Pangeran.
Sudah lama sekali Joy tak membawa teman cowok ke rumah ini, dan sejak papanya tiada, satu-satunya makhluk berjenis kelamin jantan hanyalah Myumyu anjing kecil mixbreed mereka. Jadi Mama Joy nyaris tak percaya pada Tamu Agung mereka yang sedang meriang duduk sendirian berteman selimut di sofa tamu malam itu.
"Ada Pangeran di rumah kita! Kau bercanda!" Ia nyaris berteriak histeris.
"Astaga. Iya, betulan, Ma. Pangeran Rey dari Evertonia yang digilai semua ABG cewek gak kalah dari Pangeran Liam dari Inggrez." Mama nyaris tak bisa menahan greget mendengar kalimat Joy itu. "Jadi mama akan punya mantu pangeran sungguhan? Besanan sama seorang raja?" Matanya spontan berbinar-binar.
"Ah, mama!" Joy merasa mukanya panas, pastinya bersemu merah dadu karena malu. "Tak bisa begitu saja kali, masih lama banget atau mungkin juga tidak.."
"Lho kok?"
"Pangeran ya mestinya sama putri. Joy kan bukan seorang putri." rengut Joy sedih.
"Mungkin nanti, kan hidup tak ada yang tahu. Sana, temani pangeranmu. Tapi kau jangan lama-lama ya, tak sopan anak gadis malam-malam berdua dengan bujangan, uhh, pangeran lagi.."
"Iya Ma, Joy sebentar lagi tidur kok. Rey pasti bisa menjaga dirinya sendiri."
Mama Joy berlalu ke dalam kamar. Joy kembali duduk di sisi Rey.
"Terima kasih ya, kalian berdua. Sudah bertahun-tahun aku tak punya keluarga. Hidup seperti anak kost, makan Evermie, dan masak telur ceplok," dalam kondisinya yang ngantuk berat, Rey masih doyan bercanda.
"Jadi, kita lanjut?" tanya Rey lagi sambil tersenyum, mengerling mesra dengan matanya yang tinggal segaris.
"Uhh, iya." Joy tak bisa menahan gemas. Kalau saja Rey tidak sakit, sudah ia gelitiki habis-habisan. "Tapi seram, jadian sama pangeran. Paparazzi dan intel mengintip kita. Gak bisa bebas deh," keluhnya. Ups.
"Mau bebas seperti apa? Aku bisa kok bawa kita ke pulau pribadi tanpa diketahui siapa-siapa. Aku sendiri bukan orang kaya, belum bisa menghasilkan. Tapi teman-temanku kebetulan selalu menyuplaiku apa yang kubutuhkan secara diam-diam."
"Rey tambah ngawur saja." batin Joy setengah tak percaya.
"Tidurlah, aku di sini, tak bisa menemanimu tentunya, kau boleh memakai ruang tamu."
"Ya, tapi antar aku ya, dan minta dikecup di kening boleh?"
"Uh, sebal!" rutuk Joy. Tapi Rey memang kolokan. Joy mengantarkan pangerannya ke kamar. Dengan gembira pemuda itu membaringkan tubuhnya sambil diselimuti. "Bantal empuk. Ah, tidur dulu ya Joy, selamat malam."
Segera, Rey tertidur pulas. Joy masih di sisi tempat tidur, menatapnya tak percaya.
"Pangeran Rey. Dan ia betulan masih ingin pacaran denganku, jelata Joy."
Entah ini berkat atau bukan, keberuntungan atau malah ketidakberuntungan. Joy sadar, akan banyak pihak yang menentang keras bahkan tak segan-segan menghukum mereka.
Joy dulu sering ikut-ikutan papanya almarhum, duduk bareng di teras membaca koran sambil minum kopi. Jadi ia tahu banyak info. Ayahanda Rey dikenal sebagai raja yang keras memerintah rakyatnya. Kerajaan Evertonia dikenal sangat kolot, monarki abis, hampir seperti Kerajaan Inggrez. Siapa berani berkhianat atau melawan, akan segera dihukum, dideportasi, diasingkan. Status sebagai Pangeran atau Putra Mahkota tak selalu berarti aman. Rey bisa menghadapi sanksi tegas, bahkan bila raja mau, dijodohkan setiap saat secara paksa dengan putri tercantik yang sederajat dengannya.
Tanpa cinta.
Mungkin karena itu, Rey nekad kabur. Joy diam-diam merasa kasihan. Lebih mendingan jadi anak kost biasa yang walau hidup papa sebatang kara, namun bebas bagai burung gereja. "Rey melarikan diri dari sangkar emas kerajaan maha kaya. Ia selama empat tahun hidup dalam kesendirian hingga aku datang membawa.. malapetaka?"
Tidak. Cinta tak pernah salah.
"Rey, maafkan aku. Seandainya dulu tak kuangkat teleponmu. Mungkin kita tak pernah akan saling mengenal. Kau tetap aman di sana sampai kuliahmu selesai, jadi Sarjana Komputer seperti cita-citamu."
Tapi tidak. Semua sudah terjadi. Dan itulah yang berdefinisi takdir. Keras, kejam, tapi memang sangat menantang. Hubungan ini toh antara dua lajang, dan tak bisa dibilang terlarang.
Perasaan mereka, hati dan pikiran sudah berpadu.
Joy selalu merasa Rey adalah seseorang yang pernah ia temui jauh sebelum ia remaja. Dalam mimpi buruk yang ia alami saat sedang sakit panas tinggi. Saat ia tersesat sendirian dalam labirin penuh lorong hijau berlumut yang buntu.
Ia tak ingin ada di situ, dan rasanya ia sadari itu mimpi. Joy ingin segera bangun, dan bahkan ia berteriak tapi tak keluar suara. Inikah yang namanya ketindihan? bahkan matanya sempat terbelalak, tapi tak bisa bangun dari mimpi buruk itu.
Hingga Joy terus berjalan menelusuri lorong demi lorong bercabang dan berujung buntu, dan akhirnya menemukan sebuah ruangan besar kosong, hanya sebuah meja besar ada di tengah-tengahnya. Di atasnya duduk menunggu seorang asing. Ia tak tahu benar sesungguhnya pria atau wanita, hanya saja ia yakin benar itu sosok seorang pria.
Wajahnya disembunyikan sinar putih terang. Joy tak dapat melihat ia buruk rupa atau tampan. Tapi pria itu menggandeng Joy ramah. Mereka berjalan bersama hingga Joy bisa menemukan jalan keluar dari labirin berlumut itu.
Lalu, Joy terjaga. Namun mimpi belasan tahun silam itu awet terekam dalam memori fotografisnya.
"Rey, kaukah sang pria misterius dalam mimpiku itu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
🌻Yani Wi💕
Evermie.😂
2021-05-21
1
Reo Hiatus
Kami datang Thor 💖💖💖 terimakasih🐘🐘🐘🐇🐇🐇🐿🐿🐿🦃🦃🦃🐔🐔🐔🐓🐓🐓🐣🐣🐣🐤🐤🐤🐥🐥🐥🐦🐦🐦🐧🐧🐧🕊🕊🕊🐢🐢🐢🐳🐳🐳🐋🐋🐋🐬🐬🐬🐟🐟🐟🐠🐠🐠🐡🐡🐡🐙🐙🐙🐚🐚🐚🦀🦀🦀🐌🐌🐌🐛🐛🐛🐜🐜🐜🐝🐝🐝🐞🐞🐞🦐🦐🦐🦑.🦑🦑
2021-04-13
1
Whiteyellow
aku datang bawa like untuk mu
2021-04-10
1