"Pangeran dari Kerajaan Evertonia.
Putra Mahkota.
Coba eja sekali lagi. Pu-tra Mah-ko-ta."
Joy rasanya mau pingsan. "Selama beberapa bulan ini, aku pacaran dengan seorang yang tak kusadari, bukan hanya istimewa. Tapi, Yang Mulia."
Siapakah aku? Aku cuma gadis jelata, dari negara asing pula. Tak jelita apalagi ternama. Joy terduduk di lantai, pusing tujuh keliling.
Benar wajah Rey sering terpampang di tajuk utama berita, di televisi, dan laman berita daring. Ia terkenal.
"Siapakah aku? Aku mungkin hanya dipermainkannya selama ini. Makanya ia tak mau berterus terang. Setelah puas denganku, mungkin aku akan dia tinggalkan. Habis manis sepah dibuang."
Tapi, Joy teringat lagi chat-chat lama Rey. SMS mesra Rey. Ia bukan pria gombal. Ia tak suka mengumbar kata-kata kosong. Semua yang ia janjikan, selalu ia tepati.
"Aku bisa merasakan cintamu padaku, dalam sekali."
Rey bukan penggemar film cinta, jadi ini asli kata-katanya. Bukan dikutip dari kisah novel dan film Landi dan Leami yang terkenal itu.
"Aku bukan hanya suka kamu, Joy. Aku cinta kamu."
Dan semua itu dikatakan sambil menatap lekat mata Joy yang minus 8. Mata Rey sipit namun tajam dan indah. Dan ia bahkan tak berkedip saat mengucapkannya. Suaranya rendah menggoda, namun sangat laki-laki, sangat lembut sekaligus tegas.
"Rey, haruskah aku berpura-pura tak tahu, bila sebenarnya aku sudah tahu?"
"Sampai kapan kau sembunyikan semua dariku? Dan pertanyaan terbesar, mengapa?"
Semua pertanyaan Joy seakan terjawab instan pada pagi harinya.
Di depan rumahnya, seseorang meninggalkan sebuah amplop cokelat tebal.
"Apa ini? Tentunya bukan ijazahku." Joy melihat sana-sini, tapi si pengirim atau pengantar amplop kelihatannya sudah berlalu.
"Salam, Nona Joy dari Evernesia." Demikian isi sepucuk surat yang ada di dalam paket itu. Dan bersama surat ketikan itu, betapa terkejutnya Joy menemukan puluhan lembar foto-foto seukuran postcard yang tak asing baginya.
Potret candid Rey dengan dirinya. Di mana-mana. Di mal, di kafe, di kampus.
"Astaga." Joy bingung, "siapa yang melakukan hal ini. Paparazzi?"
"Namaku Liz, fotografer terlatih dari tim inteligen khusus Kerajaan Evertonia. Anda sebaiknya jauhi Yang Mulia Pangeran Rey dari Evertonia. Karena beliau akan segera kami kembalikan ke negaranya. Kami takkan segan-segan menyebarkan foto-foto ini di media sosial, di billboard, di televisi, hingga semua orang tahu Pangeran kedapatan berkencan gelap dengan seorang gadis asing, yang tak cantik apalagi ternama, dan kalian akan merasa malu dan terhina selamanya. Jadi demi kebaikan dan keselamatan kalian bersama,
Putuskan hubungan kalian. Putuskan Pangeran Rey."
"TIDAK !!!"
Joy berharap ini cuma main-main. Hanya mimpi buruk belaka. Sekarang aku akan terjaga dan bangun pagi seperti biasa. Dan semua ini akan lenyap.
Tapi, tidak. Foto-foto di tangannya sungguhan, jelas nyata dan tajam sekali. Dengan sangat ahli Liz mengambil jepretan saat-saat Rey mesra mencium Joy, saat mereka bergandengan tangan, bahkan saat berkendara berdua dengan motor.
"Rey, kamu ada di mana? Kita harus bicara."
"Aku di sini." Suara rendah itu menyapa. Joy menengadah. Pagi itu Rey datang tanpa bilang-bilang.
"Rey !! Aku baru mau.." Joy terdiam seketika. Hendak marahkah ia pada ketidakterusterangan Rey? Karena sekarang semua telah terbuka?
"Maafkan aku. Kulihat kau sudah tahu segalanya." Rey mendekat. Hendak memeluknya. Tapi Joy menjauh.
"Yang Mulia. Aku, aku..." ia terisak. Tak sadar, sejak papa meninggal dunia dan air mata dukanya mengering, pagi ini kembali menetes.
"Aku tak layak untuk Anda, Pangeran Reinhard. Aku bukan kekasih yang pantas untuk Anda." Ia tertunduk, terduduk di teras rumah membelakangi Rey yang berdiri di sisinya.
"Maafkan aku tak bisa langsung berterus terang kepadamu. Joy, aku.."
"Ya, aku tahu. Kau Pangeran Evertonia yang kabur dari negaramu sekian tahun silam. Sekarang di sini kau sebatang kara, merasa kesepian, dan ingin aku menjadi putri-putrianmu?"
"Bila aku jujur, kau takkan pernah mau padaku. Makanya aku sedang cari waktu yang tepat untuk mengatakannya padamu."
"Pulanglah, Rey. Biarkan aku berpikir, aku butuh waktu untuk mencernakan semua ini. Aku tak siap, Rey."
Rey hendak memeluk, namun Joy menepiskannya. "Baik, baik. Maafkan aku. Ini, semua foto ini, surat ini, aku tahu siapa mereka! Suruhan ayahandaku. Mereka akan kuberi pelajaran. Jangan takut, Joy. Aku tahu apa yang harus kulakukan.." geram Rey sambil mencampakkan foto-foto itu.
"Tapi hari ini, maaf banget, aku sedang tak ingin bicara denganmu Rey. Aku.. "
"Ya. Joy, aku mengerti. Aku akan pergi. Nanti malam aku akan kembali. Jawablah aku, akankah kaulanjutkan hubungan kita atau tidak. Karena,
Aku benar-benar mencintaimu."
Dan Rey menaiki sepeda motornya lagi, mengenakan helmnya, dan memandang Joy lagi sebelum berlalu. "Maafkan aku. Sampai jumpa."
Joy dari balik tirai air matanya diam-diam menatap balik. "Rey. Tunggu.
Jangan, jangan pergi!"
Namun Rey berlalu.
"Akankah ia datang lagi nanti malam? Marahkah ia padaku?"
Maafkan aku, Pangeran Rey.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Little Peony
Lanjut ya Thor ✨
2021-08-06
0
Perjuangan cinta Tuan Muda
keren critanya kak. 5 jempol lg sdh tjejak. salam dr Asisten Pribadi Tuqn Muda
2021-05-01
2
Reo Hiatus
Kami datang Thor 💖💖💖 terimakasih🐘🐘🐘🐇🐇🐇🐿🐿🐿🦃🦃🦃🐔🐔🐔🐓🐓🐓🐣🐣🐣🐤🐤🐤🐥🐥🐥🐦🐦🐦🐧🐧🐧🕊🕊🕊🐢🐢🐢🐳🐳🐳🐋🐋🐋🐬🐬🐬🐟🐟🐟🐠🐠🐠🐡🐡🐡🐙🐙🐙🐚🐚🐚🦀🦀🦀🐌🐌🐌🐛🐛🐛🐜🐜🐜🐝🐝🐝🐞🐞🐞🦐🦐🦐🦑🦑🦑.
2021-04-13
1