🌸🌸
Beberapa hari kemudian, Zoya tengah sibuk mempacking pakaiannya ke dalam koper dan beberapa buku dan alat-alat lainnya untuk kuliah di Korea, kebetulan Abi yusuf akan pulang hari ini karna jadwalnya libur dari penerbangan.jadi Zoya bisa berkumpul dulu dengan keluarganya sebelum berangkat ke Negeri gingseng itu.
ting tong ting tong
Suara bell berbunyi pertanda ada tamu yang datang, entah siapa belum tau yang pasti Bi ira langsung menghampiri pintu utama dan membukanya lebar-lebar.
"Eh neng Mei-yin.. mau cari neng Zoya ya?" tanya Bibi.
"Iya bi. Zoya nya ada kan?" tanya Mei.
"Ada neng, silakan masuk.. neng Zoya berada dikamar" suruh Bibi mempersilakan Mei-yin. Mei-yin sering bermain mengunjungi sahabatnya itu dirumah terkadang Zoya sangat susah untuk diajak keluar walau sekedar jalan-jalan menghirup udara kota bandung. Mei-yin pun segera memasuki rumah Zoya dan berlari menaiki tangga menuju kamar sahabatnya. rumah Zoya sudah seperti rumahnya sendiri, terkadang mereka seperti saudara yang sangat akur.
Dengan santainya, Mei langsung saja membuka pintu kamar tanpa mengetuk dan mengedap-ngendap jalan menghampiri Zoya yang sepertinya sedang mengambil buku untuk dimasukkan ke dalam koper.
Dooooooor......
Zoya terkejut sesuatu mengejutkannya, ia membalikkan tubuhnya dan mendengus kesal melihat orang yang mengagetkannya.
"Ih Mei-yin!! hampir saja copot jantungku tau" rengek Zoya memasang wajah cemberut.
"Hahahaha habisnya kamu serius kali tau" ucap Mei tertawa dan Zoya pun tak memperdulikannya lagi. Mei pun menghampiri kasur, membaringkan tubuhnya ia teringat dua jam lagi akan terbang ke italy bersama pacarnya Andrew. ya, Andrew juga kuliah disana maka dari itu Mei-yin juga menginginkan kuliah di Italy agar bisa lebih dekat dengan kekasihnya.
"Zo, kamu gak ucapkan kata perpisahan gitu sama aku?" tanya Mei.
"Emangnya kamu mau berangkat sekarang?" tanya Zoya yang sedang menutup kopernya.
"Iya, dua jam lagi aku berangkat" ucapnya sendu.
"Aaah Mei-yin, aku pasti sangat merindukanmu" ucap Zoya menghampiri Mei dan memeluknya.
"Aku juga.. pasti kita ga akan ketemu lagi" ucap Mei.
"Jangan ngomong gitu, kita pasti bertemu lagi kok" sanggah Zoya.
"Kita harus sering berkomunikasi pokoknya" seru Mei-yin mengacungkan jari kelingkingnya.
"Itu pasti sahabatku, kamu harus hati-hati disana jaga diri kamu jangan sampai Andrew menyentuhmu sedikit saja" celoteh Zoya memceramahi sahabatnya itu.
"Siap bos! kamu juga harus jaga diri. ohya, kalau kamu tau konser Bts kasih tau aku yaa.. aku akan langsung terbang ke korea" ucap Mei-yin dengan semangat empat limanya.
"Heem... Bts lagi Bts lagi.. apa sih hebatnya mereka?" heran Zoya.
"Mereka cute banget tau, jadi pengen deh dapati salah satu dari mereka apalgi jungkok, aaaaah tuhaaaan......" teriaknya heboh.
"Dasar kamu ini, terlalu menyukai orang yang tidak mengenalmu" ledek Zoya.
"Heemmm.. kamu itu karna belum pernah melihat mereka. skali memandang pasti langsung klepek-klepek" ucap Mei menghayal wajah jungkok. dan Zoya pun memilih diam saja daripada meladeni sahabatnya yang gila k-pop itu.
Hening, kedua wanita itu sedang berbaring memandang langit-langit kamar, entah apa yang mau dibicarakan Zoya pun bingung. Zoya tipe wanita yang harus diajak ngomong baru ia akan ngomong. Mei-yin yang mengerti sahabatnya itu agak pendiam, ia pun membuka pembicaraan untuk menghentikan keheningan mereka.
"Zo, kamu kapan berangkat?" tanya Mei-yin.
"Besok Mei bareng Abi" jawabnya.
"Ooh, sekarang Abi kamu sudah pulang?" tanya Mei lagi.
"Sudah, dia libur tuh. besok bekerja lagi kebetulan tujuan abi terbang ke korea jadi bisaa deh barengan" jelas Zoya.
"Enak dong yaa" ucap Mei-yin dan diangguki oleh Zoya.
"Yasudah aku pulang dulu yaa.. Andrew sudah chatting aku nih dia sudah dirumah" pamit Mei-yin.
"Cepat amat ya, masih rindu tau" keluh Zoya duduk.
"Ayo kita berpelukan, jangan lupa sering-sering hubungi aku" ucap Mei.
"Pasti. kamu hati-hati yaaa.. yuk ku antar sampai depan" ucap Zoya dan mereka pun menuruni tangga dan Zoya mengantar Mei-yin sampai depan rumahnya.
"Daaaaaa Meei...." ucap Zoya melambaikan tangan.
"Daaaaa Zoya.. i miss you" ucap Mei-yin.
"I miss you too" balas Zoya hingga akhirnya Mei telah meninggalkan rumahnya membuat Zoya kembali sedih meratapi kepergian sahabatnya itu. Zoya kembali memasuki rumahnya, tiba-tiba ia terasa tenggorokannya kering dan Zoya berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum.
"Segernya... sampai lupa menawarkan minum pada Mei-yin. astaghfirullah" gumamnya setelah meneguk habis.
"Anak abi, kenapa ngucap gitu?" tanya Abi Yusuf yang baru saja tiba didapur untuk membuat kopi.
"Eh abi, mengagetkan saja. itu tadi Mei-yin kemari jadi Zoya lupa menawarkan minum. hehe" jelas Zoya cengengesan.
"Oalah nak, tapi tidak sengaja kan lupanya jadi tidak masalah" ucap Abi Yusuf.
"Hehe iya bi, Zoya rindu Abi" ucap Zoya memeluk abinya.
"Abi juga nak, inshaallah Abi akan sering-sering mengunjungimu disana yaa.. kemarin Abi sudah minta tolong pada teman Abi untuk mencarikanmu kontrakkan sayang, nanti Abi kasih" ucap Abi Yusuf.
"Terima kasih ya bi, Zoya ke kamar dulu" ucap Zoya berpamitan.
"Baiklah"
Zoya pun meninggalkan Abinya sendiri di dapur dan beranjak menuju kamar. Zoya memainkan ponselnya dan menonton film religi yang menyentuh bagi siapa saja yang menonton. hingga tak jarang membuat dirinya terkadang mengeluarkan air mata saat ada adegan yang membuat hatinya tersentuh.
Hari sudah menunjukkan pukul setengah empat, Zoya segera mematikan ponselnya dan segera membersihkan diri lalu mendirikan sholat. setelahnya Zoya berkumpul di ruang keluarga kebetulan kakak dan suami serta anak mereka datang berkunjung.
"Auzaaaaaaar........" teriak Zoya dari atas tangga saat melihat kakaknya duduk bercengkerama dengan orang tuanya. Zoya segera berlari tidak sabar untuk menggendong bayi mungil yang berumur satu tahun itu. sesampai didepan kakaknya, Zoya mengambil alih keponakannya untuk ia gendong.
"Auzaaar... bayi mungilku.. sini tante gendong nak" ucap Zoya mengambil bayi itu dari pangkuan ibunya.
"Cup cup cup.. gemes sekali ponakanku ini" ucapnya.
"Lalalalala nte jowaa" ucap bayi itu dengan suaranya.
"Apa sayang?? mau biskuit? ini tante berikan" ucap Zoya tersenyum.
"Ehem! Zo...." panggil Ummi.
"Ya mi??" sahut Zoya yang masih sibuk dengan keponakannya.
"Kamu tidak salam dulu sama kakak dan kak iparmu, hm???" ucap Ummi.
"Hehehe Zoya lupa mi, habisnya Auzar langsung menghipnotis Zoya" ucapnya polos. melihat adiknya membuat Azura kakak Zoya tersenyum lucu begitupun Malik kakak iparnya juga tersenyum.
"Kakak ipar?? sehat?" tanya Zoya menyalimi kakak iparnya.
"Alhamdulillah sehat Zo asal kakakmu memberikan mas makanan sehat" jawabnya melirik Zura.
"Yaiya dong sehat kang, gak mungkin racun ku berikan" sanggah Zura.
"Kamu tidak salimi kakak, Zo??? gitu amat mentang mau ke korea langsung gak sapa kakak" ucapnya merajuk.
"Hehe jangan merajuk dong kak, Zoya kasih cipika cipiki nih" ucap Zoya mencium pipi kakaknya.
"Huwaaaaaaa.... huwaaaaa......" suara tangis Auzar menggelegar membuat semuanya terkejut.
"Aduh nak kenapa kok nangis?" tanya Zoya cemas.
"Huwaaaa...miiii....".tangisnya menunjukkan jemarinya pada Zura.
"Astaghfirullah Zoya, jari anakku kamu himpit" ucap Zura mengambil alih anaknya menghembus jari mungil itu agar tak sakit lagi.
"Aku kan gak sengaja"
🌸🌸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
ukhty fulanah
kakak ipar cowo? gaboleh dong salaman kan bukan mahram mereka. duhh semoga bisa diperbaiki yaa
2023-08-22
0
ukhty fulanah
bagus dong jadinya safar bersama mahram, klo safar sendiri kan gaboleh kalau perempuan
2023-08-22
0
susi 2020
😄😄😄
2023-01-16
0