🌸🌸
Zoya telah tiba di dalam pesawat dan mencari tempat duduk yang sesuai dengan nomor bangkunya. Ia pun meletakkan tas kecil yang dibawanya dan menaruh ke atas tapi sayang, Zoya tidak sampai karna tubuhnya yang pendek itu. namun tiba-tiba seorang lelakitubuhnya menghampirinya yang melihat Zoya sangat susah untuk menaruh tasnya.
"Mari saya bantu" tawarnya mengambil tas Zoya hingga tak sengaja tersentuh jemarinya membuat Zoya terkejut lalu melepas pegangan itu.
"Sudah" ucap lelaki itu berlalu pergi.
Sedangkan Zoya terdiam teringat akan sentuhan itu.
"Astaghfirullah.." gumamnya. lalu Zoya menaruh tubuhnya di bangku itu, menyalakan ponselnya mendengar lantunan ayat suci dengan memakai earphone agar ia lebih merasa tenang dengan perjalanan menuju korea. sedangkan Abi Yusuf telah masuk ke dalam kokpit dan bersiap-siap untuk menjalankan kendaraan terbang itu. Zoya mengalihkan pandangannya ke arah jendela untuk melihat negaranya yang akan ia rindukan nanti apalagi keluarganya, Zoya merasa tidak tega meninggalkan Ummi sendiri.
Sedang asyik menatap luar jendela tiba-tiba lamunan terbuyarkan oleh para pramugari dan pramugara yang ingin memberi arahan dengan tariannya. Zoya menyimak gerakan demi gerakan tangan yang sedang memberi arahan, Zoya memasang seatbelt dan mendongak ke atas yang terdapat tempat oksigen apabila disaat saat terjadi kepanikan. Zoya mulai mengerti dengan arahan itu walaupun ini yang kedua kalinya ia naik pesawat.
Tak berapa lama setelah itu pesawat mulai meninggalkan daratan dan melayang ke udara tetapi tidak membuat penumpangnya terguncang.
"Bismillah ya Allah, semoga Zoya, Abi dan penumpang lainnya selamat sampai tujuan, aamiin" gumamnya berdoa dengan menengadahkan kedua tangannya. Zoya pun melanjutkan mendengar lantunan ayat suci sambil memicingkan mata hingga ia pun tertidur. Zoya terbangun saat ia mulai merasakan lapar karna cacing-cacingnya mulai berdemo. Zoya pun bingung, ia segera berdiri untuk mengambil tasnya yang tersimpan diatas kepalanya.
"Permisi Nona, saya saja yang mengambilkan" tawar seorang pramugari.
"Terima kasih" ucap Zoya mengambil tas dari tangan itu.
"Kalau anda membutuhkan sesuatu seperti makanan, minuman dan yang lainnya silakan bilang pada saya atau pramugari lainnya ya Nona" ucapnya sopan dan tersenyum ramah.
"Baik, terima kasih banyak atas perhatiannya" ucap Zoya tersenyum setelahnya ia pun duduk membuka tas kecil yang beriisi makanan dan minuman untuknya selama diperjalanan karna Ummi tau pasti anaknya itu bakal cepat lapar jadi Ummi sengaja menyuruh bibi membuat makanan dan cemilan untuk putrinya.
Tak terasa sudah waktu dzuhur, Zoya tau waktunya akan tiba karna adzan diponselnya selalu setia mengingatkan Zoya untuk melaksanakan ibadah utama itu. Zoya segera melakukan tayamum karna dengan itu lebih memudahkannya untuk melaksakan sholat disaat tidak ada air walaupun ia tau didalam pesawat terdapat toilet tetapi Zoya yang pemalu merasa enggan untuk melewati orang-orang yang sedang duduk.
Setelahnya Zoya memasang mukena, lalu melaksanakan sholat dengan duduk. Zoya sangat khushuk walaupun ada sedikit goncangan karna cuaca yang tiba-tiba hujan deras dan disertai dengan petir.
"Allahuakbar allahuakbar" ucap seseorang yang duduk dibelakang Zoya. Zoya tetap khushuk tak menghiraukan goncangan itu setelahnya ia berzikir dengan tasbihnya berharap perjalanan itu berjalan dengan mulus tanpa hambatan. Zoya telah selesai dan melepaskan kembali mukenanya, ia menoleh ke arah luar masih hujan deras seketika ia memejamkan matanya.
Keesokan harinya pukul tujuh pagi, pesawat pun mulai landing. Zoya bersyukur perjalanan kali ini sangat lancar walaupun menghadapi rintangan badai sejak semalam. itu berarti doanya terkabulkan oleh Allah yang maha menguasai. akhirnya Zoya turun menuruni pesawat dan menatap kota seoul yang sangat indah. Zoya tersenyum, ia pun turun dengan hati-hati.
Zoya menunggu Abinya yang sedang meminta izin untuk mengantarkan putrinya ke kontrakkan dan Abi bersyukur ia diberi waktu satu jam untuk menemani anaknya dan beristirahat sebentar. Abi Yusuf berjalan menghampiri anaknya yang sedang menunggu disebuah kursi.
"Sayang, ayo kita ke kontrakkanmu" ajak Abi.
"Abi sudah dapat izin?" tanya Zoya.
"Sudah. dan waktu Abi hanya satu jam. itu paman chan menunggu kita, ayo" ucap Abi lalu menunjuk temannya yang bernama Chan yang sedang menunggu mereka.
"Sudah lama Chan?" tanya Abi dalam bahasa korea.
"Tidak kok baru saja, ayo kita pergi" ajaknya mengambil koper milik Zoya dan menaruhnya di bagasi.
"Terima kasih paman" ucap Zoya dengan bahasa korea. Zoya sudah mahir dalam semua bahasa karna Abi slalu mengajarkannya untuk menguasai seluruh bahasa di dunia.
"Kamu bisa bahasa korea?? sangat hebat" puji paman Chan dan Zoya hanya tersenyum dan menundukkan kepalanya.
"Aku yang mengajarkannya, itu sangat penting apalagi ilmu dan bahasa arab" timpal Abi Yusuf.
"Bagus, kau memang ayah yang hebat" puji paman Chan.
Akhirnya dalan waktu lima belas menit, mereka telah tiba di kontrakkan yang akan ditempati Zoya selama masa pendidikan. Abi sengaja mencari kontrakkan yang cukup dekat agar waktunya bertemu sang putri tidak mempet dengan pekerjaannya.
"Terima kasih Chan, ayo masuk dulu.. setengah jam lagi aku juga masih membutuhkanmu" ucap Abi Yusuf cengengesan.
"Kau ini, baiklah kalau begitu. untung saja aku sedang libur" ucap paman Chan. Zoya memandang kontrakkan itu, cukup nyaman menurutnya. segera ia menghampiri rumah itu yang pintunya sedang dibuka paman Chan.
"Ayo masuk" ajaknya dan Abi juga Zoya turut masuk ke dalam rumah itu. Zoya memandang sekeliling rumah itu, dari dinding, atas dan perabotan yang ada, sangat bagus menurutnya.
"Gimana nak, kamu nyaman dengan rumahnya?" tanya Abi Yusuf.
"Sangat nyaman bi, Zoya suka" ucapnya tersenyum.
"Syukurlah nak, ayo kita lihat kamarmu" ajak Abi dan Zoya pun mengikutinya.
"Nah, ini kamarnya walau tak sebesar kamarmu" ucap Abi menunjukkan kamar itu.
"Alhamdulillah lah bi, yang penting nyaman tidak dilihat besar kecilnya" jawab Zoya.
"Abi bangga padamu sayang" puji Abi memeluk anaknya.
"Ehem!! Ini kopernya disini saja yaa" ucap paman Chan membuyarkan mereka.
"Hehe iya Chan taruh situ saja" ucap Abi.
"Abi, kasihan paman Chan. seharusnya Abi bantuin" ketus Zoya.
"Iya Abimu ini pemalas sekali, hehe paman becanda" ucap paman Chan bergarah.
"Abi dan Paman Chan duduk saja, Zoya akan buatkan teh hijau" suruh Zoya dan segera merogoh tasnya untuk mengambil teh hijau yang dibawanya lalu berlalu ke dapur. dilihatnya seluruh dapur sudah terdapat alat makan dan alat masak, ada juga air galon yang sepertinya masih baru. pasti pemilik kontrakkan yang menyiapkannya, pikir Zoya. tak lama kemudian, Zoya membawa tiga gelas teh hijau diatas nampan dan menaruhnya dimeja ruang tamu.
"Abi, Paman, silakan diminum" tawar.Zoya tersenyum.
"Terima kasih Zoya" ucap Paman Chan.
Setengah jam kemudian, Abi Yusuf pun pamit pada sang anak. Zoya memeluk Abinya hingga mengeluarkan air mata. Zoya sangat rindu pada orang tuanya, rasanya waktu sangat cepat berlalu.
"Nanti Abi kembali lagi bersama Ummi ya nak, kamu hati-hati disini dan jaga diri" nasihat Abi mengecup kening putrinya.
"Hiks hiks Abi.. bolos saja sehari ini ya" pinta Zoya.
"Hehehe tidak mungkin sayang yang ada Abi malah dipecat, Abi pergi dulu yaa" ucap Abi mengelus kepala anaknya dan Zoya terpaksa mengangguki.
"Assalamualaikum" ucap Abi
"Waalaikumsalam.. hiks hiks" balas Zoya sambil menghapus air matanya. hingga Abi Yusuf pun sudah tidak terlihat lagi dari pandangan Zoya.
🌸🌸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Ryta Maya
kan ceritanya hehehehhe
2021-06-17
1
Nur Fatimah
Thor, saat pesawat take off kan ponsel dan alat elektronik lain harus non aktif karena kinerja alat2 elektronik itu beresiko besar mengakibat kan kekacauan pada seluruh sistem kinerja mesin pesawat yang bisa memicu kecelakan
2021-05-30
5