibu disana kalau ada apa-apa beritahu saja ya nak" ucap Ibu itu dengan tersenyum.
"Baik bu, terima kasih" ucap Zoya mencium pnggung tangan Ibu itu. setelahnya ia pergi meninggalkan penghuni barunya. Zoya segera menutup pintu dan pergi ke dapur.
"Alhamdulillah dapat rezeki, terima kasih ya Allah" ucapnya berdoa. segera ia buka kresek itu terdapat beras, telur, sayuran hijau, daging ayam dan bumbu-bumbu dapur. Zoya pun memasuki semuanya ke dalam lemari es dan meninggalkan satu buah telur, satu biji bawang merah dan daun bawang untuk ia masak.
Zoya memakannya dengan lahap setelah nasi telah matang. sangat lezat disaat perut sedang keroncongan apalagi cacing-cacingnya langsung tertidur setelah diberi makan oleh tuannya.
"Alhamdulillah, kenyang.. telpon Ummi dulu lah pasti Ummi sedang menungguku" gumam Zoya lalu segera pergi ke kamar dan mengambil ponselnya di atas nakas. menyalakan ponsel, mencari kontak Whatsapp Ummi dan menekan tanda video call.
Dreeet dreet
Tak menunggu lama, Ummi pun langsung menjawab.
"Hallo Zoya putriku..." sahut Ummi girang tak terkira.
"Waalaikumsalam Ummi" ucap Zoya seakan sedang menyindir Ummi.
"Eh eh Ummi lupa. hehe.. Assalamualaikum putriku, kenapa baru menghubungi Ummi hm?" tanya Ummi cemberut.
"Maaf Ummi, perut Zoya langsung lapar jadi terlupakan sama Ummi deh" jawab Zoya cengengesan.
"Dasar perut kamu itu, lapar mulu" ketus Ummi.
"Hehe, Ummi, Zoya jadi rindu nih" rengek Zoya.
"Ummi juga sayang, eh sudah dulu ya nak, pelanggan Ummi datang. daa.. Assalamualaikum" ucap Ummi yang melirik ke arah lain teryata pelanggannya datang dan Ummi segera berpamitan pada anaknya.
**
Dua hari kemudian, Zoya sudah masuk kuliah di salah satu universitas terkenal di negri gingseng itu. tampak Zoya tengah memerhatikan dosen menerangkan mata pelajarannya. Mahasiswa dan mahasiswi pun juga fokus dalam materi yang diterangkan dosen, hanya saja dua orang yang duduk dibelakang Zoya, tampak memandang sinis punggung itu. mereka mengata-ngatai Zoya yang berpakaian aneh, tubuh yang terbungkus kain hanya wajah saja yang terlihat. Zoya mendengar perkataan mereka, namun membiarkannya saja. Zoya tidak ambil pusing dan juga tidak sakit hati karna ia sadar dimana ia menginjakkan kaki.
Mata kuliah pertama telah selesai, Zoya merapikan bukunya dan memasukinya ke dalam tas. ia duduk sebentar, terdiam menatap sekeliling ruangan. banyak anak yang tidak melihat keberadaannya dan ada juga yang masih menatapnya sinis.
"Hai wanita aneh, apa pakaianmu tidak bisa seperti kami?? kau sangat mengganggu pemandangan saja" ketus anak yang duduk dibelakang Zoya. Zoya membalasnya hanya dengan senyuman dan beristighfar didalam hati.
"Kau begitu aneh, hanya senyum yang kau berikan" ucap mereka lalu pergi meninggalkan Zoya yang sendiri.
Kemudian gadis berkerudung ungu itu segera beranjak dari duduknya, dan pergi ke kantin untuk makan siang. Zoya hanya sendiri, tidak ada yang menemaninya. wanita itu tampak sedikit bingung karna kantin yang begitu ramai dan tidak ada tempat duduk yang tersisa. Zoya pun menatap sekeliling mencari tempat dimana ia akan duduk, tampak ada sebuah pohon yang ada disamping kantin itu dan segera untuk memesan makanan dikantin.
"Bu, pesan satu ya" ucapnya dan diangguki oleh ibu kantin. Zoya hanya berdiri termangu menunggu sang ibu yang sedang meracik makanannya setelah beberapa menit, ia memberikan pesanan itu kepada Zoya dan membayarnya dengan uang yang pas. Zoya segera menghampiri pohon itu dan duduk dibebatuan walau bajunya sedikit kotor namun Zoya tidak menghiraukannya dan lebih mementingkan cacing-cacingnya yang kelaparan.
"Lihatlah wanita itu,.ia tidak malu duduk ditempat kotor" bisik salah seorang wanita.
"Malang sekali ya.. tapi lucu lho, dia terlihat berbeda" sambung yang lainnya. begitulah sekiranya ungkapan yang keluar dari mulut-mulut mereka yang memandang rendah sosok Zoya. Zoya hanya bisa bersabar dan menerima cacian itu. justru itulah Zoya sangat menginginkan sekolah di Turki yang mayoritasnya adalah umat muslim tapi takdir berkata lain, memang takdirnya yang membawa Zoya ke negeri gingseng itu.
"Alhamdulillah, kenyang" lirihnya tersenyum lalu mengembalikan mangkuk dan gelas itu kepada ibu kantin.
"Ini bu, terima kasih" ucap Zoya kemudian pergi namun langkahnya terhenti karna Ibu tadi memanggilnya kembali.
"Tunggu!" ucapnya.
Zoya pun berbalik arah dan menghadap kepada ibu itu.
"Ada apa bu?" tanya Zoya.
"Kamu belum bayar! main pergi saja!" bentak Ibu itu berang.
"Tapi saya sudah bayar tadi bu, waktu ibu memberi mangkuk itu" ujar Zoya.
"Mana ada! kamu jangan bohong!" bentaknya kembali didepan umum. banyak anak-anak yang memerhatikan Zoya. mereka tertawa puas wanita itu dibentak Ibu kantin.
Allahuakbar.. allahuakbar..
Suara adzan menggema didalam ponsel yang terdapat disaku gamisnya, seketika anak-anak tadi terdiam mendengar suara asing itu. begitupun Zoya, teringat harus melaksanakan sholat dzuhur.
"Hai! kenapa menung!" bentak Ibu itu lagi membuyarkan lamunan Zoya.
"Aa...a.. baiklah,, ini bu" ucap Zoya memberikan uang lalu segera pergi untuk menghindari tatapan sengit mereka.
"Suara apa tadi?? bising sekali" ujar salah seorang pria.
"Entahlah beb, aneh sekali" ucap wanita di depannya.
Zoya pergi menjauh dari kantin dan kembali lagi ke kelas untuk mengambil mukena. Zoya bingung, apakah dikampus ini terdapat mushola atau tidak? ia segera pergi berkeliling menelusuri kampus yang sangat luas. Zoya menyerah, tidak menemukan mushola. namun dari jauh ia melihat tukang kebun dan berjalan menghampirinya.
"Permisi pak.." panggil Zoya dengan sopan.
"Iya nona, ada apa?" tanya bapak itu menatap Zoya dari bawah hingga atas.
"Maaf pak, saya mau bertanya apakah sekitar sini terdapat tempat ibadah muslim?" tanya Zoya dengan bibir yang gemeteran.
"Kamu mau sholat?" tanya bapak itu.
"*Ternyata bapak ini tau sholat"
🌸🌸*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
ukhty fulanah
agak kikuk tuh kalau salaman cium tangan ke org korea secara kan mreka biasanya tunduk gitu tradisinya
2023-08-22
0
Nur hikmah
uuh ibu kntin rese...g brkh tu....sbr zoya
2021-07-21
2
Lee Min Ho wife💑
aku berharapnya pake bahasa Korea trus ada terjemahannya gitu.. ternyata engga hehe..
2021-07-06
2